HOME

Kembali ke Arsip: Hasil RISET (Feb-Mar 2005)

Perbandingan Efektivitas Model Mengajar Kecerdasan Majemuk dengan Model Mengajar Konvensional (oleh: Soejanto Sandjaja & Meilania <meilania@telkom.net>)

 

Lihat juga: Desain Rancangan Materi Pelajaran

Hasil RISET

Analisa Kualitatif 4Avs4C    Analisa Kualitatif 4Bvs4C    Analisa Kualitatif 4B    Pialang Penilaian

 

Analisa Kualitatif Kelas 4B (Konvensional) dan 4C (MI Sudut Kecerdasan)

 

Bila melihat hasil akhir siswa yang diperoleh dari Tes Standar (Pre-Test dan Post-Test), maka didapati siswa Kelas 4B lebih unggul dibanding Kelas 4C, meskipun di kedua kelas sama-sama terjadi peningkatan nilai dari Pre-Test dan Post-Test.

 

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

-         Siswa Kelas 4B mengalami proses pembelajaran dengan sistem “drill”, yaitu Guru mengajar dengan memberi informasi pada siswa HANYA seputar materi pembelajaran yang akan diujikan dalam Tes. Bahkan soal-soal latihan pun dibuat persis seperti soal-soal yang akan diujikan.

-         Dalam mengerjakan tugas, siswa 4B terbatas pada aktivitas menjawab pertanyaan Guru (dan harus sesuai dengan kunci jawaban yang telah disediakan). Hampir tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan diri atau mengembangkan wawasan di LUAR materi soal-soal ujian

 

Hal menarik yang diperoleh dari perbandingan Kelas 4B dan Kelas 4C adalah sebagai berikut:

 

  1. Siswa Kelas 4B umumnya tidak bisa menjawab soal ujian dengan baik BILA soal tsb belum dilatihkan selama proses pembelajaran di kelas (dalam hal ini terbukti dari soal Tes nomor 2 bagian IPS, yang ternyata belum dimasukkan dalam latihan soal-soal di Kelas 4B). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada peningkatan prestasi siswa Kelas 4B khusus untuk soal nomor 2 bagian IPS ini.
  2. Karena selama proses pembelajaran siswa Kelas 4B tidak memperoleh umpan balik dari Pre-Test yang telah dilakukan, maka bisa terjadi siswa justru membuat kesalahan pada soal yang SAMA saat mengerjakan Post-Test (padahal saat Pre-Test jawabannya sudah benar)

 

Tabel 1

 

Kelas 4B

 

Pre-Test

Post-Test

No 2 benar

10

11

No 2 salah / tidak menjawab

27

25

 

Kesimpulan: Hampir tidak ada perubahan prestasi siswa secara keseluruhan terhadap soal nomor 2 (karena tidak dilatihkan dalam soal-soal selama proses pembelajaran)

 

Tabel 2

 

Kelas 4B

 

Pre-Test no 2 benar

Pre-Test no 2 salah

Post-Test no 2 benar

5

6

Post-Test no 2 salah

5

19

Jumlah

10

27

 

Kesimpulan: Karena siswa tidak mendapat umpan balik, siswa yang menjawab benar di Pre-Test bisa saja menjawab salah di Post-Test 

 

Tabel 3

 

 

Kelas 4C

 

Pre-Test

Post-Test

No 2 benar

13

22

No 2 salah / tidak menjawab

23

16

 

Kesimpulan: Terjadi peningkatan keberhasilan siswa dalam menjawab soal Tes (yang semula hanya benar 13 siswa menjadi 22 siswa)

 

Tabel 4

 

Kelas 4C

 

Pre-Test no 2 benar

Pre-Test no 2 salah

Post-Test no 2 benar

12

10

Post-Test no 2 salah

1

13

Jumlah

13

23

 

Kesimpulan: Hampir semua siswa (12 dari 13 siswa) yang saat Pre-Test menjawab benar juga menjawab benar saat Post-Test, bahkan ada 10 siswa yang saat Pre-Test menjawab salah namun di Post-Test menjawab benar (berarti ada peningkatan prestasi / pengetahuan siswa).

 

Perlu dicatat bahwa siswa Kelas 4C tidak menggunakan latihan soal seperti layaknya siswa Kelas 4B. Dalam materi IPS tentang peninggalan bersejarah, siswa Kelas 4C menggali informasi dan membaca sendiri berbagai tulisan yang diperoleh dari artikel koran, buku pelajaran, dan informasi lisan yang mereka peroleh dari lingkungannya.

 

Tabel 5

 

Perbandingan jawaban Post-Test nomor 2 yang benar oleh siswa Kelas 4B dan Kelas 4C

 

4B

4C

Lawang Sewu

5

12

Gereja Blenduk

3

8

Borobudur

1

1

Klenteng Kedung Batu

1

1

Tugu Muda

1

-

Jumlah

11

22

 

Kesimpulan: Dalam salah satu sesi proses pembelajaran di Kelas 4C, memang seluruh kelompok yang ada memilih untuk membahas Lawang Sewu dan Gereja Blenduk sebagai tugas kelompok, yang waktu itu sumber informasi mereka peroleh dari guntingan koran dan informasi lisan sesama teman (tidak ada yang memilih Borobudur maupun materi lain yang bersumber dari buku pelajaran). Jadi, proses pembelajaran tsb ternyata cukup melekat dalam memori / ingatan siswa, bahkan ada 2 siswa yang sanggup menceritakan secara panjang lebar tentang keunikan Lawang Sewu dan Klenteng Kedung Batu disertai data-data dan informasi lain saat mengerjakan Post-Test.