HOME

LEARNING STYLES

LS-1: David A. Kolb / LS-2: Visual Auditori Kinestetik / LS-3: Global dan Analitik  / LS-4: Gregorc

Arsip: e-BinaAnak <subscribe-i-kan-binaanak@xc.org>

 

KARAKTERISTIK TIGA GAYA BELAJAR

"Auditory, Visual, & Kinesthetic Learner"

 

  Ani, Vivi, dan Teddy adalah 3 anak SM yang rajin dan aktif. Namun

  Kak Soni, guru SM mereka sering merasa kesulitan untuk menyampaikan

  bahan pengajaran pada ketiganya. Saat menggunakan teknik bercerita

  dan diskusi, Ani dengan mudah menangkap materi yang diajarkan,

  sementara Vivi tampak acuh dan Teddy menguap karena bosan. Saat

  menggunakan alat peraga gambar, ganti Ani yang kurang semangat

  sementara Vivi dengan antusias mengikuti, sedang Teddy tampak

  biasa-biasa saja. Namun, saat Kak Soni mengajak mereka mengerjakan

  prakarya, Teddy begitu bersemangat, sementara Ani dan Vivi

  ogah-ogahan mengikuti. Setelah berbulan-bulan mengamati, barulah Kak

  Soni melihat bahwa ada perbedaan Gaya Belajar dari ketiga anak itu.

 

  A. AUDITORY LEARNER

 

  Ani adalah seorang anak yang memanfaatkan kemampuan "pendengarannya"

  sebagai cara belajar yang disukainya (Auditory Learner). Beberapa

  ciri anak Auditory Learner antara lain:

  1. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam

     kelompok atau kelas.

  2. Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV, dan bahkan dapat

     menirukannya secara tepat dan komplit.

  3. Suka berbicara.

  4. Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca

     yang baik).

  5. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.

  6. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

  7. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya,

     seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru,

     dsb.

 

  B. VISUAL LEARNER

 

  Sementara Vivi, merasa dapat belajar dengan baik bila "penglihatan"

  mendapat stimuli (Visual Learner). Beberapa karakteristik Visual

  Learner adalah:

  1. Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar.

  2. Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan, biasanya anak

     ini akan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak.

  3. Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan/

     mengganti sebuah kata) saat mengungkapkan sesuatu.

  4. Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai

     untuk mendengarkan orang lain.

  5. Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara

     lisan.

  6. Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.

  7. Biasanya anak semacam ini dapat duduk tenang di tengah situasi

     yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu.

 

  C. KINESTHETIC / TACTILE LEARNER

 

  Teddy, yang terlihat jauh lebih aktif dibanding Ani dan Vivi,

  ternyata adalah seorang anak yang memanfaatkan "fisiknya" sebagai

  alat belajar yang optimal (Kinesthetic/Tactile Learner). Beberapa

  karakteristiknya adalah:

  1. Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.

  2. Sulit untuk berdiam diri.

  3. Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan.

  4. Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.

  5. Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar.

  6. Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dsb)

     bagi anak ini adalah hal yang sangat sulit.

  7. Cenderung terlihat "agak tertinggal" dibanding teman sebayanya.

     Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar anak

     dengan metode pengajaran yang selama ini lazim digunakan.

 

  Memang pada kenyataannya tidak semudah pengelompokan di atas, dan

  sebenarnya tidak ada anak yang murni 100% sebagai Auditory Learner,

  atau Visual Learner, atau Kinesthetic/Tactile Learner. Setiap anak

  pasti memiliki kombinasi dari ketiganya. Namun, biasanya seorang

  anak memiliki kecenderungan untuk lebih dominan pada satu kelompok

  Gaya Belajar tertentu.

 

  Semoga masukan di atas boleh menambah wawasan kita semua sebagai

  guru SM. Selamat melayani.

 

  Bahan ini dirangkum dari:

  1. Judul buku : Cara Mereka Belajar

     Penulis    : Cynthia Ulrich Tobias

     Penerbit   : Fokus Pada Keluarga

     Halaman    : 103-115

 

CARA MENGAJARKAN AYAT HAFALAN PADA ANAK

 AUDITORY, VISUAL DAN TACTILE

 

  Pada edisi yang lalu (045) e-BinaAnak telah menyajikan sebuah kasus

  mengenai 3 orang anak SM yang memiliki Gaya Belajar yang berbeda.

  Ani adalah Auditory Learner, Vivi adalah Visual Learner, dan Teddy

  adalah Tactile (kinesthetic) Learner.

 

  Edisi kali ini akan membahas mengenai bagaimana guru SM dapat

  membantu anak-anak tsb belajar Alkitab dengan penuh sukacita sambil

  mengoptimalkan hasil dari Gaya Belajar mereka masing-masing.

 

  Tips berikut adalah cara mengajarkan Ayat Hafalan pada ketiga tipe

  anak tersebut:

 

  A. KELOMPOK AUDITORY

 

  Ajaklah anak auditory memilih teman untuk berlatih bersama. Bantulah

  mereka menghafal ayat ke dalam suatu pola berirama, seperti puisi,

  lagu, atau rap. Biarkan mereka membaca dengan suara keras, bila

  memungkinkan, rekamlah suara mereka dan minta mereka mengulangnya

  sambil mendengarkan kembali hasil rekaman tsb. Jauhkan mereka dari

  gangguan-gangguan visual (misal: di tempat yang sering dilewati

  orang, di ruang terbuka dengan banyak pemandangan, di ruang kelas

  kesenian yang memiliki banyak benda).

 

  B. KELOMPOK VISUAL

 

  Sediakan tempat yang luas, terang, serta perlengkapan secukupnya

  untuk menggambar dan menulis. Dorong mereka untuk membuat catatan,

  atau menggambar sambil memikirkan sesuatu saat mencoba menghafalkan

  ayat. Mungkin mereka akan suka membuat kartu-kartu kecil yang

  berisikan kata dan gambar pengingat yang mereka buat sendiri.

  Tindakan menulis, menggambar, memberi warna akan sangat membantu

  mereka dalam menghafal.

 

  C. KELOMPOK TACTILE

 

  Berikan kebebasan pada mereka untuk mengekspresikan diri dalam

  gerakan. Bila perlu, bantulah mereka menciptakan gerakan-gerakan

  tertentu sebagai pengganti kata yang harus mereka hafalkan.

  Biasanya, anak Tactile akan mengingat dengan baik apa yang mereka

  pelajari melalui gerakan-gerakan yang diciptakannya sendiri.

 

  Selamat melayani!

                                               /Tim Redaksi (Meilania)