Kembali ke: Anak LAKI vs Anak PEREMPUAN
Citra dan Peran Wanita Kristen di Era Milenium
Oleh: Meilania <meilania@telkom.net>
1. Wanita Ideal versi dunia
Baru-baru ini Indonesia kembali menggelar kontes pemilihan Putri Indonesia dengan menghadirkan Miss Universe dalam acara puncaknya. Jadilah jutaan pemirsa Indonesia disuguhi tayangan wanita-wanita cantik, bertubuh ideal, serta berotak encer. Seolah tak puas dengan 3 kriteria di atas, Hollywood mulai mengangkat tokoh super hero wanita, yang bukan hanya cantik, sexy, dan berotak encer, melainkan juga “perkasa” dalam arena pertarungan fisik. (Lihat saja film Tomb Rider, Charlie’s Angels, Cat Woman, dsb). Tidak hanya film fiktif, bahkan kejadian di belakang layar pun mengungkap hal senada tentang “wanita ideal”. Michelle Yeoh, lawan main Pierce Brosnan dalam salah satu film James Bond, menolak menggunakan pemain pengganti saat harus melakukan adegan-adegan berbahaya, sementara si James Bond dengan senang hati mempersilakan para “stunt-man” menggantikan dirinya dalam situasi tersebut.
Singkat cerita, “wanita ideal” era milenium adalah sosok yang mandiri dan tangguh tanpa meninggalkan unsur kewanitaannya yang diwujudkan dalam penampilan yang menarik. Sebenarnya jauh sebelum memasuki milenium ke-2, para futurist sudah meramalkan bahwa wanita akan makin berperan dalam segala bidang serta menduduki posisi-posisi penting, dengan kata lain, wanita akan mengalami kemajuan pesat dalam kualitas maupun kuantitas di dunia yang sebelum ini didominasi oleh kaum pria.
2. Wanita ideal versi Alkitab
Suka tidak suka, setuju atau tidak setuju, toh kenyataannya banyak wanita kristen yang mengadopsi konsep “wanita ideal” seperti yang dicontohkan di atas – tentu dengan alasan yang bersumber pada Alkitab. Sebut saja misalnya tokoh Ester dalam Perjanjian Lama. Ester adalah seorang perempuan Yahudi yang takut akan Tuhan, yang elok perawakannya dan cantik parasnya (Ester 2: 7b), juga seorang yang pandai mengatur strategi hingga mampu mengalahkan secara telak lawan politiknya yang berniat jahat untuk memusnahkan bangsa Israel. Debora, sebagai seorang istri ternyata juga menjabat sebagai nabiah dan menduduki posisi kepemimpinan tertinggi (sbg hakim) di masa itu (Hak 4:4), bahkan turut maju dalam peperangan. Wanita bijak dalam kitab Amsal 31, meski tidak disinggung perihal kecantikan atau bagaimana perawakannya, tapi disebutkan bahwa ia mengenakan kain ungu (kain mahal dan berkualitas bagus) - jadi boleh dibilang wanita bijak dalam Amsal 31 ini sedang “mempercantik dirinya”. Wanita ini selain berperan sebagai istri idaman, ibu yang baik, juga adalah seorang pengusaha (wanita karir) yang sukses, seorang dermawan, dan seorang guru yang berhikmat.
Apakah ini berarti konsep “wanita ideal” versi dunia SAMA dengan apa yang Alkitab ajarkan? Apakah wanita yang cantik, bertubuh indah, berotak encer, dan “perkasa” macam Cat Woman SAMA NILAInya dengan Ester, Debora, serta tokoh-tokoh wanita lainnya yang dicatat oleh Alkitab? Alkitab, meskipun kelihatannya sejalan dengan konsep “wanita ideal” versi dunia, bila dicermati lebih lanjut ternyata sama sekali beda dasar berpijaknya. Alkitab tidak anti dengan perempuan cantik, juga tidak melarang perempuan untuk berdandan agar terlihat cantik dan menarik TAPI mengingatkan kita semua bahwa kecantikan fisik / lahiriah BUKANlah hal utama yang perlu kita kejar (Amsal 31:30).
Alkitab juga tidak melarang perempuan untuk menjadi pandai, sukses dalam dunia pekerjaan bahkan berpolitik sekali pun TAPI mengingatkan kita bahwa bukan kesuksesannya itu sendiri yang sedang kita kejar, melainkan ketaatan mutlak untuk menjalankan hidup seturut kehendak Tuhan.
Jadi, “wanita ideal” versi Alkitab adalah para wanita yang mempersembahkan hidupnya secara totalitas untuk kemuliaan Tuhan tidak peduli bagaimana buruk situasi yang tengah dihadapinya.
Ester memang dikenal sebagai ratu yang bijak, tapi bukankah sebelum menuju singgasana dia hanyalah satu dari sekian banyak perempuan simpanan Raja Ahasyweros yang tidak mengenal Tuhan? Hana dikenal sebagai ibu dari seorang hamba Tuhan yang besar, tapi bukankah kehidupan rumah tangganya penuh kesengsaraan karena terpaksa “berbagi suami” dengan perempuan lain yang senantiasa berupaya menyakiti hatinya? Rut, yang hidup menjanda di tanah asing bahkan masih harus menanggung hidup ibu mertuanya, tetap taat dan menjalani kehidupannya tanpa bersungut-sungut. Singkat cerita, ada banyak tipe “wanita ideal” yang dicatat oleh Alkitab. Contoh di atas barulah sebagian kecil saja, karena kita masih punya ibu Musa yang beriman, Maria yang berani menanggung resiko, Lidia si wanita pengusaha, Febe seorang pelayan yang setia, dan masih banyak “wanita ideal” lainnya menurut Alkitab. Masing-masing wanita ini berada dalam situasi hidup yang berbeda, memiliki karakter serta kemampuan yang tidak sama, menjalankan peran yang sangat beragam (mulai dari perempuan simpanan raja, istri yang dimadu, janda, pengusaha, hingga seorang pemimpin terkenal).
Jadi, apa pun situasi yang tengah kita hadapi saat ini – keluarga yang harmonis, atau suami yang selingkuh, anak bermasalah, kematian pasangan hidup, kesulitan ekonomi, dll ingatlah bahwa Tuhan sanggup memakai kita sebagai alatNya. Dan apa pun peran yang tengah kita jalankan saat ini – sebagai istri, sebagai ibu, sebagai perempuan lajang, sebagai janda, dsb Tuhan punya rencana yang indah bagi setiap wanita yang bersedia menyerahkan hidup untuk kemuliaanNya.
Dalam pergumulan pribadi, saya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga era milenium yang (kata Alvin Toffler) beroperasi dalam sebuah “gubuk elektronik”. Meski rutinitas tiap hari adalah mengurus anak balita, memasak, dan mengantar sekolah, saya manfaatkan waktu untuk mengelola sebuah milis diskusi bagi para aktivis pelayanan anak, menjalankan bisnis “edu-toys for kids” - dimana seluruh keuntungannya saya alokasikan untuk membantu anak-anak pra-sejahtera, dan yang sedang dalam tahap perintisan adalah mendirikan sebuah Learning Center, yaitu program untuk mengentaskan anak-anak pra-sejahtera melalui pengembangan bakat minat. Selain itu, hobi membaca dan mengajar masih saya “lestarikan” dengan menerima tawaran pelayanan, seminar, training, serta berbagai pelatihan. Akhir kata, ijinkan saya mengajak teman-teman semua, entah yang berstatus single, istri, ibu, nenek, atau apalah sebutan lainnya, mari kita terus berkarya bagi kemuliaan nama Tuhan! Soli Deo Gloria.