Arsip: Milis Diskusi e-BinaGuru <gabung: subscribe-i-kan-binaguru@xc.org>
Subject: HS2: Profil Orang Tua (lihat juga HS1 / HS3)
Tanggal: 23 Oktober 2005
Oleh: Meilania <meilania@telkom.net>
Dear friends ...
Nyambung lagi nih ttg HomeSchooling (HS) kali aja abis ini gerakan HS juga bakal
marak di Indo :-) Hasil penelitian di US menunjukkan keluarga KRISTEN
mendominasi penggunaan sistem HS di negara tsb (sekitar 80%).
Nah, mengapa para orang tua akhirnya memutuskan untuk menerapkan HS?
Jawaban yang paling sering muncul adalah: mereka (orang tua) ingin mengajarkan
dan meneruskan nilai-nilai / kepercayaan dan "worldview" mereka kepada anak-anak
mereka.
Selain itu, masih ada 5 alasan lain mengapa orang tua memilih sistem HS:
1. Orang tua ingin anaknya memperoleh pendidikan yang lebih baik dari yang
sekolah bisa berikan
2. Orang tua ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang "individualized" dimana
setiap anaknya dapat belajar sesuai dg bakat minat serta kebutuhannya yang unik
secara individu
3. Orang tua ingin membina dan meningkatkan hubungan dengan anak-anaknya, baik
antar orang tua dan anak maupun antar saudara kandung
4. Orang tua ingin menyediakan lingkungan sosial yang sehat bagi anak-anaknya,
baik dengan lingkungan teman sebaya maupun dg lingkungan orang dewasa (dg kata
lain, agar lingkungan sosial anak tetap terjaga dg aman)
5. Orang tua mulai mengkuatirkan lingkungan sekolah yang mulai relatif tidak
aman (seperti: penggunaan narkoba di kalangan anak dan remaja, perkelahian,
pergaulan bebas, dsb)
KOMPAS 13 Maret 2005 pernah mengangkat tulisan ttg praktek HomeSchooling di
Indonesia. Saat ini sudah ada keluarga-keluarga Indo yang menerapkan sistem HS
bagi anak-anaknya TAPI ijazah anak-anak ini nantinya adalah ijazah dari US (atau
negara lain?) karena di Indo belum ada tuh kurikulum untuk anak yang di HS kan
ama ortunya :-)
Oya, sedikit komentar saya dari tulisan P Wals yang ikut meramaikan diskusi kita
ttg HS:
Walsinur wrote:
Semula memang dikelola oleh orangtua sendiri,namun selanjutnya berkembang dengan
mendatangkan pengajar kerumah,layaknya model pendidikan anak-anak keluarga
bangsawan jaman dulu.
Meilania:
Nah ... ini juga pernah saya dengar dari teman-teman yang membandingkan sistem
HS di US dan praktek di Indo, yang katanya HS tapi ternyata ortu malah ga
terlibat, melainkan panggil guru les sana sini trus dibilang anaknya mengikuti
sistem HS. Atau, ada juga sekolah yang semi HS, jadi campur-campur begitu.
Kurikulumnya mungkin ngikut HS, tapi yang ngajar tetap guru sekolah tapi setiap
anak belajar sesuai dg kecepatannya sendiri.
Anyway ... yang disebut sistem HS sebetulnya memiliki beberapa karakteristik
tertentu, misalnya:
Orang tua AKTIF mengajar anak-anaknya sendiri. Meskipun bisa saja melibatkan
orang lain (dan ini dilakukan oleh para orang tua yang menerapkan HS) tetapi
tetap orang tua yang pegang kendali atas pendidikan anak-anaknya. Beda dg kaum
bangsawan atau anak-anak dari keluarga kerajaan - bila kita pelajari, justru
orang tua hampir tidak terlibat dalam pendidikan secara langsung dengan
anak-anak mereka.
Walsinur wrote:
Sebenarnya Home Schooling di Indonesia sudah ada sejak dulu,hanya namanya
berbeda.
Meilania:
Betul Pak Wals ... HS ini bukan barang baru, malah barang lama yang "kembali
dilirik" dan sekarang dipopulerkan kembali.
Lha itu di Alkitab contoh HomeSchooling yang paling afdol :-)
Bangsa Israel di jaman PL menerapkan sistem HS bagi anak-anaknya. Sejak kecil
anak-anak dididik oleh ayah dan ibunya, baik pendidikan ttg ketrampilan
sehari-hari maupun hal-hal rohani, semuanya masuk 1 paket dalam kurikulum
keluarga Israel.
Oleh sebab itu, sangat masuk akal bila sistem HS di US paling diminati oleh
keluarga kristen. Bahkan ada kurikulum HS yang dirancang secara kristiani. Saya
pernah baca di situs Internet, bahwa ada Pendeta Gereja denominasi ttt yang
bahkan mendorong jemaatnya untuk menerapkan sistem HS bagi anak-anak mereka.
Bukan hanya bicara, gereja tsb pun punya Divisi sendiri yang khusus menangani
kurikulum, panduan, dan bahkan bantuan bagi para orang tua yang mau beralih ke
sistem HS ini.
Kalau kita menengok ke belakang, melihat sejarah sebelum SEKOLAH formal itu
populer seperti saat ini, ... ya sistem HS lah yang banyak diterapkan :-) Bahkan
di tengah arus sekolah formal mulai populer sekitar abad 18-19, masih ada orang
tua yang karena berbagai alasan tidak menyekolahkan anaknya di sekolah formal.
Salah satu contohnya adalah Thomas Alfa Edison yang dikeluarkan dari sekolah
formal karena dianggap terlalu bodoh :-) tapi kemudian di HS oleh ibunya sendiri
... eh, malah berhasil tuh!
Walsinur wrote:
Untuk menerapkan Home Schooling di Indonesia,tdk perlu meniru pola
pengajaran yang diterapkan Amerika,karena belum tentu cocok.
Bila nantinya Home Schooling makin diminati di negeri ini,ada baiknya para
orangtua membentuk komunitas mandiri yg khusus mengelola pendidikan
alternatif ini dengan memasukkan muatan2 khusus,misalnya pendidikan untuk
mengenal tanah air dan budayanya,pendidikan kesenian,kecintaan membaca, dan
lain-lain.
Meilania:
Salah satu keuntungan para orang tua yang tinggal di US adalah, kurikulum dan
materi HS begitu mudahnya didapat, semudah kita "klik" mouse dan browsing di
Internet :-) Karena tinggal milih dan beli, materi dikirim, jadilah sudah.
Kalaupun ada kesulitan, bisa konsultasi gratis lagi di lembaga2 yang menyediakan
diri untuk mendampingi para ortu HS. Itulah salah satu keunggulan negara maju
yang berbasiskan teknologi informasi.
Bagaimana dg Indonesia?
Saya pernah coba usulkan pada teman-teman kuliah saya dulu (yang sekarang dah
pada punya anak usia sekolah) untuk membentuk suatu TIM dan saling berbagi ilmu
mengajar anak-anak. Karena kita di Indo, yah ... anak-anak kita ini tetap
sekolah formal, tapi selain itu ada "pendidikan tambahan" (daripada les
pelajaran, misalnya) yang arahnya pada pengembangan potensi diri si anak dan
untuk TRANSFER "christian worldview" tadi (yang merupakan alasan utama para
orang tua memilih sistem HS) - tentu melalui aktivitas yang asyik yah .... bukan
ceramah or sekolah minggu, tapi lebih "mendarat" dalam kehidupan sehari-hari.
Saya melihat, INTI dari HS adalah pada hubungan orang tua dan anak. Bukan pada
materi atau cara mengajarnya. Karena hasil riset membuktikan, meski anak diajar
oleh orang tua yang tidak punya pengalaman mengajar, dan waktu di sekolah dulu
si ortu juga bukan tipe siswa yang berprestasi, malah ada yang cuma lulusan
highschool, toh nyatanya anak-anak mereka BERHASIL dan BERPRESTASI secara
akademik dengan sistem HS.
Saya kira rahasianya adalah CINTA KASIH dan pengabdian orang tua. Orang tua
manapun pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, bukan? Riset
membuktikan bahwa cinta kasih orang tua ini ternyata menghasilkan anak-anak
tidak hanya berpestasi secara akademik melainkan juga anak-anak yang sangat
menghargai KELUARGA mereka.
Saya melihat, HS adalah "antivirus" buat keretakan dan kehancuran rumah tangga
di jaman modern ini. Memang sih HS tidak bisa membuat suami istri yang cerai
berbalik kembali, tapi dengan makin maraknya HS (yang dikelola oleh keluarga
kristen yang solid), maka kemungkinan besar juga akan menghasilkan anak-anak
yang sehat secara mental dan rohani, yang akan meneruskan nilai-nilai ini pada
generasinya kelak.
Benar kata Firman Tuhan pada para orang tua di jaman PL:
(yang masih berlaku juga untuk kita semua pada jaman sekarang, bukan?)
Ulangan 6:6-7
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Bersambung ...
Moderator (meilania).