Arsip: Milis e-BinaAnak <subscribe-i-kan-binaanak@xc.org>
e-BinaAnak edisi 019 / Pebruari / 2001
MENGENAL ANAK BATITA (UMUR 2-3 TAHUN)
Karena keterbatasan tempat atau tenaga pengajar maka ada banyak
gereja yang tidak menyediakan Kelas Batita. Namun sebagian gereja
yang memiliki Kelas Batita sering kali kelas ini hanya difungsikan
sebagai tempat "Penitipan Anak" atau "Arena Bermain Anak". Bagaimana
kita dapat memanfaatkan kelas untuk anak-anak dibawah usia tiga tahun
ini menjadi kesempatan pelayanan yang sesusai dengan panggilan
gereja?
Untuk itu, melalui artikel ini, e-BinaAnak ingin memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pengurus/guru-guru Sekolah Minggu untuk mengenal
anak-anak yang masih kecil ini, baik kondisi maupun kebutuhan-
kebutuhannya, khususnya kebutuhan rohaninya. Melalui sajian kami ini
diharapkan pengurus/guru-guru SM akan semakin kreatif dalam menyusun
bahan materi pengajaran Firman Tuhan dan juga kegiatan-kegiatannya
bagi anak-anak Batita.
Pertama, kita akan melihat terlebih dahulu beberapa ciri khas anak
Usia Batita, kemudian diikuti dengan beberapa penerapan praktis yang
dapat dilakukan oleh Guru SM.
A. CIRI KHAS SECARA JASMANI
---------------------------
1. Sangat aktif, senang berlari dan melompat. Oleh karena itu ruang
kelas sebaiknya cukup luas/besar, dan perlu dipikirkan aktivitas
fisik yang menunjang jalannya ibadah. Misalnya: sambil menyanyi
anak diajak mengelilingi ruangan, atau dengan diiringi gerakan
melompat, menari, bertepuk tangan, dsb.
2. Belum dapat mengatur persendian otot-otot, sehingga mereka tidak
dapat duduk tenang terlalu lama. Jadi, sia-sia saja jika Guru
SM meminta anak Batita untuk duduk diam mendengarkan Firman Tuhan
lebih dari 10 menit, apalagi bila cara penyampaiannya seperti
"kotbah" yang monoton, monolog dan panjang.
3. Pita suara belum berkembang secara sempurna. Pada saat bernyanyi
jangan memaksa anak menyanyi dengan nada yang terlalu tinggi
atau dengan suara keras. Tanpa disadari Guru sering meminta anak
batita untuk menyanyi lebih keras. Mereka pikir semakin keras anak
akan semakin bersemangat menyanyi. Hal ini tidak baik dilakukan,
karena akibatnya anak justru menjadi berteriak-teriak dan membuat
suasana gaduh.
B. CIRI KHAS SECARA MENTAL
--------------------------
1. Daya konsentrasi sangat pendek dan mudah merasa jemu. Dituntut
kreativitas bagi Guru Sekolah Minggu untuk menyampaikan Firman
Tuhan. 'Teknik bercerita' tidak harus monolog atau hanya mendengar
suara saja, karena akan membuat anak merasa jemu. Pakailah alat-
alat peraga karena anak usia ini masih terbatas daya tangkapnya.
Kemampuannya membayangkan (abstrak) juga masih sangat rendah.
2. Rasa ingin tahu sangat besar, suka menjamah benda-benda yang
ditemuinya. Karena itu, Guru perlu mempertimbangkan jenis alat
peraga yang digunakan. Selain harus menarik juga yang tidak mudah
rusak, karena kemungkinan besar anak akan berebut memegangnya.
Jika tidak memungkinkan untuk dipegang (takut rusak) maka lebih
baik ditempatkan ditempat yang tidak mudah dijangkau oleh mereka.
3. Belajar melalui pancaindera (mendengar, melihat, meraba, mencium
dan merasakan). Libatkan sebanyak mungkin pancaindera anak dalam
kegiatan ibadah. Misalnya: mendengar suara-suara (tertawa, senang,
menangis, dll.), melihat gambar-gambar (laki-laki, wanita, tua,
muda dll.) atau memperagakan tindakan-tindakan (kesakitan,
menolong orang, sombong, dll)
4. Perbendaharaan kata masih sangat terbatas. Sehingga gunakanlah
kata-kata yang sederhana dan konkrit, baik dalam bercerita atau
berdoa. Perlu juga untuk mempertimbangkan pemilihan kata yang
tepat sebelum Guru mempersiapkan sebuah cerita. Misal: kata
"sedih" lebih mudah dimengerti daripada "berdukacita". Jangan
memakai kata-kata abstrak yang sarat dengan konsep, misalnya:
tanggungjawab, keselamatan, kebenaran, keadilan dll. Untuk itu
lebih baik diganti dengan contoh-contoh kehidupan sehari-hari.
Selain itu, karena pikirannya seringkali berjalan lebih cepat
dibanding kemampuan berbicaranya, anak usia batita sering bicara
tergagap-gagap. Guru harus peka terhadap situasi ini dengan
menunjukkan perhatian dan kesabaran dalam menunggu (atau
membantunya) mengungkapkan pikirannya dalam perkataan.
C. CIRI KHAS SECARA EMOSI
-------------------------
Menyukai suasana yang sudah dikenal dan takut pada suasana atau
orang yang asing. Untuk mengatasi hal ini jangan terlalu sering
mengganti-ganti pengaturan kelas dan jangan membuat perubahan yang
terlalu mencolok. Bila ada Guru baru, libatkan secara perlahan-lahan
dan bertahap, jangan dalam pertemuan pertama langsung menyampaikan
Firman Tuhan, ada kemungkinan suasana kelas akan menjadi "mati"
(karena anak kurang meresponi). Mulailah dengan melibatkan guru baru
tsb dengan mendampingi guru lama untuk menyanyi di depan kelas, lalu
pada beberapa pertemuan berikutnya, beri kesempatan pada guru baru
untuk memimpin pujian dengan didampingi guru lama, dan seterusnya
sampai anak terbiasa dengannya. Guru baru dapat menyampaikan Firman
Tuhan di depan anak-anak setelah ia mengenal baik anak-anak dan
dikenal oleh anak-anak.
D. CIRI KHAS SECARA SOSIAL/PERGAULAN
------------------------------------/font>
1. Sifat ketergantungan masih besar, namun juga ingin menonjolkan
sifat kemandirian. Jika sudah mampu biarkan anak melakukan hal-hal
yang mampu ia lakukan sendiri. Jika masih didampingi oleh orang
dewasa (ibu/ayah/pengantar), biarkan mereka menunggu dari jarak
yang bisa dilihat oleh anak, tapi jangan terlalu dekat.
2. Egosentris, egoistis. Anak batita cenderung memperlakukan anak
lain yang seumur dengannya sebagai suatu benda dan bukan suatu
pribadi. Ia belum bisa bermain "dengan" anak lain dalam arti yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, dalam bermain dengan anak-anak
lain perlu pengawasan dari orang dewasa supaya tidak saling
menyakiti satu dengan yang lain.
3. Suka mengatakan "tidak" dan memang dalam usia ini anak sedang
berada dalam masa/tahap "menentang". Selain itu anak juga
seringkali "menguji" lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Anak-anak perlu mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh
dilakukannya. Kadang tingkah laku mereka yang paling mengganggu
pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk mengetahui apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukannya - mereka senang melakukan
eksperimen. Oleh karena itu orang dewasa harus tegas, jika perlu
berikan penghukuman ringan untuk kesalahan yang dilakukan supaya
mereka tahu bahwa yang dilakukannya adalah salah.
E. CIRI KHAS SECARA KEROHANIAN
------------------------------<
1. Meniru tingkah laku orang dewasa, termasuk juga sikapnya
terhadap Tuhan. Untuk itu selain mengajar kebenaran Alkitab,
berilah juga contoh yang tepat. Banyak kebenaran yang tak dapat
dipahami, namun dapat dirasakan. Sikap dan tingkah laku guru
harus membuat mereka memahami arti hidup yang beribadah kepada
Tuhan. Misal: sikap dalam berdoa, dalam berhubungan/berbicara
dengan orang lain
2. Anak juga memiliki kebutuhan rohani. Ia dapat memahami kasih Allah
dan hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Namun demikian tidak
mudah menjelaskan pertanyaan "seperti apakah Allah itu". Oleh
karena itu orang dewasa perlu menolong mereka untuk menyadari
keberadaan dan keterlibatan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan demikian mereka akan belajar bahwa sekalipun Allah tidak
dapat di lihat tapi Allah ada dan dapat dirasakan karena Allah
juga sayang kepada anak-anak.
Sumber: (Rangkuman)
1. Judul Buku: Pembaruan Mengajar
Penulis : Dr. Mary Go Setiawani
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 21-22
2. Judul Buku: Ketika Anak Anda Bertumbuh
Penulis : Margaret Bailey Jacobsen
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 31-87
***********************************************************************
\o/ TIPS MENGAJAR
TIPS MENGELOLA KELAS BATITA
============================
Melayani anak usia Batita dapat menjadi tantangan tersendiri bagi
Guru Sekolah Minggu. Berbeda dari kelompok umur lainnya, anak usia
Batita belum bisa diatur sedemikian rupa untuk duduk tertib
mengikuti ibadah, dan biasanya masih memerlukan pendampingan orang
tua. Mengingat usianya yang masih sangat muda, anak Batita juga
belum bisa dituntut untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
Oleh karena itu, Guru Sekolah Minggu harus mendesain kelas, bahan
pengajaran, aktivitas, serta suasana kelas sedemikian rupa supaya
tujuan dapat tercapai tanpa mengesampingkan kebutuhan dan
keterbatasan anak pada usia tsb.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Guru Sekolah Minggu
dalam mengelola Kelas Batita antara lain:
1. RUANG KELAS DAN PERLENGKAPANNYA
Pastikan ruang kelas cukup luas untuk menampung anak beserta
dengan orang tua/pengantarnya. Pikirkan juga bagaimana pengaturan
tempat duduk, biasanya yang lebih disukai adalah duduk di bawah
dengan beralaskan tikar atau karpet. Baik pula bila disediakan
tempat sampah, sapu, lap, dan tissue - untuk mengatasi bila ada
makanan yang jatuh, air minum tumpah, anak mengompol, dsb.
Pastikan bahwa semua benda atau peralatan di dalam ruang kelas
"aman" untuk anak.
2. GURU YANG MENGAJAR
Guru yang mengajar Kelas Batita tidak mungkin hanya seorang diri
saja, jadi dibutuhkan beberapa orang guru yang bertugas mengawasi
dan menjaga anak-anak selain guru yang bertugas memimpin pujian
dan menyampaikan Firman Tuhan. Beberapa kriteria guru Kelas
Batita, yaitu: sabar dan telaten, sayang kepada anak kecil, dan
bersuara cukup keras serta jelas. Guru yang bertugas di Kelas
Batita juga harus mengenakan pakaian yang membuatnya dapat
bergerak bebas (melompat, berlari, mengangkat tangan, kaki, dsb).
3. AKTIVITAS UNTUK ANAK
Anak usia Batita tidak dapat duduk menunggu dengan tenang, karena
itu sediakan beberapa permainan untuk mengisi waktu bagi anak
yang datang lebih awal dan pastikan ada guru yang mendampingi
sehingga tidak terjadi perebutan permainan oleh anak. Seusai
Firman Tuhan, biasanya juga diberikan aktivitas agar anak dapat
mengingat dan mengulang kembali pesan Firman Tuhan yang telah
disampaikan. Ada baiknya setiap anak diberi sebuah buku aktivitas
(sebuah buku gambar kosong atau buku khusus yang telah disiapkan
"isi"nya untuk 1 tahun pelajaran) yang harus dibawanya setiap kali
ke Sekolah Minggu.
4. SAAT MEMIMPIN PUJIAN
Pilihlah lagu-lagu yang sesuai dengan usia batita, yaitu yang
menggunakan kata-kata sederhana, seperti "Si Semut", "Kingkong",
Kambing Embek-embek" dsb. Usahakan menyanyikan lagu dengan
berbagai gerakan, selain hal tsb dapat memenuhi kebutuhan fisik
anak untuk selalu bergerak, anak juga dapat lebih mudah mengingat
syair lagu tsb. Guru yang memimpin harus menguasai lagu dengan
baik, bersuara cukup keras, dan dapat menyanyi dengan benar. Bila
memungkinkan sebaiknya ada guru yang dapat memainkan alat musik
untuk membantu mengiringi anak-anak menyanyi.
5. SAAT MENYAMPAIKAN FIRMAN TUHAN
Anak usia Batita tidak dapat konsentrasi cukup lama untuk
memperhatikan suatu hal, karena itu teknik penyampaikan Firman
Tuhan haruslah bervariasi dan menarik agar anak tidak bosan.
Teknik bercerita bisa saja digunakan, tapi untuk anak di bawah
tiga tahun sebenarnya masih terlalu sulit untuk membayangkan
cerita lisan tanpa dibantu alat peraga. Usahakan menyampaikan
Firman Tuhan dengan merangsang penggunaan sebanyak mungkin panca
indera anak, bahkan bila memungkinkan dengan melibatkan anak
dalam cerita. Misalnya: saat menyampaikan kisah "Perjamuan di
Kana" ajaklah anak mencicipi air putih dan air anggur
(menggunakan sirup anggur), saat menyampaikan kisah "Tembok
Yerikho" dengan melibatkan anak sebagai orang Israel yang
berjalan mengelilingi tembok dan ada yang meniup terompet, saat
menyampaikan kisah "Daud dan Goliat" dengan bermain peran/drama.
6. MENGENAI ORANG TUA/PENGANTAR ANAK
Salah satu keunikan mengajar di Kelas Batita adalah kehadiran
orang dewasa, sehingga Guru Sekolah Minggu perlu juga memikirkan
bagaimana dapat melayani mereka, khususnya yang belum mengenal
Tuhan. Kerjasama yang baik antara Guru dan para orang tua/
pengantar dapat membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan
menyenangkan. Misalnya: melibatkan orang tua/pengantar saat
menyampaikan Firman Tuhan, atau dengan menerbitkan buletin
Panduan Bahan Pengajaran Sekolah Minggu untuk diberikan pada
orang tua/pengantar yang dilengkapi dengan berbagai petunjuk
praktis bagaimana menindaklanjuti Firman Tuhan yang telah
disampaikan di Sekolah Minggu dalam kehidupan sehari-hari anak.
/Tim Redaksi
[[Cat.Red.: Nah ... bagaimana dengan Kelas Batita di tempat Anda
melayani? Bila Anda ingin share/berbagi pengalaman dengan para
pembaca e-BinaAnak, silakan layangkan e-mail Anda ke alamat berikut
ini: <submit-BinaAnak@sabda.org> ]]
***********************************************************************
\o/ AKTIVITAS
AKTIVITAS YANG COCOK UNTUK ANAK BATITA
======================================
Secara fisik, anak berumur antara 2-3 tahun adalah anak yang suka
bergerak, berlari, melompat, memanjat dan tidak bisa diam dalam
waktu yang lama. Namun mereka cepat lelah karena otot-otot belum
berkembang dengan sempurna, sehingga mereka belum dapat melakukan
pekerjaan tangan yang rumit. Untuk itu sediakan aktivitas dan
permainan sederhana yang dapat mereka kerjakan. Beberapa aktivitas
yang cocok bagi mereka antara lain:
1. PERMAINAN BALOK
Gunakanlah balok-balok kayu/plastik, dan ajaklah anak-anak untuk
menyusun balok menurut imajinasinya sendiri. Biarkan mereka
membuat bentuk menurut keinginan mereka sendiri, walau mungkin
mereka masih membuat bentuk-bentuk yang sederhana seperti rumah,
bintang dan sebagainya. Permainan ini selain dapat melatih
perkembangangan kekuatan ototnya, juga dapat membantu mereka
meningkatkan imajinasi mereka.
2. PUZZLE
Puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda
yang telah dipecah dalam beberapa bagian. Jangan menggunakan
puzzle yang terlalu rumit, tapi gunakan yang sederhana yang
terdiri sekitar 5-10 potong, sehingga anak-anak dapat menyusun
dengan mudah.
3. MENGGAMBAR
Sediakan kertas dan crayon dan biarkan anak membuat gambar menurut
imajinasi mereka, walau pada umur sekian biasanya mereka masih
membuat cakar ayam. Tapi bila ditanya mereka dapat menjawab objek
yang sedang digambarnya, seperti ayahnya, anjingnya, ayamnya dsb.
4. MENEMPEL
Gunakan gambar-gambar sederhana yang telah dikenal oleh anak,
misal: ikan dan roti (untuk kisah "5 roti dan 2 ikan"), atau
meminta anak menempel "mata ikan" pada tempat yang sesuai. Bisa
juga diberikan beberapa potong gambar dan minta anak menempelkan
sesuai keingan mereka sendiri, misal: gambar seorang gembala,
seekor anjing, dan 3 anak domba serta selembar kertas hijau
berbentuk padang rumput yang luas. Aktivitas ini bisa juga
disertai dengan pelajaran berhitung. Seusai menempel gambar
ajaklah anak menghitung jumlah ikan, roti, domba, dsb.
5. MEWARNAI
Sediakan kertas dengan gambar di atasnya, pensil warna, spidol
atau crayon. Mintalah anak-anak mewarnai gambar tersebut. Walau
mereka belum dapat mewarnai dengan sempurna, tapi kegiatan ini
dapat melatih kepekaan mereka akan warna.
Demikianlah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak
umur 2-3 tahun. Semoga hal ini dapat membantu anda dalam melayani
anak-anak umur batita ini.
Sumber: (Terjemahan dan edit)
Judul buku : Sunday School Smart Pages
Editor : Wes & Sheryl Haystead
Penerbit : Gospel Light, Ventura 1992
Halaman : 23
***********************************************************************
\o/ DOA
Pertanyaan Anak-anak tentang Doa
================================
Tanya: BOLEHKAH KITA BERDOA UNTUK BINATANG-BINATANG?
Jawab:
Kita boleh berdoa untuk segala hal yang penting bagi kita, dan hal
ini termasuk binatang-binatang. Allah menginginkan kita berbicara
denganNya tentang segala hal yang berkepentingan dengan kita. Dia
adalah sahabat kita dan Dia memperhatikan kita. Demikian juga,
Allahlah yang menciptakan binatang-binatang. Dia mencintai mereka.
Jadi bila seekor binatang atau seekor anjing penting bagi kita, kita
boleh bebas mendoakannya. Dan tentu saja para petani juga akan
mendoakan binatang-binatang piaraan mereka.
Ayat Kunci: "Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi
belas kasihan orang fasik itu kejam." (Amsal 12:10)
http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ams/T_Ams12.htm#12:10
Ayat Terkait: Mazmur 104:10-23; Matius 6:26; Lukas 12:24
Pertanyaan Terkait:
- Bolehkah kita mendoakan binatang piaraan dan apakah Allah akan
mendengarkan kita?
Bahan di atas dikutip dari:
Judul buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa
Penerbit : Betlehem Publishers, Jakarta
No. : 50