Metode Dasar Meditasi
Food For Thought
The Key of Immediate Enlightenment
Sun Tzu The Art Of War
Encouraging Quotes And Excerpts
Encouraging Stories
Jokes
 A Page to Rest - 
Breathing Space
TABLE OF CONTENTS
Complete list of articles on
this site
 Free Downloads
     

Metode Dasar Meditasi
Ajahn Brahmavamso

(Disunting dari sebuah ceramah oleh Ajahn Brahmavamso selama
retret 9-hari
di Perth Utara, Australia Barat, Desember 1997)

NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
 

Bagian 1

Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi
orang melepas
dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram
di dalam.
Dalam semua jenis aliran mistik dan dalam banyak tradisi, ini
dikenal
sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman
dari pikiran
yang murni ini, terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan
membahagiakan.

Selama retret meditasi ini akan diperlukan kerja keras pada
mulanya, namun
embanlah kerja keras itu mengetahui bahwa hal itu akan
mengarahkan anda
untuk mengalami keadaan-keadaan yang sangat indah dan berarti.
Mereka akan
sebanding dengan usahanya! Merupakan sebuah hukum alam bahwa
tanpa usaha
orang tak dapat membuat kemajuan. Entah orang tersebut adalah
seorang
perumah-tangga ataupun rahib, tanpa usaha orang takkan sampai
ke manapun,
dalam meditasi atau apapun juga.

Usaha saja, walau demikian, tidaklah cukup. Usaha perlu
kecakapan. Ini
berarti mengarahkan energi anda persis pada tempat yang benar
dan menjaganya
di sana sampai tugasnya selesai. Usaha yang penuh kecakapan
tidaklah
merintangi maupun mengganggu anda, sebaliknya itu menghasilkan
kedamaian
yang indah dari meditasi mendalam.

Untuk dapat mengetahui ke mana usaha anda semestinya diarahkan,
anda harus
memiliki pemahaman yang jernih mengenai tujuan meditasi. Tujuan
dari
meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan
kejernihan pikiran.
Bila anda dapat mengerti tujuan tersebut maka tempat untuk
mengerahkan usaha
anda, cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut menjadi sangat
jelas.

Usahanya diarahkan untuk melepas, untuk mengembangkan pikiran
yang condong
pada pelepasan. Salah satu dari banyak pernyataan sederhana
namun mendalam
dari Sang Buddha adalah bahwa "seorang meditator yang
pikirannya condong
pada pelepasan, dengan mudah mencapai Samadhi (tujuan
meditasi)". Meditator
seperti itu memperoleh tingkat-tingkat kebahagiaan batin secara
hampir-hampir otomatis. Apa yang Sang Buddha katakan adalah
bahwa penyebab
utama untuk mencapai meditasi yang mendalam, untuk mencapai
tingkat-tingkat
yang sangat kuat ini adalah kemauan untuk meninggalkan, untuk
melepas.

Selama retret meditasi ini, kita tidak akan mengembangkan
pikiran yang
menumpuk dan melekat pada segala hal, namun sebaliknya kita
mengembangkan
pikiran yang mau melepas segala hal, melepas segala beban. Di
luar meditasi
kita harus membawa beban berupa tugas-tugas kita yang banyak,
bagaikan
begitu banyak kopor-kopor berat, namun di dalam masa meditasi
muatan
sebanyak itu tidaklah diperlukan. Jadi, di dalam meditasi
tinjaulah bila
anda dapat membongkar muatan sebanyak mungkin. Pikirkan segala
hal ini
sebagai beban, bobot berat yang menghimpit anda. Kemudian anda
akan
mempunyai sikap yang benar untuk melepas segala hal ini,
meninggalkan mereka
dengan bebas tanpa memandang balik. Usaha ini, sikap ini,
gerakan pikiran
yang condong pada pelepasan ini, adalah apa yang akan
mengarahkan anda ke
dalam meditasi yang mendalam. Bahkan selama tingkat-tingkat
awal dari retret
meditasi ini, cobalah apakah anda dapat membangkitkan energi
pelepasan,
kemauan untuk memasrahkan segala hal, dan sedikit demi sedikit
pelepasan
akan terjadi. Ketika anda memasrahkan segala hal dalam pikiran
anda maka
anda akan merasa lebih ringan, tak berbeban dan bebas. Dalam
jalan meditasi,
meninggalkan segala hal itu terjadi secara bertahap, langkah
demi langkah.

Anda boleh melewati tahap awal secara cepat bila anda mau,
namun
hati-hatilah bila anda melakukannya. Kadang kala ketika anda
melewati
langkah-langkah awal terlalu cepat, anda temukan bahwa
pekerjaan pendahuluan
belum selesai. Seperti mencoba membangun sebuah rumah di atas
landasan yang
lemah dan terburu-buru. Strukturnya dibangun dengan cepat,
namun runtuh
dengan cepat pula! Jadi anda bijaksana menghabiskan banyak
waktu pada
landasannya, dan juga pada "lantai pertama", membuat pekerjaan
dasar dengan
baik, kuat dan kokoh. Kemudian ketika anda berlanjut ke lantai
yang lebih
tinggi, tingkat-tingkat kebahagiaan meditasi, mereka pun stabil
dan kokoh.

Dalam cara saya mengajar meditasi, saya suka memulai pada tahap
yang sangat
sederhana berupa *pelepasan muatan masa lalu dan masa depan*.
Kadang anda
mungkin berpikir bahwa ini adalah hal yang sangat mudah untuk
dilakukan,
bahwa ini terlalu dasar. Namun, bila anda memberikan segenap
usaha anda,
tidak berlari mendahului menuju tahap-tahap meditasi yang lebih
tinggi
sampai anda telah secara layak mencapai tujuan pertama berupa
perhatian yang
terus-menerus pada saat kini, maka anda akan temukan nantinya
bahwa anda
telah membentuk landasan yang sangat kuat untuk membangun
tahap-tahap yang
lebih tinggi.

Meninggalkan masa lalu berarti bahkan tidak memikirkan
pekerjaan anda,
keluarga anda, komitmen-komitmen anda, tanggung jawab-tanggung
jawab anda,
sejarah hidup anda, masa-masa baik maupun buruk yang anda alami
sewaktu
kecil..., anda meninggalkan semua pengalaman masa lalu dengan
tidak
memperlihatkan minat padanya sama sekali. Anda menjadi
seseorang yang tanpa
sejarah hidup selama waktu anda bermeditasi. Anda bahkan tidak
berpikir dari
mana anda berasal, di mana anda dilahirkan, siapa orang tua
anda atau
bagaimana anda dulu diasuh. Semua sejarah hidup ditinggalkan
dalam meditasi.
Dengan begini, setiap orang di retret ini menjadi sebanding,
hanya seorang
meditator. Tidak penting seberapa banyak tahun anda telah
bermeditasi, entah
anda seorang kawakan atau pemula. Bila anda meninggalkan semua
sejarah hidup
tersebut maka kita semua sebanding dan bebas. Kita membebaskan
diri kita
dari berbagai keprihatinan, pencerapan dan pemikiran ini yang
membatasi kita
dan yang menghentikan kita dalam mengembangkan kedamaian yang
timbul dari
pelepasan. Jadi setiap "bagian" dari sejarah hidup anda
akhirnya dilepas,
bahkan sejarah hidup mengenai apa yang telah terjadi pada diri
anda sejauh
ini dalam retret ini, bahkan ingatan mengenai apa yang terjadi
pada diri
anda sesaat yang lalu! Dengan begini, anda tidak membawa beban
dari masa
lalu ke dalam masa kini. Apapun yang telah terjadi, anda tidak
lagi berminat
padanya dan anda melepaskannya. Anda tidak membiarkan masa lalu
berkumandang
dalam pikiran anda.

Saya menggambarkan ini umpamanya mengembangkan pikiran anda
laksana sel
berbantal. Sewaktu pengalaman, pencerapan atau pemikiran apapun
menghantam
tembok dari "sel berbantal", ia tidak mental balik kembali. Ia
cuma
tenggelam dalam bantalan dan berhenti tepat di sana. Jadi kita
tidak
membiarkan masa lalu bergema dalam kesadaran kita, pastinya
bukan hari
kemarin dan segala masa sebelumnya, sebab kita sedang
mengembangkan pikiran
yang condong pada pelepasan, pemasrahan dan tak berbeban.

Beberapa orang mempunyai pandangan bahwa bila mereka mengambil
masa lalu
untuk perenungan, mereka entah bagaimana dapat belajar sesuatu
darinya dan
memecahkan masalah-masalah masa lalu. Namun, anda harus
mengerti bahwa
sewaktu anda menatap masa lalu, anda bagaimanapun juga melihat
melalui lensa
yang terdistorsi. Bagaimanapun itu anda pikirkan, sebenarnya
itu tidak
sungguh-sungguh demikian! Inilah mengapa orang-orang berdebat
mengenai apa
yang sesungguhnya terjadi, bahkan beberapa saat yang lalu.
Diketahui secara
luas oleh polisi yang menyelidiki kecelakaan lalu lintas bahwa
walaupun
kecelakaan tersebut mungkin baru terjadi setengah jam yang
lalu, dua saksi
mata yang berbeda, keduanya sungguh-sungguh jujur, akan
memberikan penuturan
yang berbeda. Ingatan kita tak dapat dipercaya. Bila anda
mempertimbangkan
betapa tidak terpercayanya ingatan, maka anda tak akan menaruh
nilai pada
pemikiran tentang masa lalu. Kemudian anda akan melepaskannya.
Anda dapat
menguburnya, sebagaimana anda mengubur orang yang telah
meninggal. Anda
menaruhnya dalam peti mati kemudian menguburnya, atau
mengremasinya, dan
berakhirlah sudah, selesai. Jangan lekat pada masa lalu. Jangan
terus
membawa peti dari saat-saat yang mati di kepala anda. Bila anda
lakukan maka
anda memboboti diri sendiri dengan beban berat yang bukan
benar-benar milik
anda. Biarkan semua masa lalu lewat dan anda punya kemampuan
untuk bebas
pada saat kini.

Sedangkan untuk masa depan, antisipasi, kekhawatiran,
rencana-rencana, dan
pengharapan -- lepaskan pula semua itu. Sang Buddha suatu
ketika berkata
mengenai masa depan "apapun yang anda bayangkan, itu akan
selalu sesuatu
yang berbeda"! Masa depan ini diakui oleh orang yang arif
sebagai tak pasti,
tak diketahui dan begitu tak terduga. Seringkali merupakan
suatu kedunguan
untuk membayangkan masa depan, dan selalu merupakan kesia-siaan
besar dari
waktu anda untuk memikirkan masa depan di dalam meditasi.

Sewaktu anda bekerja dengan pikiran anda, anda temukan bahwa
pikiran begitu
anehnya. Ia dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan dan tak
terduga.
Sangatlah umum bagi para meditator yang sedang mengalami masa
sulit, yang
tidak merasa damai, untuk duduk di sana berpikir "Nah ini lagi,
satu jam
kekecewaan". Walaupun mereka mulai berpikir seperti itu,
menyangka akan
gagal, sesuatu yang aneh terjadi dan mereka masuk ke dalam
meditasi yang
sangat damai.

Baru-baru ini saya mendengar seorang laki-laki yang menjalani
retret sepuluh
hari pertamanya. Setelah hari pertama tubuhnya terasa begitu
sakit hingga ia
meminta pulang ke rumah. Gurunya berkata "Tinggallah sehari
lagi dan rasa
sakitnya akan lenyap, saya janji". Maka ia tinggal sehari lagi,
rasa
sakitnya semakin menjadi-jadi hingga ia ingin pulang ke rumah
lagi. Gurunya
mengulangi "satu hari lagi saja, rasa sakitnya akan pergi". Ia
tinggal untuk
hari ketiga dan rasa sakitnya semakin parah. Tiap-tiap sembilan
hari itu, di
sore hari ia mendatangi gurunya dan, kesakitan, meminta untuk
pulang ke
rumah dan gurunya akan berkata, "satu hari lagi saja dan
sakitnya akan
lenyap". Sungguh-sungguh melampaui harapannya bahwa, pada hari
terakhir,
sewaktu ia mulai duduk pertama di pagi hari, rasa sakitnya
benar-benar
lenyap! Tidak datang kembali. Ia dapat duduk dalam jangka waktu
yang panjang
tanpa rasa sakit sama sekali! Ia begitu keheranan pada betapa
menakjubkannya
pikiran ini dan bagaimana ia dapat membuahkan hasil-hasil yang
begitu tak
terduga. Jadi, anda tidak mengetahui masa depan. Bisa
sedemikian anehnya,
bahkan ganjil, benar-benar melampaui apapun yang anda harapkan.
Pengalaman-pengalaman seperti ini memberikan anda kebijaksanaan
dan
keberanian untuk meninggalkan semua pikiran mengenai masa
depan, dan semua
harapan-harapannya sekalian.

Sewaktu anda sedang bermeditasi dan berpikir "Masih berapa
menit lagi mesti
dijalani? Berapa lama lagi saya harus menahan semua ini?" maka
itu hanyalah
menguluyur ke dalam masa depan lagi. Rasa sakitnya bisa saja
lenyap dalam
sekejap. Kejap berikutnya bisa saja bebas. Anda tak bisa
menyangka apa yang
akan terjadi.

Sewaktu dalam retret, anda telah bermeditasi selama banyak
sesi, anda
barangkali berpikir bahwa tak satupun dari meditasi-meditasi
itu yang bagus.
Dalam sesi meditasi berikutnya anda duduk dan segalanya menjadi
begitu damai
dan mudah. Anda berpikir "Wah! Sekarang saya bisa
bermeditasi!", namun
meditasi berikutnya jelek kembali. Apa yang terjadi di sini?

Guru meditasi pertama saya memberitahukan saya sesuatu yang
waktu itu
terdengar sangat aneh. Ia bilang bahwa tak ada meditasi yang
buruk! Ia
benar. Semua meditasi-meditasi itu yang anda sebut buruk,
mengecewakan dan
tak sesuai dengan harapan-harapan anda, semua meditasi itu
adalah di mana
anda melakukan kerja keras untuk "cek gajian" anda...

Ini seperti seseorang yang pergi bekerja hari Senin seharian
dan tak
mendapat uang di akhir hari tersebut. "Untuk apa kulakukan
semua ini?', ia
berpikir. Ia bekerja hari Selasa seharian dan masih tetap tidak
mendapat
apa-apa. Satu hari yang buruk lagi. Hari Rabu seharian, hari
Kamis seharian,
dan tetap tak terlihat apa-apa dari kerja keras tersebut. Itu
adalah empat
hari buruk berturut-turut. Kemudian datang hari Jumat, ia
melakukan
pekerjaan yang persis sama seperti sebelumnya dan di akhir hari
tersebut
boss-nya memberikan ia sebuah cek gajian. "Wah! Kenapa tiap
hari tak bisa
jadi hari gajian?!"

Mengapa tiap meditasi tak bisa jadi "hari gajian"? Nah, apakah
anda mengerti
perumpamaan itu? Adalah dalam meditasi-meditasi yang sulit anda
membangun
kredit anda, anda membangun sebab-sebab untuk sukses. Bekerja
mencari
kedamaian dalam meditasi-meditasi yang sulit, anda membangun
kekuatan anda,
momentum untuk kedamaian. Kemudian sewaktu terdapat cukup
kredit dari
hal-hal yang baik, pikiran masuk ke dalam meditasi yang bagus
dan itu terasa
laksana "hari gajian". Di dalam meditasi-meditasi yang buruklah
anda bekerja.

Dalam retret yang saya berikan di Sydney baru-baru ini, selama
waktu
wawancara, seorang wanita memberitahu saya bahwa ia telah
jengkel pada saya
seharian, namun untuk dua sebab yang berbeda. Dalam
meditasi-meditasi awal
ia mengalami masa yang sulit dan merasa jengkel pada saya
karena tidak
membunyikan bel untuk mengakhiri meditasi lebih cepat. Dalam
meditasi
berikutnya ia masuk ke dalam keadaan damai yang indah dan
merasa jengkel
pada saya karena membunyikan bel terlalu cepat. Sesi-sesi
tersebut semua
sama panjangnya, persis satu jam. Anda tak bakalan menang
sebagai seorang
guru, membunyikan bel!

Inilah yang terjadi sewaktu anda mengantisipasi masa depan,
berpikir "Berapa
menit lagi sampai belnya berbunyi?" Itulah di mana anda
menyiksa diri
sendiri, sewaktu anda mengangkat sebuah beban berat yang bukan
urusan anda.
Jadi hati-hatilah untuk tidak mengangkat kopor berat berupa
"Berapa menit
lagi mesti dijalani?" atau "Apa yang mesti saya lakukan
selanjutnya?" Bila
itu adalah apa yang sedang anda pikirkan, maka anda tidak
menaruh perhatian
pada apa yang terjadi sekarang. Anda tidak melakukan meditasi.
Anda telah
kehilangan alurnya dan mencari kesulitan.

Dalam tahap meditasi ini jagalah perhatian anda tepat pada saat
kini, pada
titik di mana anda bahkan tidak mengetahui hari apa itu atau
pukul berapa
itu -- pagi? sore? tidak tahu! Apa yang anda ketahui adalah
saat apa itu --
saat kini! Dengan begini anda tiba pada skala waktu monastik
yang indah di
mana anda hanya bermeditasi dalam saat kini, tidak tahu berapa
banyak menit
yang telah lewat dan berapa banyak yang masih tersisa, bahkan
tidak ingat
hari apa saat itu.

Suatu kali, sebagai seorang rahib muda di Thailand, saya
betul-betul lupa
tahun apa saat itu! Adalah mengagumkan hidup dalam alam yang
nirwaktu,
sebuah alam yang begitu jauh lebih bebas daripada dunia yang
dikejar waktu
yang biasa kita tinggali. Dalam alam yang nirwaktu, anda
mengalami saat
kini, sebagaimana semua orang-orang bijak telah alami saat-saat
yang sama
ini selama beribu-ribu tahun. Itu akan selalu seperti ini,
tidak berbeda.
Anda telah tiba ke dalam kenyataan mengenai sekarang.

Kenyataan mengenai sekarang itu menakjubkan dan mengagumkan.
Sewaktu anda
telah meninggalkan semua masa lalu dan masa depan, itu
seolah-olah anda
telah bangkit hidup. Anda ada di sini, anda eling. Inilah tahap
pertama dari
meditasi, keelingan yang terus-menerus hanya pada saat kini.
Mencapai hal
ini, anda telah melakukan banyak sekali. Anda telah melepas
beban pertama
yang menghentikan meditasi mendalam. Jadi berikan upaya yang
banyak untuk
mencapai tahap pertama ini sampai kuat, kokoh dan teguh.
Setelah itu kita
akan memperhalus keelingan saat kini tersebut ke dalam tahap
berikutnya --
keelingan sunyi atas saat kini.

Bagian 2

Dalam Bagian 1 dari artikel tiga bagian ini, saya uraikan
secara garis besar
tujuan dari meditasi ini, yakni kesunyian, keheningan dan
kejernihan pikiran
yang indah, yang mengandung wawasan-wawasan yang paling
mendalam. Kemudian
saya tunjukkan tema dasar yang membentang bagaikan benang tak
terputus di
sepanjang semua meditasi, yaitu pelepasan beban-beban jasmaniah
maupun
batiniah. Akhirnya, dalam Bagian 1, saya gambarkan secara
panjang lebar
latihan yang mengarah pada apa yang saya sebut tahap pertama
dari meditasi
ini, dan tahap pertama tersebut dicapai ketika meditator dengan
nyaman
tinggal dalam saat kini selama jangka waktu yang panjang & tak
terputus.
Sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya "Kenyataan
mengenai sekarang
itu menakjubkan dan mengagumkan... Mencapai hal ini, anda telah
melakukan
banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang
menghentikan meditasi
mendalam." Namun setelah mencapai begitu banyak, orang mesti
melangkah lebih
jauh ke dalam kesunyian pikiran yang semakin indah dan
sesungguhnya.

Perlu dijelaskan di sini perbedaan antara keelingan sunyi atas
saat kini dan
berpikir mengenainya. Perumpamaan menonton pertandingan tenis
di TV akan
memberi kejelasan. Sewaktu menonton pertandingan semacam itu,
anda bisa
perhatikan bahwa pada kenyataannya terdapat dua pertandingan
yang terjadi
secara bersamaan -- ada pertandingan yang anda lihat di layar,
dan ada
pertandingan yang anda dengar digambarkan oleh pengulas.
Apalagi bila
seorang Australia bermain dengan seorang New Zealand maka
ulasan dari
pengulas Australia bakalan banyak berbeda dari apa yang
sesungguhnya
terjadi! Ulasan seringkali bias. Dalam perumpamaan ini,
menonton layar tanpa
ulasan berarti keelingan sunyi dalam meditasi, menaruh
perhatian pada ulasan
berarti berpikir mengenainya. Anda mesti sadari bahwa anda jauh
lebih dekat
pada Kebenaran sewaktu anda mengamati tanpa ulasan, sewaktu
anda mengalami
hanya keelingan sunyi atas saat kini.

Kadang kala lewat ulasan hatilah bahwa kita pikir kita mengenal
dunia.
Sesungguhnya, kata-kata hati tidak mengenal dunia sama sekali!
Kata-kata
hatilah yang merangkai delusi penyebab penderitaan. Kata-kata
hatilah yang
menyebabkan kita marah terhadap mereka yang kita anggap musuh
kita, dan
mempunyai kelekatan yang berbahaya terhadap mereka yang kita
anggap
orang-orang yang kita cintai. Kata-kata hati menyebabkan semua
masalah-masalah hidup. Ia membangun rasa takut dan bersalah. Ia
menciptakan
kekhawatiran dan depresi. Ia membangun ilusi sepasti pengulas
mahir di TV
dapat memanipulasi pemirsa untuk menimbulkan kemarahan atau
tangisan. Maka
bila anda mencari Kebenaran, anda mesti menghargai keelingan
sunyi,
memandangnya sangat penting, sewaktu bermeditasi, daripada
pikiran apapun
juga.

Penghargaan tinggi yang orang berikan pada
pemikiran-pemikirannyalah yang
merupakan rintangan utama menuju keelingan sunyi. Dengan
berhati-hati
menyingkirkan rasa penting yang orang berikan pada pemikirannya
dan
menyadari nilai serta kebenaran dari keelingan sunyi merupakan
wawasan yang
membuat tahap kedua ini -- keelingan sunyi atas saat kini --
jadi mungkin.

Satu dari berbagai cara indah untuk mengatasi ulasan hati
adalah dengan
mengembangkan semacam keelingan saat kini yang halus, di mana
anda
memperhatikan tiap saat begitu dekatnya sehingga anda sama
sekali tidak
punya waktu untuk mengulas apa yang baru terjadi. Sebuah
pikiran seringkali
merupakan pendapat mengenai apa yang baru terjadi, misalnya
"Itu *tadi*
bagus", "Itu *tadi* jelek", "Apa itu *tadi*?" Semua ulasan ini
adalah
mengenai pengalaman yang baru lewat. Sewaktu anda mencatat,
membuat ulasan
mengenai pengalaman yang baru lewat, maka anda tidak menaruh
perhatian pada
pengalaman yang baru saja tiba. Anda berurusan dengan
pengunjung-pengunjung
lama dan mengabaikan pengunjung-pengunjung baru yang datang
sekarang!

Anda bisa bayangkan pikiran anda sebagai tuan rumah di sebuah
pesta, bertemu
dengan tamu-tamu ketika mereka sampai di pintu. Bila seorang
tamu sampai dan
anda menemuinya serta mulai bercakap-cakap dengannya mengenai
ini itu, maka
anda tidak melakukan tugas anda menaruh perhatian pada tamu
baru yang sampai
di pintu. Oleh sebab seorang tamu sampai di pintu setiap saat,
segala yang
anda bisa lakukan adalah menyalaminya dan kemudian segera
menyalami yang
berikutnya. Anda tidak mampu untuk masuk ke dalam percakapan
yang singkat
sekalipun dengan tamu mana saja, karena ini berarti anda akan
melewatkan
tamu yang berikutnya. Dalam meditasi, semua pengalaman datang
lewat pintu
indera-indera kita ke dalam pikiran satu demi satu secara
berurutan. Bila
anda menyalami satu pengalaman dengan keelingan dan kemudian
masuk ke dalam
percakapan dengan tamu anda tersebut, maka anda akan melewatkan
pengalaman
berikutnya yang ikut tepat di belakangnya.

Bila anda benar-benar bersama tiap pengalaman, dengan tiap tamu
yang datang
di pikiran anda, maka anda tidak punya ruang untuk kata-kata
hati. Anda tak
dapat mengoceh pada diri anda oleh sebab anda sepenuhnya sibuk
dalam
menyalami segalanya secara eling ketika segalanya itu tiba di
pikiran anda.
Inilah keelingan saat kini yang halus sampai kepada tingkat di
mana ia
menjadi keelingan sunyi kini dalam setiap saat.

Anda temukan, ketika mengembangkan tingkat kesunyian hati
tersebut, bahwa
ini mirip melepaskan satu lagi beban yang berat. Ini
seolah-olah anda telah
membawa ransel besar berat di punggung anda selama empat atau
lima puluh
tahun terus-menerus dan selama waktu tersebut anda dengan
letihnya
tertatih-tatih melewati berkilo-kilo meter. Sekarang anda telah
memiliki
keberanian dan menemukan kebijaksanaan untuk melepas ransel
tersebut dan
menaruhnya di tanah untuk sementara. Orang merasa begitu sangat
lega, begitu
ringan, begitu bebas oleh sebab ia sekarang tidak dibebani
dengan ransel
berat berupa ocehan hati tersebut.

Metode bermanfaat lain dalam mengembangkan keelingan sunyi
adalah dengan
mengenali jeda di antara pikiran, di antara periode ocehan
hati. Bila anda
perhatikan dari dekat dengan keelingan yang tajam sewaktu satu
pikiran
berakhir dan sebelum pikiran lainnya mulai -- DI SANA! Itulah
keelingan
sunyi. Itu kemungkinan hanya sesaat pada mulanya namun ketika
anda mengenali
kesunyian singkat itu anda menjadi terbiasa dengannya, dan
ketika anda
menjadi terbiasa dengannya maka kesunyian itu berlangsung lebih
lama. Anda
mulai menikmati kesunyian itu, ketika akhirnya anda
menemukannya, dan itulah
mengapa ia tumbuh. Namun ingat, kesunyian itu pemalu. Bila
kesunyian
mendengar anda berbicara mengenainya, ia lenyap seketika!

Sangatlah baik bagi masing-masing kita bila dapat meninggalkan
kata-kata
hati dan tinggal dalam keelingan sunyi atas saat kini secara
cukup lama
untuk menyadari betapa menyenangkannya hal itu. Kesunyian jauh
lebih
menghasilkan kebijaksanaan dan kejernihan daripada berpikir.
Sewaktu anda
menyadari betapa jauh lebih menyenangkan dan berharganya sunyi
di dalam,
maka kesunyian menjadi lebih menarik dan penting bagi anda.
Kesunyian Hati
menjadi kecenderungan pikiran. Pikiran mencari kesunyian
terus-menerus,
sampai pada titik di mana ia hanya berpikir bila benar-benar
perlu, hanya
bila ada maksudnya. Karena, pada tahap ini, anda telah
menyadari bahwa
kebanyakan pemikiran kita betul-betul tak berarti, bahwa itu
tidak
menghantarkan anda ke mana-mana, hanya memberikan anda lebih
banyak sakit
kepala, anda dengan gembira dan mudah menghabiskan banyak waktu
dalam
keheningan hati.

Tahap kedua dari meditasi ini, lantas, adalah *keelingan sunyi
atas saat
kini*. Anda boleh menghabiskan bagian terbesar waktu anda hanya
mengembangkan kedua tahap ini oleh sebab bila anda dapat sampai
begini jauh
anda telah melangkah jauh sekali dalam meditasi anda. Dalam
keelingan sunyi
atas "Hanya Sekarang" itu anda akan mengalami lebih banyak
kedamaian,
kebahagiaan dan kebijaksanaan sesudahnya.

Bila anda ingin melangkah lebih jauh, maka daripada eling
secara sunyi atas
apapun yang datang ke dalam pikiran, anda memilih keelingan
sunyi saat kini
atas hanya SATU HAL. SATU HAL tersebut dapat berupa pengalaman
akan nafas,
gagasan mengenai cinta kasih (METTA), lingkaran berwarna yang
dibayangkan
pikiran (KASINA) atau beberapa lainnya, yang kurang umum,
sebagai titik
pusat bagi keelingan. Di sini kita akan gambarkan keelingan
sunyi saat kini
atas nafas.

Memilih untuk memusatkan perhatian kita atas satu hal adalah
melepaskan
keberagaman dan bergerak ke arah lawannya, kesatuan. Ketika
pikiran mulai
menyatu, menopang perhatian hanya pada satu hal, pengalaman
akan kedamaian,
kebahagiaan dan kekuatan bertambah secara berarti. Anda temukan
di sini
bahwa keberagaman kesadaran -- bagaikan memiliki enam telepon
di meja kita
yang berdering bersamaan -- adalah suatu beban, dan melepaskan
keberagaman
ini -- hanya membiarkan satu telepon, saluran pribadi di meja
kita -- adalah
suatu kelegaan hingga membangkitkan kebahagiaan. Pemahaman
bahwa keberagaman
adalah sebuah beban itu penting untuk dapat menetap pada nafas.

Bila anda telah mengembangkan keelingan sunyi atas saat kini
dengan cermat
selama jangka waktu yang panjang, maka anda akan menemukannya
cukup mudah
untuk mengalihkan keelingan tersebut pada nafas dan mengikuti
nafas tersebut
dari saat ke saat tanpa henti. Ini oleh sebab dua rintangan
utama dari
meditasi pernafasan telah ditundukkan. Yang pertama dari dua
rintangan ini
adalah kecenderungan pikiran untuk melenceng ke dalam masa lalu
atau masa
depan, dan rintangan kedua adalah kata-kata hati. Inilah
mengapa saya
mengajarkan dua tahap awal berupa keelingan saat kini dan
keelingan sunyi
atas saat kini sebagai persiapan yang kokoh untuk meditasi yang
lebih
mendalam atas nafas.

Seringkali terjadi bahwa para meditator memulai meditasi
pernafasan sewaktu
pikiran mereka masih berlompat-lompat antara masa lalu dan masa
depan, dan
sewaktu keelingan sedang ditenggelamkan oleh ulasan hati.
Dengan tiada
persiapan mereka temukan meditasi pernafasan itu begitu sulit,
bahkan
mustahil dan menyerah dalam keputusasaan. Mereka menyerah oleh
sebab mereka
tidak memulai pada tempat yang benar. Mereka tidak melakukan
pekerjaan awal
sebelum mengambil nafas sebagai pusat perhatian mereka. Namun,
bila pikiran
telah dipersiapkan secara baik dengan menyelesaikan dua tahap
pertama ini
maka anda akan temukan sewaktu anda beralih ke nafas, anda
dapat menetapkan
perhatian anda padanya dengan mudah. Bila anda menemukannya
sulit untuk
menjaga perhatian pada nafas anda maka ini adalah sebuah tanda
bahwa anda
tergesa-gesa dalam dua tahap pertama. Kembalilah pada
latihan-latihan awal!
Kesabaran yang cermat adalah jalan tercepat.

Sewaktu anda berpusat pada nafas, anda berpusat pada pengalaman
akan nafas
yang terjadi sekarang. Anda mengalami "sesuatu yang memberitahu
anda apa
yang nafas sedang lakukan", entah itu sedang masuk atau keluar
atau di
antaranya. Beberapa guru bilang agar memperhatikan nafas di
ujung hidung,
beberapa bilang agar memperhatikannya di perut, dan beberapa
bilang agar
memindahkannya ke sini dan kemudian memindahkannya ke sana.
Saya temukan
lewat pengalaman bahwa tidak masalah di mana anda memperhatikan
nafas.
Kenyataannya lebih baik tidak melokasikan nafas di manapun!
Bila anda
melokasikan nafas di ujung hidung maka itu menjadi keelingan
hidung, bukan
keelingan nafas, dan bila anda melokasikannya di perut maka itu
menjadi
keelingan perut. Coba ajukan pada diri anda pertanyaan ini
sekarang "Apakah
saya sedang menarik nafas ataukah mengeluarkan nafas? Bagaimana
anda tahu?
Di situ!". Pengalaman itu yang memberitahu anda apa yang nafas
sedang
lakukan, itulah apa yang anda pusatkan dalam meditasi
pernafasan. Lepaskan
semua keprihatinan mengenai di mana pengalaman ini berlokasi;
pusatkan hanya
pada pengalaman itu saja.

Penghalang yang umum pada tahap ini adalah kecenderungan untuk
mengendalikan
pernafasan, dan ini membuat pernafasan tidak nyaman. Untuk
mengatasi
penghalang ini, bayangkan bahwa anda hanya seorang penumpang
dalam sebuah
mobil yang melihat melalui jendela kepada nafas anda. Anda
bukanlah si
pengemudi, bukan pula seorang "pengemudi belakang", jadi
berhentilah
memberikan perintah-perintah, lepaskan dan nikmati
perjalanannya. Biarkan
nafas melakukan pernafasan selagi anda sekadar memperhatikannya
tanpa ikut
campur.

Sewaktu anda tahu nafas sedang masuk, atau nafas sedang keluar,
untuk
katakanlah seratus nafas secara berturut-turut, tidak terlewat
satupun, maka
anda telah mencapai apa yang saya sebut tahap ketiga dari
meditasi ini,
*perhatian terus-menerus pada nafas*. Ini lebih damai dan
bahagia daripada
tahap sebelumnya. Untuk melangkah lebih jauh, anda sekarang
mengarah pada
perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.

Tahap keempat ini, atau *perhatian terus-menerus sepenuhnya
pada nafas*,
muncul ketika perhatian seseorang meluas untuk mencakup tiap
saat dari
nafas. Anda mengetahui nafas-masuk pada saat yang paling awal,
sewaktu
sensasi pertama dari nafas-masuk muncul. Kemudian anda
mengamati
sensasi-sensasi tersebut berkembang secara bertahap di
sepanjang seluruh
nafas-masuk, tak terlewat bahkan satu saat pun dari
nafas-masuk. Ketika
nafas-masuk tersebut selesai, anda mengetahui saat tersebut,
anda melihat
dalam pikiran anda pergerakan terakhir dari nafas-masuk. Anda
kemudian
melihat saat berikutnya sebagai sebuah jeda di antara nafas,
dan kemudian
banyak jeda-jeda lainnya sampai nafas-keluar dimulai. Anda
melihat saat
pertama dari nafas-keluar dan tiap sensasi berikutnya ketika
nafas-keluar
berjalan, sampai nafas-keluar lenyap sewaktu fungsinya selesai.
Semua ini
dilakukan dalam kesunyian dan hanya di dalam saat kini.

Anda mengalami setiap bagian dari tiap nafas-masuk dan
nafas-keluar, secara
terus-menerus selama beratus-ratus nafas berturut-turut. Inilah
mengapa
tahap ini disebut "perhatian terus-menerus SEPENUHNYA pada
nafas'. Anda
tidak dapat mencapai tahap ini lewat kekuatan, lewat
pencengkeraman atau
penggenggaman. Anda hanya dapat mencapai tingkat keheningan ini
dengan
melepas segalanya di seluruh semesta raya, kecuali pengalaman
sesaat dari
nafas ini yang terjadi secara sunyi sekarang. "Anda" tidak
mencapai tahap
ini; pikiran mencapai tahap ini. Pikiran melakukan pekerjaannya
sendiri.
Pikiran mengenali tahap ini sebagai kediaman yang sangat damai
dan
menyenangkan, sendirian saja bersama nafas. Inilah di mana si
"pelaku",
bagian utama dari ego seseorang, mulai lenyap.

Anda akan temukan bahwa kemajuan terjadi tanpa usaha pada tahap
meditasi
ini. Anda hanya harus menyingkir dari jalan, melepas, dan
memperhatikan itu
semua terjadi. Pikiran akan secara otomatis condong, hanya bila
anda
membiarkannya, ke arah penyatuan yang sangat sederhana, damai
dan nikmat
berupa sendirian bersama satu hal, sendirian saja bersama nafas
dalam
masing-masing dan tiap-tiap saat. Inilah penyatuan pikiran,
penyatuan dalam
saat kini, penyatuan dalam keheningan.

Tahap keempat adalah apa yang saya sebut "papan loncat" dari
meditasi, oleh
sebab dari sini orang dapat terjun ke dalam keadaan penuh
bahagia. Ketika
anda sekadar menjaga penyatuan kesadaran ini, dengan tidak ikut
campur,
nafas akan mulai melenyap. Nafas tampak berangsur pudar ketika
pikiran
sebaliknya berpusat pada apa yang berada di tengah pengalaman
akan nafas,
yaitu kedamaian, kebebasan dan kebahagiaan yang menakjubkan.

Pada tahap ini saya menggunakan istilah "nafas yang indah". Di
sini pikiran
mengenali bahwa nafas damai ini luar biasa indahnya. Anda eling
akan nafas
yang indah ini secara terus-menerus, saat demi saat, tanpa ada
jeda dalam
rantai pengalaman. Anda hanya eling akan nafas yang indah itu,
tanpa usaha,
dan selama waktu yang sangat panjang.

Sekarang anda biarkan nafas lenyap dan yang tertinggal hanyalah
"yang
indah". Keindahan tak berwujud menjadi satu-satunya objek
pikiran. Pikiran
sekarang mengambil objeknya sendiri. Anda sekarang sama sekali
tidak eling
akan nafas, tubuh, pikiran, suara atau dunia di luar. Apa yang
anda elingi
hanyalah keindahan, kedamaian, kebahagiaan, cahaya atau apapun
yang
pencerapan anda nanti menyebutnya. Anda mengalami hanya
keindahan, dengan
tiada sesuatupun yang indah, secara terus-menerus, tanpa usaha.
Anda telah
lama melepas ocehan hati, melepas penggambaran hati dan
penilaian. Di sini,
pikiran begitu heningnya hingga anda tak dapat berkata apapun.

Anda baru saja mengalami berbunganya kebahagiaan yang pertama
dalam pikiran.
Kebahagiaan yang akan berkembang, tumbuh, menjadi sangat kokoh
dan kuat.
Dengan demikian anda masuk ke dalam keadaan meditasi yang
disebut Jhana.
Namun itu untuk Bagian 3 dari ceramah ini!

Bagian 3

Bagian 1 dan 2 menggambarkan empat tahap pertama (sebagaimana
mereka disebut
di sini) dari meditasi, yaitu:

1. Keelingan saat kini.
2. Keelingan sunyi atas saat kini.
3. Keelingan sunyi saat kini atas nafas.
4. Perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.

Masing-masing tahap ini perlu dikembangkan dengan baik sebelum
masuk ke
dalam tahap berikutnya. Sewaktu orang tergesa-gesa melewati
"tahap-tahap
pelepasan" ini maka tahap yang lebih tinggi tidak akan
tercapai. Ini mirip
mendirikan bangunan tinggi dengan landasan yang kurang kokoh.
Lantai pertama
dibangun dengan cepat, begitu pula lantai kedua dan ketiga.
Sewaktu lantai
keempat ditambahkan, strukturnya mulai goyah sedikit. Kemudian
ketika mereka
mencoba menambahkan lantai kelima kesemuanya ambruk. Jadi mohon
gunakan
banyak waktu pada empat tahap awal ini, membuat mereka semuanya
kokoh dan
stabil, sebelum melangkah ke dalam tahap kelima. Anda mesti
mampu menjaga
tahap keempat, "perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas",
eling atas
tiap saat dari nafas tanpa jeda, selama dua atau tiga ratus
nafas
berturut-turut dengan mudah. Saya tidak mengatakan agar
menghitung nafas
selama tahap ini, namun saya memberikan petunjuk jangka waktu
di mana orang
mesti tinggal dalam tahap 4 sebelum melangkah lebih lanjut.
Dalam meditasi,
kesabaran adalah jalan tercepat!

Tahap kelima disebut "*perhatian terus-menerus sepenuhnya pada
nafas yang
indah*". Seringkali, tahap ini mengalir secara alami, tanpa
kelim, dari
tahap sebelumnya. Ketika perhatian penuh seseorang menetap
dengan mudah dan
terus-menerus pada pengalaman akan nafas, dengan tiada
sesuatupun mengganggu
aliran keelingan yang rata, nafas tersebut menjadi tenang. Ia
berubah dari
nafas biasa yang kasar, menjadi "nafas indah" yang sangat halus
dan damai.
Pikiran mengenali nafas indah ini dan menikmatinya. Pikiran
mengalami
kepuasan yang semakin mendalam. Membahagiakan sekadar berada di
sana
memperhatikan nafas indah ini. Pikiran tidak perlu didorong. Ia
tinggal
bersama nafas indah ini dengan sendirinya. "Anda" tidak
melakukan apapun.
Bila anda mencoba melakukan sesuatu pada tahap ini, anda
mengganggu
keseluruhan proses, keindahannya hilang dan, laksana mendarat
di kepala ular
dalam permainan ular tangga, anda jatuh mundur beberapa
tingkat. Si "pelaku"
harus lenyap dari tahap meditasi ini, dengan hanya si
"pemerhati" mengamati
secara pasif.

Sebuah cara yang membantu untuk mencapai tahap ini adalah
dengan mematahkan
kesunyian hati sekali saja, dan dengan lembut katakanlah pada
diri anda:
"Tenang". Itu saja. Pada tahap meditasi ini, pikiran biasanya
begitu peka
hingga sentuhan sedikit saja seperti ini menyebabkan pikiran
mengikuti
perintah tersebut dengan patuh. Nafas menjadi tenang dan nafas
yang indah
muncul.

Sewaktu anda secara pasif mengamati hanya nafas indah itu
setiap saat,
pencerapan akan (nafas) "masuk" atau (nafas) "keluar", atau
awal atau
pertengahan atau akhir dari sebuah nafas, semuanya mesti
dibiarkan lenyap.
Yang diperhatikan hanyalah pengalaman akan nafas indah ini yang
terjadi
sekarang. Pikiran tidak mempedulikan pada bagian daur nafas
mana ini berada,
tidak pula pada bagian tubuh mana ini terjadi. Di sini kita
menyederhanakan
objek meditasi, pengalaman akan nafas setiap saat, melucuti
semua
detail-detail yang tidak perlu, bergerak melampaui kemenduaan
atas "masuk"
dan "keluar", dan hanya eling akan nafas indah yang tampak
halus dan
berkesinambungan, hampir-hampir tak berubah sama sekali.

Jangan lakukan apapun sama sekali, dan lihat seberapa halus dan
indah dan
nirwaktu nafas tersebut dapat nampak. Lihat seberapa tenang
anda dapat
membiarkannya terjadi. Gunakan waktu untuk mengecap rasa manis
dari nafas
indah tersebut, yang semakin tenang, semakin manis.

Sekarang nafas tersebut akan lenyap, bukan sewaktu "anda"
menginginkannya
melainkan sewaktu terdapat cukup ketenangan, meninggalkan hanya
"yang
indah". Perumpamaan dari kesusastraan Inggris dapat membantu.
Dalam "Alice
in Wonderland"-nya Lewis Carrol, Alice dan Ratu Putih melihat
visiun berupa
kucing Cheshire yang tersenyum nampak di langit. Ketika mereka
memperhatikannya, mula-mula ekor kucing itu lenyap, kemudian
cakarnya
diikuti oleh kaki-kakinya yang selebihnya. Segera badan kucing
Cheshire itu
seluruhnya lenyap meninggalkan hanya kepalanya, masih dengan
sebuah
senyuman. Kemudian kepalanya mulai pudar, dari telinga dan
sungut ke dalam,
dan segera kepala kucing yang tersenyum itu benar-benar lenyap
-- kecuali
senyumannya yang tetap tertinggal di langit! Ini adalah sebuah
senyuman
tanpa bibir yang melakukan senyum, namun demikian sebuah
senyuman yang
nampak. Ini adalah analogi yang akurat bagi proses pelepasan
yang terjadi
pada titik ini dalam meditasi. Kucing dengan sebuah senyuman di
wajahnya
berarti nafas yang indah. Kucing tersebut lenyap menggambarkan
nafas yang
lenyap dan senyuman tak berwujud yang masih nampak di langit
berarti objek
mental murni "keindahan" yang nampak jelas dalam pikiran.

Objek mental murni ini disebut sebuah "NIMITTA". "Nimitta"
berarti "tanda",
di sini berupa tanda batiniah. Ini adalah objek nyata dalam
alam pikiran
(CITTA), dan sewaktu ia muncul untuk pertama kalinya ia luar
biasa aneh.
Orang sama sekali tidak pernah mengalami sesuatu seperti itu
sebelumnya.
Namun demikian, kegiatan batin yang disebut "pencerapan"
mencari lewat
tumpukan ingatan dari pengalaman hidupnya sesuatu yang bahkan
hanya punya
sedikit kemiripan agar dapat menyediakan sebuah gambaran bagi
pikiran. Bagi
kebanyakan meditator, "keindahan tak berwujud" ini, kenikmatan
batiniah ini,
dicerap sebagai sebuah cahaya yang indah. Ia bukanlah cahaya.
Mata tertutup
dan kesadaran penglihatan telah lama dipadamkan. Ia adalah
kesadaran pikiran
yang terbebas untuk pertama kalinya dari dunia lima indera. Ia
laksana bulan
purnama, yang di sini berarti pikiran yang cemerlang, keluar
dari belakang
awan, yang di sini berarti dunia lima indera. Ia adalah pikiran
yang
mengejawantah, bukan sebuah cahaya, namun bagi kebanyakan orang
ia muncul
seperti sebuah cahaya, ia dicerap sebagai sebuah cahaya, oleh
sebab
penggambaran yang tak sempurna inilah yang terbaik yang
pencerapan dapat
berikan.

Bagi para meditator lainnya, pencerapan memilih untuk
menggambarkan
munculnya pikiran untuk pertama kalinya ini dalam bentuk
sensasi jasmaniah,
semacam kesentosaan yang intens atau ekstasi. Sekali lagi,
kesadaran tubuh
(yang mengalami kenikmatan dan rasa sakit, panas dan dingin,
dsb) telah lama
ditutup dan ini bukanlah perasaan jasmaniah. Ia hanya "dicerap"
sebagai
mirip kenikmatan. Beberapa orang melihat cahaya putih, beberapa
melihat
bintang emas, beberapa melihat mutiara biru ... faktanya yang
penting
diketahui adalah bahwa mereka semua menggambarkan fenomena yang
sama. Mereka
semua mengalami objek mental murni yang sama dan detail-detail
yang berbeda
ini ditambahkan oleh pencerapan-pencerapan mereka yang berbeda.

Anda dapat mengenali sebuah nimitta lewat 6 ciri berikut: 1) Ia
nampak hanya
sesudah tahap kelima dari meditasi, sesudah meditator telah
bersama nafas
yang indah selama waktu yang panjang; 2) Ia muncul setelah
nafas lenyap; 3)
Ia hanya datang sewaktu lima indera luar berupa penglihatan,
pendengaran,
penciuman, pengecapan dan peraba benar-benar absen; 4) Ia
mengejawantah
hanya dalam pikiran yang sunyi, sewaktu pikiran-pikiran
pengulas (kata-kata
hati) betul-betul absen; 5) Ia aneh namun sungguh menarik; 6)
Ia berupa
objek sederhana yang indah. Saya sebutkan ciri-ciri ini supaya
anda mampu
membedakan nimitta yang nyata dengan yang khayalan.

Tahap keenam, lantas, disebut "mengalami nimitta yang indah".
Ia dicapai
ketika orang melepas jasmani, pemikiran, dan lima indera
(termasuk keelingan
akan nafas) secara menyeluruh sehingga hanya nimitta yang indah
tertinggal.

Kadang kala sewaktu nimitta pertama kali muncul ia bisa nampak
"pudar".
Dalam tahap ini, anda mesti segera kembali pada tahap meditasi
sebelumnya,
keelingan sunyi terus-menerus atas nafas yang indah. Anda
beralih ke nimitta
terlalu cepat. Kadang kala nimitta itu cemerlang namun tidak
stabil,
berpendar-pendar laksana lentera mercu suar dan kemudian
lenyap. Lagi-lagi
ini menunjukkan bahwa anda telah meninggalkan nafas yang indah
terlalu dini.
Seseorang mesti mampu menopang perhatiannya pada nafas yang
indah dengan
mudah selama waktu yang sangat panjang, sebelum pikiran mampu
menjaga
perhatian yang jernih pada nimitta yang jauh lebih halus. Jadi
latihlah
pikiran pada nafas yang indah, latihlah dengan sabar dan giat,
kemudian
ketika sudah waktunya untuk beralih ke nimitta, ia nampak
cemerlang, stabil
dan mudah untuk ditopang.

Penyebab utama mengapa nimitta nampak pudar adalah karena
dalamnya kepuasan
hati terlalu dangkal. Anda masih "menginginkan" sesuatu.
Biasanya, anda
menginginkan nimitta yang cemerlang atau anda menginginkan
Jhana. Ingatlah,
dan ini penting, Jhana-jhana adalah keadaan melepas, keadaan
kepuasan hati
yang luar biasa dalam. Jadi lepaskan pikiran yang lapar
tersebut, kembangkan
kepuasan hati pada nafas yang indah, maka nimitta serta jhana
akan terjadi
dengan sendirinya.

Penyebab utama mengapa nimitta tidak stabil adalah karena si
"pelaku" tidak
bisa berhenti ikut campur. Si "pelaku" merupakan pengendali,
pengemudi
belakang, yang selalu terlibat pada apa yang tidak semestinya
dan
mengacaukan segalanya. Meditasi ini adalah proses alami untuk
sampai pada
tetirah dan ia mewajibkan "anda" untuk menyingkir sepenuhnya
dari jalan.
Meditasi mendalam hanya muncul sewaktu anda betul-betul
melepas, dan ini
berarti BETUL-BETUL MELEPAS sampai pada titik di mana proses
menjadi tak
terakses oleh si "pelaku".

Sebuah cara yang cakap untuk mencapai pelepasan mendalam
seperti itu adalah
dengan secara sengaja menawarkan hadiah keyakinan pada nimitta
tersebut.
Patahkan kesunyian tersebut untuk sesaat saja, begitu
lembutnya, dan
bisikkan seolah-olah berada di dalam pikiran anda bahwa anda
memberikan
keyakinan sepenuhnya pada nimitta tersebut, sehingga si
"pelaku" dapat
melepas semua kendali dan lenyap. Pikiran, yang diwakili di
sini oleh
nimitta di hadapan anda, akan lantas mengambil alih proses
selagi anda
memperhatikan itu semua terjadi.

Anda tidak perlu untuk melakukan apapun di sini oleh sebab
keindahan intens
dari nimitta lebih daripada mampu untuk menahan perhatian tanpa
bantuan
anda. Hati-hatilah di sini, jangan melakukan penilaian.
Pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah ini?", "Inikah Jhana?",
"Apa yang
mesti saya lakukan selanjutnya?", dan seterusnya merupakan
pekerjaan dari
"si pelaku" yang mencoba untuk terlibat kembali. Ini mengganggu
proses
tersebut. Anda boleh menilai segalanya ketika perjalanan
selesai. Ilmuwan
yang baik hanya menilai percobaannya ketika telah berakhir,
sewaktu seluruh
data masuk. Jadi sekarang, jangan menilai atau mencoba untuk
memikirkannya.
Tidak perlu menaruh perhatian pada sisi dari nimitta tersebut
"Apakah itu
bulat atau oval?", "Apakah sisinya jelas atau kabur?". Ini
semua tidak perlu
dan hanya mengarah lebih lanjut pada keberagaman, kemenduaan
atas "di dalam"
dan "di luar", serta gangguan.

Biarkan pikiran condong ke mana ia inginkan, yang biasanya di
pusat nimitta.
Pusatnyalah di mana bagian terindah terletak, di mana cahayanya
paling
cemerlang dan murni. Lepaskan dan nikmati saja perjalanannya
ketika
perhatian tertarik ke pusat dan jatuh ke dalamnya, atau ketika
cahaya
tersebut meluas ke sekeliling menyelubungi anda sepenuhnya.
Ini,
kenyataannya, merupakan pengalaman yang serupa dan sama namun
dicerap dari
titik pandang yang berbeda. Biarkan pikiran menyatu dalam
kebahagiaan.
Biarkan tahap ketujuh dari jalan meditasi ini, Jhana, muncul.

Terdapat dua rintangan umum di pintu menuju Jhana: kegembiraan
dan
ketakutan. Kegembiraan ialah menjadi bergairah. Bila, pada
titik ini,
pikiran berkata "Wah, ini dia!" maka Jhana kemungkinan besar
tidak terjadi.
Tanggapan "Wah" ini perlu dihilangkan demi kepasifan mutlak.
Anda dapat
menunda semua "Wah" sampai telah keluar dari Jhana, tempat
mereka
selayaknya. Rintangan yang lebih mungkin, adalah ketakutan.
Ketakutan muncul
pada pengakuan atas kekuatan dan kebahagiaan dahsyat dari
Jhana, atau bisa
pula pada pengakuan bahwa untuk sepenuhnya masuk ke dalam
Jhana, sesuatu
harus ditinggalkan -- Anda! Si "pelaku" yang sunyi sebelum
Jhana namun masih
di sana. Di dalam Jhana, si "pelaku" hilang seluruhnya. Si
"pemerhati" tetap
berfungsi, anda tetap terjaga, namun seluruh kendali sekarang
berada di luar
jangkauan. Anda bahkan tak dapat membentuk secercah pikiran
pun, apalagi
membuat keputusan. Kehendak membeku, dan ini dapat nampak
mengerikan bagi
pemula. Tak pernah sebelumnya dalam hidup anda alami begitu
terlucuti dari
semua kendali namun begitu terjaga penuh. Ketakutannya
merupakan ketakutan
atas penyerahan sesuatu yang begitu pribadi berupa kehendak
untuk bertindak.

Ketakutan ini bisa ditanggulangi lewat keyakinan dalam Ajaran
Sang Buddha,
disertai daya tarik kebahagiaan yang terletak di hadapan yang
bisa dilihat
sebagai imbalannya. Sang Buddha seringkali berkata bahwa
kebahagiaan Jhana
"mesti jangan ditakuti namun mesti diikuti, dikembangkan dan
dilatih
sering-sering" (LATUKIKOPAMA SUTTA, MAJJHIMA NIKAYA). Jadi
sebelum ketakutan
muncul, tawarkan rasa keyakinan penuh anda pada kebahagiaan
tersebut dan
jagalah iman dalam Ajaran Sang Buddha beserta teladan
Siswa-siswa Mulia.
Percayakan Dhamma dan biarkan Jhana memeluk anda dengan hangat
demi
pengalaman bahagia tanpa-usaha, tanpa-tubuh dan tanpa-ego yang
akan paling
mendalam dari hidup anda. Punyailah keberanian untuk sepenuhnya
melepas
kendali sementara waktu dan alami semua ini untuk diri anda
sendiri.

Bila itu adalah sebuah Jhana maka akan berlangsung lama. Tak
layak disebut
Jhana bila berlangsung hanya beberapa menit. Biasanya,
Jhana-jhana yang
lebih tinggi bertahan selama berjam-jam. Sekali di dalamnya,
tiada pilihan.
Anda akan keluar dari Jhana hanya ketika pikiran telah siap
untuk keluar,
sewaktu "bahan bakar" pelepasan yang dibangkitkan sebelumnya
terpakai habis.
Ini merupakan keadaan kesadaran yang hening dan memuaskan yang
sifat
alaminya adalah untuk bertahan selama waktu yang sangat
panjang. Ciri
lainnya dari Jhana adalah bahwa ia terjadi hanya setelah
nimitta dilihat
sebagaimana di atas. Lagi pula, anda mesti ketahui bahwa selagi
berada di
dalam Jhana yang manapun adalah mustahil untuk mengalami tubuh
(contohnya
rasa sakit jasmaniah), mendengar suara dari luar atau
menghasilkan pikiran
apapun, bahkan tidak pula pikiran-pikiran yang "baik". Yang ada
hanyalah
kemanunggalan pencerapan yang jernih, sebuah pengalaman
kebahagiaan
tak-mendua yang berlanjut tak berubah selama waktu yang sangat
panjang. Ini
bukanlah lupa daratan [trance], namun sebuah keadaan keelingan
yang
meninggi. Ini dikatakan supaya anda sendiri dapat mengenali apa
yang anda
anggap Jhana itu nyata atau khayalan.

Terdapat banyak lagi pada meditasi, namun di sini hanya metode
dasar yang
telah digambarkan menggunakan tujuh tahap yang berpuncak dengan
Jhana
Pertama. Banyak lagi yang bisa dikatakan mengenai "lima
penghalang" dan
bagaimana mereka ditanggulangi, mengenai arti kewaspadaan dan
bagaimana
menggunakannya, mengenai Empat Satipatthana dan Empat Dasar
Kegaiban
(IDDHIPADA) dan Lima Daya (INDRIYA) dan, tentu saja, mengenai
Jhana-jhana
yang lebih tinggi. Semua ini berhubungan dengan latihan
meditasi namun mesti
ditunda untuk kesempatan lain.

Bagi mereka yang salah arah mengganggap ini semua "hanya
latihan Samatha"
tanpa berkenaan dengan Wawasan (VIPASSANA), mohon mengerti
bahwa ini
bukanlah Vipassana maupun Samatha. Ini disebut "Bhavana"
[pengembangan
batin/cy], metode yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang
dalam Tradisi
Hutan di Thailand Timur Laut di mana guru saya, YM Ajahn Chah,
merupakan
bagian darinya. Ajahn Chah seringkali berkata bahwa Samatha dan
Vipassana
tidak dapat dipisahkan, tidak pula pasangan tersebut dapat
dikembangkan di
luar Pandangan Benar, Tekad Benar, Prilaku Benar dan
seterusnya.
Sesungguhnya, untuk membuat kemajuan dalam tujuh tahap di atas,
meditator
perlu pemahaman dan penerimaan atas Ajaran Sang Buddha dan
aturan latihan
seseorang harus murni. Wawasan akan diperlukan untuk mencapai
masing-masing
dari tahap-tahap ini, yaitu wawasan ke dalam makna dari
"pelepasan". Semakin
jauh orang mengembangkan tahap-tahap ini, semakin dalam
wawasannya, dan bila
anda telah mencapai sejauh Jhana maka itu akan mengubah seluruh
pemahaman
anda. Bisa dikatakan, Wawasan berdansa di sekitar Jhana dan
Jhana berdansa
di sekitar Wawasan. Inilah Jalan menuju Nibbana sebab, Sang
Buddha berkata,
"bagi ia yang memperturuti Jhana, empat hasil bisa diharapkan:
Pemenang
Arus, Yang Kembali Sekali, Yang Tak Kembali, atau Arahat"
(PASADIKA SUTTA,
DIGHA NIKAYA).

Ajahn Brahmavamso

Perth, Western Australia, 1998

Food For Thought
The Key of Immediate Enlightenment
Sun Tzu The Art Of War
Encouraging Quotes And Excerpts
Encouraging Stories
Jokes
 A Page to Rest - 
Breathing Space
TABLE OF CONTENTS
Complete list of articles on
this site
 Free Downloads