Kopasus Adalah Laskar Jihadnya TNI
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara seMaluku,
Sampai saat inipun masi tidak ada keseriusan dan kejujuran dari Pemerintah NKRI di
dalam penanganan konflik Maluku! Pemerintah NKRI berkoar-koar tentang
pembubaran FKM/RMS dan penarikan laskar Jihad dari Maluku hanyalah semacam
kamuflase bagi keinginan tersembunyi untuk tetap merusuhkan Maluku. Perintah dan
wewenang yang diberikan Pemerintah NKRI kepada PDSD-Maluku, adalah upaya
yang licik untuk "melarikan diri dari tanggung jawab", dan "perangkap untuk
mengkambing-hitamkan pihak lain, terhadap kejahatan yang direstui Pemerintah
NKRI sendiri! Pemerintah NKRI mempopulerkan isu-isu FKM/RMS dan Laskar Jihad,
supaya kita tidak melihat PASUKAN KOPASUS YANG TIDAK BERADA DI BAWAH
KOORDINASI PDSD-MALUKU! Inilah bukti ketidakseriusan dan ketidakjujuran
Pemerintah NKRI terhadap Maluku! Mengapa?
Walaupun dilarang oleh Walikotamadya Ambon, Yopir Papilaja, karena Kudamati
bukanlah daerah rawan konflik, KOPASUS tetap mendirikan pos-pos mereka di
Kudamati dan sekitarnya, dengan alasan mengantisipasi kegiatan Perayaan HUT-52
RMS dan Pengibaran Bendera RMS! Dari awal, alasan ini sudah terdengar sumbang,
sebab tidak masuk akal sehat bahwa KOPASUS hanya mengawal SATU dari sekian
daerah yang diperkirakan akan mengibarkan Bendera RMS. Apakah karena Kudamati
adalah daerah kediaman Pemimpin FKM, dr. Alex Manuputty? Bisa jadi, tetapi dari
sisi lain yang akan kita ungkap kemudian.
25 April 2002 sudah lama berlalu, tetapi KOPASUS masih bercokol di Kudamati. Dr.
Alex Manuputty cs. sudah ditangkap, tetapi KOPASUS tetap menganggap, atau
memaksa diri untuk menganggap bahwa Kudamati adalah "wilayah berbahaya"!
Anggapan ini tidak berbeda dari anggapan Laskar Jihad yang makan hati berulam
jantung, karena Kudamati adalah "benteng Kristen" yang sangat sukar ditembus.
Kudamati lalu menjadi alas lidah dan mimpi buruk bagi Jafar Umar Thalib dan
laskarnya, yang tidak lupa disebut setiap kali dia menyebar dakwah beracunnya.
Oleh sebab itu, benteng Kristen ini harus dihancurkan dari dalam dan hal ini menjadi
tugas utama dari LASKAR JIHAD RESMI – KOPASUS!
Tindakan KOPASUS terhadap warga Kristen Kudamati adalah tindakan "Laskar Jihad
Gaya Baru!" Kata-kata makian dan ungkapan "anjing RMS", "bangsa biadab"
terhadap warga Kristen Kudamati menunjukkan siapa KOPASUS dan apa TUGAS
mereka sebenarnya. Pembongkaran dan pengrusakan rumah-rumah warga Kristen
Kudamati memperlihatkan nafsu yang menggebu-gebu dari KOPASUS untuk menelan
warga Kristen Kudamati hidup-hidup dengan menggunakan alasan "kerusuhan yang
ditimbulkan FKM/RMS", atas tindakan "teror dan adu-domba" yang didalangi oleh
KOPASUS sendiri! Pesekongkolan KOPASUS dengan Berty Loupatty
memperlihatkan usaha melumpuhkan dan menghancurkan "benteng Kristen dari
dalam, dan situasi ini tidak jauh berbeda dengan situasi pada awal-awal kerusuhan.
Pada awal-awal kerusuhan, kami warga Kristen sering menangkap basah para
provokator-Kristen,yang dibayar oleh pihak Muslim untuk menimbulkan konflik.
Mereka dibayar Rp. 50 Juta/Kerusuhan, dan sebagian uang yang diterima mereka
adalah UANG PALSU! Sesudah itu, sementara Laskar Jihad dan pihak Muslim
mengklaim adanya ":Laskar Kristus", seperti yang dipimpin oleh Sdr. Agus
Wattimena (Aktivis FKM dari grassroot), akhirnya terungkap bahwa Agus Wattimena
bermain sebagai "agen ganda" dan bersekongkol dengan Laskar Jihad yang didukung
TNI! Oleh sebab itu, di dalam banyak pertempuran, Agus Wattimena yang selalu
tampil di garis depan, tidak dijadikan sasaran tembak Laskar Jihad dukungan TNI.
Seorang anak buah Agus Wattimena akhirnya menjadi korban, ketika hendak
"menyelamatkan" pemimpinnya yang tertinggal di dalam pertempuran di
Poka-Rumahtiga. Agus Wattimena bukan tertinggal, tetapi sedang berdialog dengan
seseorang dari Laskar Jihad! Hal ini memang memalukan saya, tetapi harus saya
ungkapkan, supaya anda juga bisa menilai kebenaran tuduhan para tokoh Muslim
terhadap "Laskr Kristus", yang masih saja ramai diulang-ulang hingga saat ini.
Sekarang, ternyata Berty Loupatty, Pemimpin Coker, adalah kaki-tangan Laskar
Jihad yang meneruskan persekongkolannya dengan KOPASUS, Laskar Jihad
berseragam TNI! Padahal, Laskar Jihad dan para tokoh/pimpinan Muslim mati-matian
membelokkan kepanjangan Coker menjadi "Cowok Kristen!"
Apa sebenarnya tugas terselubung dari KOPASUS, yang ditempatkan Pemerintah
NKRI di Maluku, tetapi di luar komando Kodam XVI Pattimura dan di luar koordinasi
PDSD-Maluku? Untuk melumpuhkan dan menghancurkan Kudamati sebagai benteng
Kristen Ambon, dari dalam. Kudamati akan "disembelih dan digantung di depan
umum", untuk menteror seluruh umat Kristen Maluku khususnya, dan rakyat Maluku
Salam-Sarani pada umumnya, supaya tidak pernah lagi menyebut FKM atau RMS.
Dengan demikian masalah RMS akan kembali terkubur, dan Maluku akan tetap
menjadi "propinsi tertindas" seperti sediakala. Pemerintah NKRI yang tidak akan
mampu melumpuhkan FKM/RMS secara hukum/formal, menggunakan KOPASUS
sebagai Laskar Jihad resmi, untuk melumpuhkan FKM/RMS secara fisik. Dosa
warisan Pemerintah RI sebagai salah satu negara bagian dari RIS kepada Pemerintah
NKRI tidak akan pernah terungkapkan dan dipertanggungjawabkan, karena salah satu
alasan yang bersifat "pribadi", bahwa Megawati Soekarnopurti harus mempertahankan
nama baik clan "Soekarno" dan "buah tangan Bapaknya!".
Ketidakjujuran Pemerintah NKRI "kebenaran" RMS, sudah terlihat semenjak
Presiden, Para Menteri, DPR/MPR, berlagak jijik dan menghindar dari pertemuan
dengan FKM yang berkunjung ke Jakarta, dan tida sekalipun berani menjawab
surat-surat FKM. Ketidakjujuran Pemerintah NKRI sekarang terlihat dari ucapan Wakil
Presiden NKRI, "Hamzah Haz", bahwa menurut "keyakinannya Ambon akan kembali
tenang jika Front Kedaulatan Maluku/Republik Maluku Selatan (FKM/RMS)
diberantas habis" (Media Indonesia, 14/05/02). Hamzah Haz tahu bahwa dia sendiri
impoten secara hukum terhadap RMS, dan RMS tidak mungkin hilang dari hati dan
pikiran rakyat Maluku. Dengan alasan itulah, dia ingin mempertahankan keberadaan
"anak-anak asuhannya – Laskar Jihad" di Maluku.
Akal bulus Hamzah Haz tersebut segera dihalalkan oleh Ketua Laskar Jihad
(FKASWJ), Ayip Saifudin dengan berkata, ", Laskar Jihad akan keluar dari Ambon
dengan sendirinya jika ada jaminan keamanan bagi umat muslim di sana, dan
FKM/RMS diberantas habis." Apakah Wapres NKRI, Hamzah Haz, adalah bagian dari
Pemerintah NKRI atau bukan? Apakah "mengeluarkan Laskar Jihad dari Maluku"
dapat disebut sebagai "perintah Pemerintah NKRI minus Wakil Presiden NKRI",
sehingga Hamzah Haz bisa melakukan tawar-menawar? Lalu apa bedanya Hamzah
Haz dengan Ayip Syafruddin?
Ketidakjujuran yang sama diperlihatkan juga oleh mantan Menteri Pertahanan NKRI,
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, "Mahfud Md". Dia
meminta agar "Pemerintah diminta mengusir warga Belanda yang ada di Ambon,
Maluku, karena disinyalir mendukung kegiatan RMS. Mereka disinyalir bekerja sama
dengan jaringan organisasi internasional." Perhatikan bahwa Mahfud Md
menggunakan kata "disinyalir" dua kali, dan tidak sekalipun mampu memakai kata
"terbukti"! Walaupun hanya diperkaya dengan ungkapan-ungkapan "disinyalir" dan
"diduga" (Liputan6.com, 14/05/02), Mahfud Md cukup lancang di dalam ketidakjujuran
untuk menuduh warga Belanda tersebut dengan ucapan, "Mereka termasuk aktor
kerusuhan."
Mahfud Md. Mungkin sudah lupa atau sengaja melupakan bahwa "dia juga punya
andil dan tanggung jawab di dalam kerusuhan Maluku", sebelum dan sebagai Menteri
Pertahanan NKRI! Walaupun sudah berulang-kali dibuktikan adanya penyusupan
teroris Muslim internasional, pendukung laskar Jihad dari Malaysia, Arab,
Afghanistan, dll, ke Maluku, selama menjabat Menteri Keamanan NKRI, tidak
sekalipun Mahfud Md, meminta atau memerintahkan pengusiran para teroris Muslim
internasional dari Maluku. Bagaimana negara ini bisa tentram dengan para pejabat
Pemerintah dengan kapasitas pribadi yang memalukan seperti ini?
Mahfud Md adalah salah satu dari mereka-mereka yang tidak ingin melihat adanya
penegakkan hukum di Maluku yang damai. Di dalam paragraph di atas, saya sudah
memperlihatkan salah satu "andil dan tangungjawab Mahfud Md di dalam kerusuhan
Maluku" yang seharusnya dia hadapi sebagai bekas Menhan NKRI. Sekarang akan
saya sampaikan "andil dan tanggungjawab Mahfud Md", sebelum menjadi Menhan
NKRI, dan kepada yang membaca tulisan ini, mohon disampaikan langsung kepada
Mahfud Md supaya dia sebaiknya tutup mulut!
"Kami rakyat Maluku tidak melupakan TANDA TANGAN Mahfud Md. pada
PENGANTAR BUKU IBLIS karangan Rustam Kastor, yang telah memakan ribuan
nyawa dan menyengsarakan ratusan ribu orang di Maluku dan Poso, dan kami akan
menuntut pertanggung-jawaban Mahfud Md untuk itu!" Kasus "tanda tangan dan
buku" ini harus menjadi catatan utama Tim Invesitgasi Independen Nasional (TIIN)
nanti!
Ada dua hal menarik di dalam berita-berita terakhir. Yang pertama adalah bahwa
"Pemerintah NKRI telah resmi Membubaran FKM dan menyatakannya sebagai
organisasi terlarang!" Gembar-gembor Hamzah Haz dan Ayip Syarifuddin tentang
"Pembubaran RMS", seperti yang saya katakan, hanya sebatas bualan selepas
sholat! Jangankan terhadap RMS, terhadap FKM sendiri, Pamerintah hanya bisa
"berjaya di dalam tempurung"! Bagaimana dengan FKM USA dan Eropah? Maluku
sudah kenyang dengan lelucon Pemerintah NKRI yang tak lucu! Yang kedua adalah
berita bahwa "Pemerintah telah mengirim Tim Investigasi Independen Nasional (TIIN)
yang beranggotakan 11 orang ke Ambon!" Jadi TIIN sudah dibentuk secara
diam-diam, dan Maluku sendiri tidak diberikan kesempatan untuk mengenal
orang-orang Pemerintah NKRI yang kepada mereka, nasib Maluku dipercayakan!?
Mana "fit and poroper test" ala DPR RI yang diandalkan itu? Jika Pemerintah NKRI
jujur dan serius terhadap Maluku, mengapa TIIN harus diperlakukan seperti MENJUAL
KUCING DI DALAM KARUNG? Saya harus mengatakan bahwa Indonesia sedang
dipimpin oleh Pemerintah yang tidak jujur, licik, dan munafik, dan Maluku akan terus
dijadikan korban kejahadan mereka!
Salam Sejahtera!
JL.
|