Malang, 15 Maret 2005
Bertempat di Community Center Jalan Dorowati 10
Malang, kegiatan PErtemuan PE IGAMA yang ketiga
berlangsung lebih akrab dan meriah. Selain itu, masalah
waktu yang biasanya menjadi salah satu kendala dalam
penyelanggaraan kegiatan yang memang dilaksanakan di
cafe, tidak lagi dirasakan. Sekitar 56 orang turut
meyesaki ruangan Community Center yang sekaligus
berfungsi sebagai kantor IGAMA tersebut.
Agenda acara
selain sebagai pertemuan rutin bagi para Peer Educater
atau pendidik sebaya terhadap hasil dan evaluasi
kegiatan yang mereka lakukan di lapangan, juga
memecahkan permasalahan dan kendala yang ditemui di
lapangan, baik oleh PE tersebut ataupun PO yang menjadi
supervisornya.
"Kali ini
kami menyelenggarakan pertemuan PE di Community enter
selain ingin mendekatkan para PE dengan pusat komunitas
di kantor IGAMA juga sebagai ajang untuk mengakrabkan
dan mempererat hubungan antara kami yang duduk di staf
pelaksana IGAMA", ujar Ipoel selaku Direktur Program
IGAMA.
Memang jumlah PE yang
hadir sangat membludak dari sekitar 30 orang yang diidentifikasikan
sebagai PE aktif. Hal itu terjadi karena beberapa PE yang
diindikasikan sebagai PE non aktif, ternyata turut hadir dalam acara
tersebut selain itu beberapa KD (Kelompok Dampingan) yang merasa
dekat dengan IGAMA juga turut hadir dan ingin melihat perkembangan
kegiatan IGAMA. Apalagi memang dalam waktu dekat akan
diselenggarakan kegiatan edutainment yang dinantikan oleh
teman-teman MSM di wilayah Malang Raya ini.
Memang PE yang hadir
tersebut merupakan key informan bagi kelompoknya. Karena
memang perwakilan PE yang diambil merupakan perwakilan representatif
dari kelompok yang berbeda, seperti dari kalangan pekerja seks atau
kucing, kalangan gay terbuka dan gay tertutup serta kalangan gay
feminin yang berdandan seperti waria namun tidak mau diidentifikasi
sebagai waria ini juga menjajakan jasa layanan seks di jalanan.
Seyogyanya, pertemuan
PE ini dilakukan secara reguler tiap 4 bulan sekali. Namun terkadang
kaena kondisi waktu dan kepentingan maka penyelenggraan pertemuan PE
kali ini hanya dalam rentang waktu 2 bulan dari pertemuan PE kedua.
"Hal ini memang kurang optimal sesuai dengan schedule yang telah
ditetapkan, akantetapi karena mengingat padatnya jadwal kegiatan
serta alasan tertentu, kegiatan PE kali ini kami selenggarakan hanya
berjarak 2 bulan dari peremuan PE sebelumnya", ujar Mamad selaku
Program Manager IGAMA. Kegiatan pertemuan PE sebagai bagian dari
program penjangkauan dan pendampingan yang dilakukan IGAMA ini
sebagai bagian dari program kerja atas hasil kerjasama dengan
program ASA (Aksi Stop AIDS)-FHI Indonesia.
Dalam kegiatan
pertemuan PE kali ini selain membahas hasil kinerja para pendidik
sebaya tersebut di wilayanya masing-masing, juga membahas temuan dan
hambatan atau kendala yang dihadapi para pendidik sebaya tersebut. "Ada
kesulitan tersendiri ketika mengajak teman sebaya saya untuk datang
ke rujukan klinik kespro IGAMA, karena mereka merasa sehat-sehat
saja", ujar Ade' salah satu PE teraktif di IGAMA.
"Selain itu, banyak
dari teman-teman sebaya saya yang merasa takut dengan masalah
kesehatannnya, termasuk status HIVnya. Dan mereka masih bingun harus
tes dimana, karena katanya di MAlang, biaya untuk tes darah HIV ini
masih sangat mahal. Akan tetapi mereka juga takut jika harus
melaksanakan tes darah nantinya keberadaan dan statusnya terbuka dan
diketahui oleh orang banyak" tambah Agoes Wien.
Demikianlah beberapa
keluhan dan kendala yang dilontarkan oleh para PE ini. Selain
didiskusikan upaya penyelesaian juga dibahas kemungkinan dan jalan
keluar dari masalah tersebut. Karenan memang, para PE yang merupakan
sukarelawan bagi program penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok MSM
ini sangat membantu kinerja dari 7 orang petugas outreach IGAMA saat
ini.