home     back
KECINTAAN kepada RASULULLAH  SAW
Kalau ditanya siapa Muhammad, tentu semua orang mengenal beliau, terlebih lagi dg kasus pelecehan kartun koran Denmark belakangan ini, semakin terkenal pula beliau.
Tapi jika pertanyaan itu kita lanjutkan dg tahukah anda dg pribadi beliau ? Belum tentu semua orang mengetahuinya dg baik, sebagian mungkin mendapat infonya dr dengar kata orang, baca buku sejarah di sekolah, cerita dr mulut ke mulut, dll. Semuanya tentu saja tdk ada yg salah, hanya kurang sempurna, shg bayangan kita ttg figur Nabi pun mjd tdk jelas spt kita mengetahui 1+1=2.

Saya pun terkategorikan kelompok di atas, sebagai org yg merasa belum begitu dalam mengenal beliau sebagai layaknya panutan umat. Karena keterbatasan ilmu yg saya pelajari, maka tak cukup pula kapabilitas sy menggambarkan siapa, bagaimana Muhammad SAW sebenarnya. Dari buku sejarah Nabi yg saya baca, kelas shirah Nabawiyyah yg saya dapat ketika belajar di Pesantren, saya mendapat kesan mendalam dan kekaguman tiada tara dg kepribadian beliau.

Seorang manusia yg penciptaanya ditandai dg berbagai peristiwa illogic, tidak sebagaimana kelahiran bayi manusia biasa. Masa kanak yg  ditandai dg pembelahan hati beliau dan diisi dg ruh kesucian, ketika beliau tengah menggembalakan ternak, awan yg menaungi kepala beliau ketika berjalan dg Abu Thalib di tengah perjalanan dagang mereka, dan ini disaksikan oleh pendeta Buhairah dan diyakini sbg ciri kenabian yg tercantum dalam Injil. Selanjutnya masa remaja dan dewasa beliau dipenuhi dg akhlak terpuji tanpa cela, sebagaimana Allah menjamin beliau dengan sifat terjaga dr kesalahan. Seandainya tidak ada jaminan seperti ini, pastilah beliau tdk bisa menjadi teladan bagi umat. Hayatnya dilimpahi dg perilaku yg mendekati sifat malaikat. Sederhana, sayang kpd sesama makhluk, hormat kpd lawannya org2 Yahudi, sangat besar kecintaannya untuk mengajak orang kepada Islam, hingga Allah pernah mengingatkan beliau dalam salah satu surat, bukanlah hakmu untuk mengIslamkan semua orang, tp Allah lah yg berhak (QS. ).

Apalagi dg umatnya, sangat besarlah cinta beliau kepada mereka, hingga akhir hayatnya yang teringat hanyalah bagaimana nasib umatku kelak. Saya pribadi sebagai bagian dari umat Muhammad merasa sangat berhutang budi dg kasih sayang beliau, yg mungkin melebihi kasih sayang kedua orang tua saya. Pun merasa tertolong dg doa yg senantiasa beliau panjatkan untuk umat Islam semasa hidupnya. Jadi wajar kiranya jika saya mencintai beliau melebihi cinta saya pd yg lain. Jawaban ini yg akan saya berikan jikalau ada yg bertanya siapa yg engkau cintai dan mengapa ?

Cuma saya orang yg tidak tahu bagaimana mewujudkan cinta itu selain dari berkata ` i love you ` ya Rasulullah. Kata Ustadz2 saya, bentuk kecintaan itu harus berupa sikap dan perilaku. Salah satunya engkau marah ketika beliau dihina, engkau berusaha mengikuti sunnahnya, engkau senantiasa memanjatkan shalawat kepadanya.

Pertama kali disadarkan dg bentuk kecintaan itu membuat saya gelisah, krn ketidakpahaman saya apa itu sunnah Nabi ? Kesimpulannya saya belum bisa mengatakan cinta kepada beliau krn saya tdk tahu apa yg dia perintahkan, anjurkan pun larangannya. Saya tdk tahu dg orang lain yg bisa mengatakan cinta....cinta .... Rasulullah, sementara mereka tdk tahu siapa sebenarnya yg mereka cintai itu, mengapa dia harus dicintai dan bagaimana cara mencintainya ? Barangkali mereka punya cara lain untuk mencintai Nabi SAW.

Tapi setelah belajar selama beberapa lama ttg siapa beliau, berikut sunnahnya, sedikit tergambar di benak saya bagaimana caranya mencintai beliau.

Kecintaan saya kepada beliau tdklah sama dg kecintaan Abu Bakar, Umar, Ali, dan sahabat yg lain kepada beliau. Seandainya saya hidup di masa beliau, bertemu beliau setiap hari, barangkali kecintaan saya akan sederajat dg kecintaan para sahabat mulia itu. Tapi saya ingin seperti mereka, sebagaimana saya pun ingin Allah menjanjikan syurga untuk saya. Kecintaan para sahabat kepada Nabi, tiada tandingannya....bahkan seorang pembantu beliau yg mengikuti beliau sepanjang hari, ketika Nabi wafat, sahabat itu kembali mengenang kehidupan bersamanya, mengunjungi tempat2 yg pernah didatangi Nabi, mengikuti apa yg dilakukan Nabi di t4 tsb, persis seperti yg dikerjakan Nabi saat itu. Subhanallah....Maha Suci Allah yg memberikan kecintaan sedemikian dalamnya !

Kasus pelecehan terhadap beliau sangat memerihkan hati. Sama seperti ketika orang melecehkan ayah, sama seperti ketika seseorang melecehkan ustadz yg mengajari saya ilmu, sama seperti melecehkan professor yg membimbing saya penelitian. Mereka semua adalah orang2 yg menurut penglihatan sederhana saya, orang2 yg patut saya cintai dan hormati krn bagusnya akhlak dan keeratan hubungan kami. Tapi mereka jauh dibanding Rasul. Apatah lagi Rasulullah yg dilecehkan.
Saudara2 saya yg marah, mengamuk, memboikot dimana2 mereka pun sangat cinta kepada Nabi. Tapi mereka tdk mewakili kemarahan saya. Kemarahan saya tidak akan sampai setinggi itu levelnya, kemarahan saya hanya diwakili dg ucapan istighfar dan doa. Kemarahan saya tdk menjadikan benci kepada teman Eropa saya. Kemarahan saya hanya berbatas pada usaha saya untuk menjelaskan duduk persoalan mengapa kami sangat mencintai Nabi.

Apakah dg cara ini saya tergolong orang yg mencintaimu ya Rasulullah....ataukah saya masih jauh dari mencintaimu wahai kekasih Allah ?

Nagoya, February 2006