Namun, Mamad selaku PM IGAMA
justru menganggap bahwa acara tersebut menuai kesuksesan. “Dengan
membludaknya jumlah pengunjung, menunjukkan besarnya animo para
tokoh kunci MSM untuk turut hadir dalam setiap penyelenggaraan acara
yang diadakan IGAMA, hal itu membuktikan masih besarnya dukungan
mereka terhadap IGAMA.
Bahkan menurut Mamad, dengan semakin banyaknya jumlah pengunjung
yang hadir ini maka permasalahan HIV/AIDS di wilayah Malang Raya
menunjukkan bahwa masalah ini sudah menjadi pemikiran bersama para
tokoh kunci setempat.
“Meraka yang datang sebagai
perwakilan dari tokoh kunci untuk komunitasnya, baik di tempat
ngeber, di rumah-rumah singgah ataupun tempat nongkrong para MSM (baik
gay, biseksual, kucing hingga gay feminin dandan). Semua undangan
hadir dan bahkan mereka memperkenalkan beberapa orang baru yang
justru belum terjangkau,” imbuh pria yang pernah menjadi jurnalis
ini.
Diperkirakan, dari 30 undangan yang hadir ternyata membludak hingga
sekitar 70 orang diluar panitia dan pasangan panitia yang turut
hadir pula.
Selain membahas permasalahan tentang layanan kesehatan seksual yang
telah ada, ada beberapa ide-ide segar dari tokoh kunci ini untuk
turut serta berperan aktif dan ambil bagian dalam program
penanggulangan HIV/AIDS. Bahkan kegiatan edutainment IGAMA menjadi
sorotan utama para tokoh kunci ini,” tambah ketua umum IGAMA ini.
Beberapa program yang baru
diadakan diharapkan dapat dipertahankan lebih lama, seperti layanan
rujukan yang bersahabat bagi kalangan MSM. Karena program layanan
kesehatan seksual dan reproduksi hasil kerjasama IGAMA dan PKM
Sumberpucung dengan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang dan Program ASA (Aksi Stop AIDS) ini diharapkan lebih
meningkat mutu pelayanan dan kelengkapan sarananya.
Sedangkan untuk outlet
kondom, ada beberapa kalangan yang menilai masih kurang efektif jika
distribusi kondom gratis masih dilaksanakan. “Akan tetapi untuk
memberikan pembelajaran dan upaya untuk membiasakan kalangan MSM
merubah perilaku menggunakan kondom sebagai sex safe, adalah penting”,
ujar Saiful Arief selaku Direktur Program IGAMA.
Walaupun pembagian kondom secara dan pelicin secara gratis masih
tetap dilakukan, akan tetapi IGAMA terus merealisasikan outlet
kondom di 15 tempat mangkal dengan cara bekerjama dengan supplier
kondom, DKT Indonesia.
“Memang saat ini masih 13
outlet kondom yang baru kami realisasikan, semoga pada bulan
mendatang target 15 outlet kondom dapat direalisasikan. Dan tentunya,
kami mengahrapkan teman-teman sehati baik di tempat ngeber ataupun
di rumah singgah dan tempat nongkrong untuk memanfaatkan outlet
kondom ini”, imbuh pria berkacamata ini.
Memang, selain membahas
beberapa program kesehatan seksual, mulai dari layanan rujukan,
ketersediaan kondom dan pelicin, materi KIE hingga layanan konseling.
Para tokoh kubnci yang sebagian besar adalah tokoh senior pendiri
ataupun aktivis lawas IGAMA ini menyoroti kinerja para staf dan juga
upaya peningkatan kegiatan edutainment.
Karena selain disaksikan oleh kalangan sehati, kegiatan perpaduan
seni dan edukasi tentang upaya penanggulangan HIV/AIDS, kegiatan
edutainment juga disorot oleh masyarakat umum. Utamanya para
wartawan, para pejabat yang turut hadir serta manajemen café yang
dijadikan tempat penyenggaraan”ujar Yoseph yang juga pendiri IGAMA
ini.
“Untuk itu diharapkan
kegiatan edutainment harus meningkat penyelenggaraannya baik dari
kuantitas pengunjung ataupun kualitas tampilan serta yang lebih
penting lagi, kualitas hasil atau output yang diharapkan dari
kegiatan ini tepat mengena sasaran”, tambah bapak satu orang putra
ini.
Hasil akhir dari kegiatan
“Public Discussion with MSM & Stakeholder IGAMA” ini para undangan
sepakat untuk menyatukan tekad dan kebersamaan guna mendukung
program HIV/AIDS IGAMA.
Wujud dari kebersamaan ini, masing-masing tokoh kunci merogoh kocek
secara sukarela untuk modal awal kegiatan selanjutnya. Kegiatan
malam keakraban dan ramah tamah kalangan sehati ini direncanakan
diselenggarakan pada bulan Juli 2005 dengan penyenggaraan
dipercayakan pada staf IGAMA.