M
alang,
25 Mei 2005
Kegiatan Malam Renungan AIDS yang menjadi agenda rutin IGAMA, baik
diselenggarakan intern IGAMA ataupun berkolaborasi dengan lembaga
atau instansi lain. Untuk peringatan MRAN 2005 kali ini, IGAMA yang
tergabung dalam Jaringan PEduli AIDS Malang Raya (JPAMR)
menyelenggarakan kegiatan yang merupakan suatu momentum untuk
mengenang pejuang-pejuang Odha yang telah meninggal ini dengan
bentuk yang lain. Suasana kegiatan MRAN 2005 kali ini cukup berbeda,
karena didahului dengan aksi turun ke jalan dengan diikuti oleh
beberapa peserta dari Jaringan Peduli AIDS MalangRAya dan beberapa
mahasiswa. Start dari stadion luar Gajayanan, para peserta membentuk
barisan panjang dengan membentang spanduk bertuliskan "Dari Renungan
menuju Aksi" yang menjadi tema MRAN 2005 kali ini, dengan disertai
orasi-orasi dan yel-yel stop AIDS.
Aksi jalan
ini menarik perhatian masyarakat sepanjang jalan, karena selain
peserta aksi yang terdiri dari kelompok waria, gay dan mahasiswa ini
terlihat unik. Apalagi kilau lampu lilin yang dibawa oleh seluruh
peserta menambah daya tarik sendiri. Rute yang dilewati sepanjang Jl
Semeru, hingga perempatan BCA Kayutangan lalu berbelok ke arah Jl
BAsuki RAchmad dan finish di pelataran parkir Alun-alun Sarinah.
Memang, acara MRAN kali ini
berlangsung "agak-sedikit" berbeda, karena kebanyakan dari undangan
yang hadir tidak lagi menggunakan kaos ataupun kostum "kebangsaan"
berwarna hitam, tapi berwarna putih juga. Celoteh khas dan yel-yel
dari para orator yang disambut dengan pekikan khas, menambah meriah
suasana aksi jalanan yang sempat memacetkan lalu lintas beberapa
saat ini.
Orator IGAMA,
Sdr Syaiful arief berkali-kali meneriakkan "Hentikan perilaku seks
bebas", "Hentikan penggunaan Jarun tidak steril", yang dijawab
serentak "HENTIKA!!" oleh seluruh peserta. Yel yel dan aksi jalanan
dengan membagikan brosur dan selebaran ini berakhir di pelataran
alun-alun.
Dengan
nyala lilin dan duduk melingkar, para peserta kegiatan dari IGAMA,
KK Wamarapa, Sadarhati, Paramitra, BKMPA, PMII dan Dinas Kesehatan
Kota dan Kabupaten Malang semua berbaur dalam suasana khusuk.
Lantunan lagu wajib MRAN seperti Lilin-lilin Kecil dan Usah kau Lara
Sendiri bergema dengan tidak diikuti peserta kegiatan saja, tetapi
oleh penonton yang turut berbaur.
Ada beberapa susunan acara yang bagi saya sungguh informatif dan
menarik, seperti fragmen tentang kehidupan Odha dan penerimaan
masyarakat oleh Gity-Minul, pembacaan puisi, sambutan dari wakil
Dinkes Kota dan Dinkes Kabupaten Malang hingga orasi dari perwakilan
masing-masing lembaga yang sarat akan pesan-pesan dan mampu membuat
para undangan, menitikkan
air mata dan terharu.
Acara MRAN malam itu dihadiri cukup banyak peserta, kira-kira lebih
dari 100 undangan. Beberapa wakil LSM hadir di MRAN tersebut dan
senangnya lagi,aktor-aktor kawakan dikancah HIV/AIDS untuk wilayah
Malang Raya juga turut hadir.
Lagu Lilin-lilin Kecilnya milik Chrisye dan Usah kau Lara sendiri
dari Ruth Sahanaya-Katon Bagaskara menutup acara disertai panjatan
doa bersama bagi para pejuang Odha. Seluruh undangan yang melingkari
lilin-lilin sambil bergandengan tangan sebagai simbol kebersamaan
dalam berjuang, serta menyatukan satu visi dan misi untuk terus
memutus mata rantai penularan HIV/AIDS di wilayah Malang Raya
khususnya.
Malam semakin larut, tapi kekelaman mulai pudar digantikan dengan
nuansa kebangkitan semangat dari para pejuang untuk terus bertahan
dan bergerak maju. Undangan-termasuk saya-pulang dengan kantuk dan
Renungan yang seharusnya dapat menjadi Aksi untuk melakukan
perubahan.