Kembali ke Materi
Multiple Intelligences
Rangkaian Materi Multiple
Intelligences
Oleh: Meilania meilania@telkom.net
Syahdan, terbetiklah sebuah kabar yang menggegerkan langit dan bumi. Kabar
itu berasal dari dunia binatang.
Menurut cerita, para binatang besar ingin membuat
sekolah untuk para binatang kecil. Mereka, para binatang besar itu, berencana
menciptakan sebuah sekolah yang di dalamnya akan diajarkan mata pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali. |
||
|
Anehnya, mereka tidak dapat mengambil
kata sepakat tentang subjek mana yang paling penting. Mereka akhirnya memutuskan agar semua murid mengikuti seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Jadi, setiap murid harus mengikuti
mata pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali. |
|
Sekolah pun dibuka dan menerima murid dari pelbagai pelosok
hutan.
Pada saat-saat awal dikabarkan bahwa sekolah berjalan lancar.
Seluruh murid dan pengajar di sekolah
itu menikmati segala kebaruan dan keceriaan.
Hingga tibalah pada suatu hari yang mengubah keadaan sekolah itu.
Tersebutlah salah satu murid bernama
Kelinci. Kelinci jelas adalah binatang yang piawai berlari. Ketika mengikuti kelas berenang, Kelinci ini hampir tenggelam.
Pengalaman mengikuti kelas berenang ternyata mengguncang batinnya. |
|
Lantaran sibuk mengurusi pelajaran berenang, si Kelinci ini pun tak pernah lagi
dapat berlari secepat sebelumnya. |
Setelah kasus yang menimpa Kelinci, ada kejadian lain yang cukup memusingkan pengelola sekolah. Ini melanda murid
lain bernama Elang. Elang, jelas, sangat pandai terbang. Namun, ketika mengikuti kelas menggali, si Elang ini tidak
mampu menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun harus mengikuti les perbaikan menggali. Les itu ternyata menyita waktunya sehingga ia pun melupakan cara terbang yang sebelumnya sangat dikuasainya. |
|
Demikianlah, kesulitan demi kesulitan ternyata melanda juga ke diri
binatang-binatan lain,
seperti bebek, burung pipit, bunglon, ular, dan binatang kecil
lain.
bidang keahlian mereka masing-masing. Ini lantaran mereka dipaksa melakukan
hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.
Dongeng ini diceritakan oleh Thomas Armstrong
dalam bukunya yang berjudul
"In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child's Multiple Intelligences"