Arsip: Milis e-BinaAnak <subscribe-i-kan-binaanak@xc.org>
e-BinaAnak edisi 022 / Pebruari / 2001
MENGENAL ANAK MADYA (UMUR 9-11 TAHUN)
Ciri-ciri yang menonjol pada anak Madya adalah keberanian, keinginan
mencari pengalaman baru, memuja pahlawan, senang mengumpulkan atau
mengoleksi benda-benda tertentu, haus buku bacaan dan senang
berkelompok dengan teman-teman yang sejenis. Berikut ini kita akan
membahas ciri khasnya secara jasmani, mental, emosi, sosial dan
rohani serta penerapan praktisnya dalam mengajar Sekolah Minggu.
A. CIRI KHAS SECARA JASMANI
---------------------------
1. Pada umumnya keadaan kesehatan cukup baik, tidak mudah terserang
penyakit karena daya tahan tubuh semakin kuat, dan memiliki
selera makan yang cukup besar. Ini adalah saat yang tepat bila
Sekolah Minggu mengadakan berbagai kegiatan outdoor, seperti:
camp, berkemah, atau piknik ke luar kota. Hanya pastikan bahwa
ada Tim Kesehatan dan Tim Konsumsi yang mendampingi rombongan
saat bepergian. Biasanya pada usia ini anak-anak telah diijinkan
pergi menginap satu atau dua hari dengan pengawasan orang dewasa.
2. Pada umumnya mereka cukup aktif dan penuh semangat, serta senang
melakukan kegiatan yang sulit dan bersifat menantang. Tapi, ada
beberapa perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan.
Pada saat bermain, anak laki-laki lebih kasar daripada anak
perempuan. Mereka suka melompat atau berlari sambil berteriak-
teriak, sedangkan anak perempuan suka berbisik-bisik dan tertawa
cekikikan bersama.
3. Pada usia ini pertumbuhan fisik dan psikologis anak perempuan
pada umumnya lebih cepat daripada anak laki-laki. Selain terlihat
memiliki badan yang lebih besar, anak perempuan juga terlihat
"lebih dewasa". Tidak jarang anak perempuan pada usia ini
menganggap teman laki-laki sebayanya bersifat kekanak-kanakan, dan
sebagian dari mereka sudah mulai timbul ketertarikan pada lawan
jenis, khususnya yang lebih tua karena dianggap lebih dewasa.
B. CIRI KHAS SECARA MENTAL
--------------------------
1. Suka mengoleksi benda-benda seperti perangko, gambar, stiker, dan
benda-benda kecil lainnya. Arahkanlah mereka untuk memiliki hobi
yang baik, misalnya menghargai karya seni, membaca buku, dll.
2. Daya kreativitas mereka tinggi. Berikanlah aktivitas belajar yang
bersifat kreatif, misalnya penyelidikan Alkitab, cerdas tangkas,
diskusi, dsb.
3. Mulai bisa berfikir secara logis. Kini mereka tidak terlalu suka
berkhayal (berimaginasi) melainkan bersikap lebih konkret. Untuk
itu dalam mengajar gunakan metode yang dapat merangsang pikiran
mereka.
4. Memiliki daya ingat yang tajam dan baik. Mereka dapat menghafal
nama-nama tokoh maupun tempat yang terdapat dalam Alkitab. Mereka
juga dapat menghafal ayat-ayat Alkitab dengan baik. Sayangnya,
mereka cepat bosan bila mendengarkan cerita yang sama atau diulang-
ulang. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam menyampaikan
Firman Tuhan, ajak mereka berpartisipasi supaya tidak bosan.
5. Dapat membaca dengan baik dan pada umumnya anak-anak usia 9-11
tahun haus serta gemar akan berbagai bacaan. Inilah saat yang
paling tepat untuk memberikan berbagai jenis buku umum maupun
rohani yang baik kepada mereka, misalnya Alkitab yang bergambar
atau yang dirancang khusus untuk anak-anak, cerita tokoh Alkitab,
cerita-cerita teladan, dll.
6. Pada usia ini ketrampilan seorang anak, perbedaan, kekuatan,
serta kelemahan pribadinya mulai terlihat jelas. Ia, sebagaimana
orang dewasa, sadar akan hal ini. Anak yang berlaku aneh akan
dikucilkan teman-teman sekelompoknya. Guru harus peka terhadap
keberadaan setiap anak, bantulah mereka untuk meningkatkan
kelebihan-kelebihan yang ada. Sebaliknya bantu juga anak untuk
menerima kelemahannya tetapi tetap diterima dan dikasihi
sebagaimana mereka adanya.
C. CIRI KHAS SECARA EMOSI
------------------------->
1. Suka humor. Pada saat mengajar sertakan humor-humor ringan, tapi
jangan sampai keterusan (harus terkendali), karena biasanya mereka
cenderung menimpali dan mengembangkan humor anda sehingga suasana
menjadi tidak tertib.
2. Kadang-kadang memiliki perasaan yang tersembunyi, namun karena
mereka sudah bisa mengendalikan diri (dan menutup-nutupi), mereka
bisa berpura-pura seolah tidak ada masalah yang mengganggu diri
mereka. Untuk tipe anak yang agresif, perilaku memberontak mereka
dapat dengan mudah diketahui dan karenanya mereka cenderung
dianggap sebagai anak yang sulit/nakal. Padahal, tidak sedikit
anak yang pendiam ternyata menyimpan masalah yang lebih serius
dibanding anak yang agresif tsb. Oleh karena itu, berikanlah
perhatian yang cukup pada masing-masing anak dan ajaklah mereka
untuk terbuka terhadap Tuhan.
D. CIRI KHAS SECARA SOSIAL
--------------------------
1. Anak-anak Madya lebih suka bergaul dengan teman sebayanya
dibanding dengan orang tua maupun gurunya. Meski demikian, guru
sekolah, guru Sekolah Minggu, dan pemimpin perkumpulannya adalah
orang-orang yang dianggapnya penting dan dihormati.
2. Suka bergaul dengan teman sejenis dan ada kecenderungan untuk
"anti" dengan lawan jenis (mis.: tidak mau duduk berdampingan).
Untuk itu sewaktu mengadakan diskusi, permainan, atau aktivitas
kelompok, bagilah menjadi kelompok putra dan kelompok putri.
3. Setia pada kelompoknya dan menganggap kelompoknya sebagai sesuatu
yang istimewa. Bagi anak-anak usia 9-11 tahun, pendapat dan sikap
kelompoknya terhadap segala sesuatu amat penting. Mereka juga
kadang bersikap seolah-olah sedang melakukan sesuatu yang
misterius dan terlarang bersama dengan anggota-anggota kelompoknya
(padahal sebenarnya tidak, mereka hanya sedang mengekspresikan
rasa bangga terhadap kelompoknya).
Untuk itu, penting sekali bagi Guru untuk menciptakan semangat
persatuan dan kesatuan di dalam kelasnya, bila perlu lakukan
berbagai aktivitas yang "misterius". Misalnya: membuat rencana
rahasia untuk mengunjugi para pendeta saat hari Natal, atau
berpura-pura menjadi sekelompok detektif yang sedang melakukan
penelitian sosial (mengerjakan kliping mengenai kondisi anak
terlantar, anak jalanan, atau anak yatim piatu) kemudian bersama-
sama merencanakan pelayanan sosial bagi anak-anak tsb.
4. Semangat berkompetisi pada anak usia 9-11 tahun tinggi sekali.
Pada waktu bertanding, mereka seringkali memperlihatkan interaksi
yang bersifat negatif, seperti melontarkan komentar yang bernada
permusuhan, berbuat curang, dan berusaha untuk menghalangi atau
mendominasi satu sama lain. Dalam taraf tertentu hal ini wajar,
namun guru harus dapat menetralisir kalau kompetisi itu menjadi
sangat agresif, yaitu dengan memberi pengertian dan peringatan.
5. Suka bergurau, termasuk mungkin menertawakan orang lain. Untuk
itu arahkan mereka pada gurauan yang sehat, dan yang tidak melukai
atau menyinggung perasaan orang lain.
E. CIRI KHAS SECARA ROHANI
--------------------------
1. Sudah mulai memahami konsep keselamatan. Masa ini merupakan masa
yang baik untuk mempersiapkan anak menerima Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat, sebelum mereka memasuki masa remaja yang
bergejolak. Untuk itu ajaklah mereka berbicara tentang keselamatan
dengan serius.
2. Memuja tokoh-tokoh pahlawan. Karena itu cerita Alkitab tentang
kepahlawanan seperti Daud, Daniel, Debora, dsb. akan menarik
perhatian mereka. Tapi, perlu diingat juga bahwa berbagai tokoh
komik, film, atau para penyanyi dan bintang film juga bisa menjadi
tokoh idola mereka. Guru perlu memperluas wawasannya sendiri
terhadap berbagai buku atau film yang digemari anak-anak di
lingkungannya.
3. Masa ini merupakan masa untuk membentuk kebiasaan yang baik pada
mereka, seperti membaca dan menggali Alkitab, berdoa, melakukan
saat teduh, serta bersaksi.
4. Dapat menerima pengajaran Alkitab yang agak mendalam. Ajarlah
anak dengan memberikan contoh pengalaman hidup yang nyata dan
ajarlah mereka mengaplikasikannya dalam pengalaman hidup pribadi.
5. Memperhatikan keselamatan jiwa orang lain. Untuk itu doronglah
mereka membawa keluarga dan teman-teman untuk percaya kepada
Tuhan. Untuk itu berikan sedikit ketrampilan praktis bagaimana
bersaksi tentang kasih Tuhan kepada orang lain.
6. Keadilan dan kasih sayang merupakan dua hal yang sangat ampuh
untuk memenangkan hati anak-anak usia 9-11 tahun ini. Mereka
sangat kagum dengan orang-orang yang memiliki prinsip hidup yang
tegas yang dapat membimbing mereka ke dalam kebenaran.
Demikian ciri khas anak Madya secara jasmani, mental, emosi, sosial
dan rohani serta beberapa penerapan praktisnya. Kiranya hal ini
dapat menolong anda untuk mengenal dan mengajar anak Madya.
Bahan ini diambil dan diedit dari:
Judul Buku: Pembaruan Mengajar
Penulis : Dr. Mary Go Setiawani
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 21-22
***********************************************************************
\o/ TIPS MENGAJAR
PENTINGNYA LITERATUR KRISTEN (DALAM PELAYANAN ANAK)
Kesukaan anak Madya (9-11 tahun) pada buku-buku merupakan kesempatan
yang sangat baik untuk membina kerohanian mereka. Inilah saat yang
tepat untuk menanamkan kegemaran dan kebiasaan membaca pada anak,
khususnya membaca Alkitab dan buku-buku rohani yang baik.
Akan sangat bermanfaat apabila Sekolah Minggu menyediakan berbagai
buku, majalah dan komik rohani yang dapat dibaca atau dipinjam oleh
anak-anak Sekolah Minggu. Akan lebih baik lagi, bila Sekolah Minggu
menerbitkan sendiri majalah atau buletin SM, supaya dapat menjadi
alternatif bacaan yang menarik bagi anak-anak, asal dikemas dan
dikelola dengan baik. Demikian pula berbagai buku aktivitas, bahan
saat teduh, maupun traktat untuk anak-anak usia Madya.
Mengingat kemampuan berpikir kritis anak-anak usia 9-11 tahun, Guru
Sekolah Minggu harus mempersiapkan diri dengan baik, khususnya dalam
memberikan wawasan dan penjelasan mengenai kebenaran Firman Tuhan.
Ini merupakan saat yang tepat untuk menanamkan dasar pemahaman yang
benar terhadap Alkitab sebagai Firman Tuhan. Paling tidak, Guru SM
sendiri harus mengetahui bagaimana proses penulisan dan penyalinan
Alkitab, mengapa Alkitab ditulis, siapa saja yang menjadi penulis
Alkitab, bagaimana Alkitab diterjemahkan hingga sampai ke tangan
kita, dsb.
Selain itu, Guru juga dapat mengajak Anak memanfaatkan Alkitab dan
buku-buku penunjang lainnya (konkordansi, kamus Alkitab, peta, dsb.)
sebagai bahan untuk belajar Firman Tuhan. Mereka pada dasarnya suka
meneliti dan menggali sebuah kebenaran, meski tetap membutuhkan
pendampingan dari orang dewasa. Bila Guru dapat mengarahkan dengan
baik serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, anak akan
tumbuh dengan kecintaan akan Firman Tuhan dan mereka akan belajar
secara aktif.
Buku-buku rohani (fiksi, kesaksian, biografi, tokoh-tokoh Kristen,
dsb.) dan buku bacaan sekuler yang baik (tokoh dunia, pengetahuan,
sejarah, dsb.) juga sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian
seorang anak. Apa yang dibaca oleh anak-anak ini akan meresap ke
dalam dirinya. Oleh karena itu penting sekali Guru mengarahkan dan
menyarankan bacaan-bacaan yang baik. Hal ini tentunya tidak bisa
terjadi bila Guru sendiri tidak gemar membaca.
Di bawah ini ada kesaksian dari beberapa orang Kristen mengenai
pentingnya literatur/bahan bacaan yang baik pada masa kanak-kanak:
1. Dulu saya sangat menyukai kertas-kertas bacaan yang saya peroleh
dari Sekolah Minggu dan kertas-kertas bacaan tersebut benar-benar
berpengaruh di dalam hidup saya. Saya ingin menjadi seperti
orang-orang yang saya baca kisahnya pada kertas-kertas tersebut.
2. Saya senang membaca majalah Sekolah Minggu dan buku-buku Kristen
walaupun saya tidak sepenuhnya mengerti tentang rencana
keselamatan yang disediakan Allah bagi manusia. Saya tidak bisa
ingat kapan persisnya saya mulai membaca literatur-literatur itu,
tetapi saya ingat benar bahwa cerita-cerita tsb. membuat saya
lebih sadar tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh anak-anak.
3. Perpustakaan gereja kami memiliki beberapa rak panjang yang
berisi buku-buku Kristen. Selama musim panas, saya kadang-kadang
membaca sampai sepuluh buku setiap minggunya. Ada buku-buku
pengabaran Injil bagi anak-anak, sejumlah literatur remaja yang
bersifat sekuler namun baik, dan sejumlah besar serial cerita-
cerita Kristen bagi anak-anak. Buku-buku tsb. membantu membentuk
sebagian besar dari standar hidup saya.
4. Literatur Kristen banyak mempengaruhi hidup saya. Saya telah
membaca banyak sekali buku fiksi Kristen dan biografi Kristen,
dan kesan yang saya peroleh dari bacaan-bacaan itu memainkan
peranan penting di dalam hidup saya.
5. Literatur mempunyai pengaruh yang besar pada diri saya, karena
saya membaca apa saja - baik atau buruk. Saya tahu benar bahwa
literatur anak-anak mempengaruhi saya sampai suatu taraf
tertentu, terutama cerita-cerita anak yang mengisahkan tentang
anak-anak yang memutuskan untuk melakukan kehendak Tuhan.
Demikian beberapa kesaksian mengenai pentingnya buku rohani dan buku
bacaan yang baik bagi anak-anak, kiranya hal ini dapat mendorong Guru
Sekolah Minggu untuk menyediakan buku bacaan yang berkualitas pada
anak-anak SM.
Bahan diambil dan diedit dari:
1. Judul Buku: Penyelidikan Anak
Penulis : Myer Pearlman
Penerbit : Gandum Mas, Malang.
Hal : 46-48
2. Judul Buku: Ketika Anak Anda Bertumbuh
Penulis : Margareth Bailey Jacobsen
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 184-212
***********************************************************************
\o/ AKTIVITAS
AKTIVITAS MENARIK UNTUK ANAK MADYA
==================================
Mengingat usia anak madya (9-11 tahun) adalah kelompok usia terakhir
di kelas Sekolah Minggu, maka ini adalah kesempatan terakhir pula
bagi Guru Sekolah Minggu untuk menanam dan menguatkan iman mereka
sebelum mereka memasuki usia pra-remaja. Berikut ini beberapa
aktivitas menarik yang dapat membantu mereka mengenal alat-alat
yang berguna untuk mempelajari Alkitab sendiri.
1. Belajar menggunakan Kamus Alkitab (Bible Dictionary)
--------------------------------------------------------
Perkenalkan kepada mereka salah satu Kamus Alkitab (usahakan yang
dilengkapi dengan gambar atau foto berwarna). Jelaskan apa gunanya
dan bagaimana menggunakannya dengan memberikan contoh.
2. Belajar dengan menggunakan Peta
----------------------------------
Contoh: Mengikuti perjalanan pelayanan Paulus. Gunakan Peta Alkitab
untuk menelusuri kota-kota dimana Paulus pernah datangi lalu
bandingkan dengan Peta Umum (dimana lokasinya, dulu namanya apa,
sekarang dikenal sebagai kota apa, bagaimana kondisi kota tsb. pada
jaman itu, dan bagaimana kondisinya saat ini, dsb.).
3. Belajar dari Buku Sejarah
----------------------------
Terlebih dulu Guru harus memilih peristiwa apa yang akan dibahas,
misalnya: Kehidupan Musa. Ajak anak-anak untuk mempelajari dan
mencatat dari Alkitab berbagai fakta sejarah mengenai kehidupan Musa,
misalnya: nama negara, kota, tempat (Mesir, Pitom & Ramses, Gosyen),
sungai (Nil), peristiwa (membangun kota perbekalan), dsb. Lalu ajak
anak membaca sejarah mengenai Mesir pada masa itu (siapa yang
memerintah, bagaimana kehidupan raja vs budak, dsb)
4. Belajar dengan menggunakan Foto/Gambar
------------------------------------------
Persiapkan beberapa foto/gambar yang anda miliki, seperti: foto
Taman Getsemani, Sungai Yordan, Bukit Golgota, dsb. - semua ini bisa
didapatkan di toko buku Kristen atau dengan membawa Kamus Alkitab
(Bible Dictionary). Ajak anak memainkan permainan: "Di manakah aku?"
dengan memberi pertanyaan yang mengarah supaya anak dapat menebak
tempat yang anda maksud. Bila anak dapat menjawab dengan benar,
tunjukkan foto tempat yang dimaksud.
5. Belajar dengan menggunakan Film
----------------------------------
Seringkali peristiwa yang tertulis di Alkitab "kurang hidup" atau
"kurang menarik" karena bahasa yang digunakan tidak seperti karangan
novel atau cerita detektif. Dengan melihat film mengenai peristiwa
yang tertulis di Alkitab mungkin bisa menolong memperkaya pemahaman
anak akan peristiwa tsb. Mis.: film Kehidupan Tuhan Yesus, Musa, dsb.
Ada juga film-film yang sifatnya pengajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah dan sejarah, misal: menjelaskan apakah hujan api
dan belerang yang terjadi di Sodom dan Gomora benar-benar terjadi,
bagaimana dengan peristiwa air bah, dsb.
Selamat mencoba!
Tim redaksi
***********************************************************************
\o/ DOA
Pertanyaan anak tentang doa:
============================
Tanya: APAKAH ALLAH MENGHENDAKI KITA BERDOA UNTUK TEMAN-TEMAN KITA?
Jawab:
Allah secara pasti menginginkan kita berdoa untuk teman-teman kita.
Yohanes 17 menceritakan tentang Yesus yang berdoa bagi murid-
murid-Nya. Yesus berdoa agar murid-muridnya dipenuhi dengan
kegembiraan, menjadi suci, bersatu dan terlindungi dari segala hal
yang jahat. Yesus berpikir mengenai pentingnya berdoa bagi sahabat-
sahabatnya melalui cara ini.
Kita juga dapat berdoa untuk masalah-masalah teman-teman kita, sikap
mereka, sedemikian agar mereka menjadi mengenal Yesus, dan dengan
demikian menjadi teman-teman yang lebih baik. Inilah sesungguhnya
cara yang benar agar mereka tetap dapat menjadi teman kita. Apapun
yang dibutuhkan teman-teman kita, kita dapat mendoakannya, dan Allah
menyambut baik doa-doa semacam itu.
Ayat Kunci : 1 Timotius 2:1
Ayat Terkait: Matius 5:43-48, Yohanes 17:6-26
Pertanyaan Terkait:
- Bolehkah kita berdoa untuk kebaikan dan kasih?
- Bolehkah kita berdoa agar teman-teman kita tidak berada dalam
kesulitan?
- Bolehkah kita berdoa untuk anak-anak yang tidak ikut bermain
dengan kita?
Catatan untuk Guru:
- Bimbinglah anak-anak untuk mau mendoakan teman-temannya.
Bahan ini diambil dan diedit dari:
Judul buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa (Terjemahan
dari buku "107 Question Children Ask about Prayer")
Editorial & cetak: Dabara Publishers
Penerbit : Betlehem Publishers Jakarta
No. : 49