www.SAP.or.id

Single Ended EL84
By : Mr. Karnovim Salim

Klik di sini untuk melihat skema
Klik di sini untuk melihat gambar

Latar Belakang.
Power amplifier ini mulanya berasal dari sebuah amplifier tua buatan Amerika Serikat yang mereknya tidak nampak lagi (berbasis tabung ECF 80 dan EL 84 serta EZ 81 sebagai rectifier-nya), pemberian seorang kawan pada pertengahan tahun 1999. Saat saya membuka "perut-nya", saya melihat bentuk rakitan yang sangat riskan (point-to-point wiring). Kemudian dengan rasa was-was, saya men-test-nya di speaker. Terdengar suara dengung yang lumayan keras, kemudian disusul alunan musik yang ternyata sangat memikat, meskipun suaranya tidak sekeras power-amp push-pull, apalagi power-amp transistor. Kemudian dengan semangat 'menghidupkan kembali' yang sudah tua, saya mengganti point-to-point wiring tersebut menjadi sistem PCB, dengan tetap membiarkan beberapa bagian seperti heater, resistor katoda EL 84, sambungan input tetap memakai point-to-point wiring. Amplifier tersebut selesai dirakit pada akhir tahun 1999. Namun, kesempurnaan masih belum saya rasakan, karena trafo catu daya yang ternyata telah digulung ulang dengan asal-asalan (tegangan heater yang cukup tinggi, di atas 6.5V, tegangan tinggi yang tidak merata terhadap CT), panas yang amat berlebihan sehingga menimbulkan bau serta CT yang memiliki tegangan hampir 200V AC bila tidak di-ground-kan, membuat saya membongkar kembali. Amp tersebut dan meng-angan-kan bagaimana memisahkan ECF 80 sebagai pre-amp saja, serta EL84 beserta EZ81 sebagai power-amp. Saya berpikir alangkah baiknya jika saya memiliki sebuah power-amp tabung yang compatible, di samping mendapatkan sebuah pre-amp tabung di samping untuk meng-eliminir kelemahan terdahulu. Untuk mewujudkannya maka saya mulai mendisain pre-amp ECF 80 dan merakitnya kembali di kotak pre-amp yang tersedia di pasaran. Pre-amp ini selesai dirakit pada awal bulan 1 tahun 2001, dan sukses. Tidak ada lagi hum maupun tabung yang menyala hingga kemerahan karena tegangan heater yang over. Waktu itu saya masih berbekal power-amp transistor Class B sistem OCL complementary MJ2955 dan 2N3055 yang suara trebel dan mid yang tidak seperti amplifier tabung
EL 84 yang terdahulu. Keinginan mewujudkan power amp tabung semakin kuat sehingga saya memutuskan untuk segera menyelesaikan rancangan power single ended EL 84.

Proses Perakitan.
Perakitan power amp dimulai pada bulan 2 tahun 2001. Untuk keperluan ini, maka saya mulai meminta A-Liak, penggulung trafo catu daya di Medan, membuat trafo power supply yang cukup bagus untuk keperluan ini dan tetap mempertahankan OPT yang lama. Untuk bagian audionya, saya memutuskan tidak memakai driver di power-amp ini sebab penambahan driver dan pemakaian pre-amp akan menimbulkan distorsi serta mengharuskan memakai negatif feedback, sesuatu yang menjadi pantangan bagi saya dalam merancang penguat untuk signal CD. Hal ini ternyata didukung oleh karakteristik EL 84 yang mudah di-drive oleh signal kecil. Ketetapan yang saya buat ini menyebabkan saya menerapkan 2 masukan bagi grid EL84, yaitu masukan berimpedansi variabel guna langsung meng-connect power ini dari sumber suara ( CD player ) sehingga diperoleh single ended murni untuk keperluan musik lembut di malam hari, serta masukan berimpedansi tetap untuk keperluan pemakaian pre-amp. Guna semakin mengklasikkan penampilannya, saya memakai kotak Equalizer yang tersedia di pasaran dan memakai teknik hand-wiring untuk tata letak komponen audio-nya dan PCB untuk tata letak komponen power supply. Untuk heaternya, saya memakai arus DC untuk keseluruhan tabung dan mengusahakan soft-start dengan pemakaian resistor 1,5 ohm yang berdaya besar. Guna melindungi kemungkinan bocornya katoda EZ 81, saya memakai dioda antara percabangan power supply DC untuk heater, sehingga tidak sampai merusak EL 84. Proses perakitan selesai pada akhir bulan 2  tahun 2001 dan saya segera men-test-nya dengan speaker minicompo Sony FH L300, CD Player Yamaha CDX 490, Pre-amp ECF 80. Perkabelan menggunakan Monster Cable Interlink 200 dan XLN speaker cable yang saya beli sewaktu masih duduk di bangku  Kelas 2 SMA (tahun 1996). Hasilnya ternyata jauh lebih bagus dari rakitan terdahulu, di mana suara hum tidak lagi terdengar. Suara trebel dan mid terdengar lebih menonjol dibandingkan dengan suara bass, yang saya rasakan terjadi cut-off pada frekuensi di bawah 80 Hz dan vokal yang tidak fokus di tengah walaupun jarak speaker kiri dan kanan hanya 75 cm. Waktu itu saya senangnya bukan main karena proyek single ended ternyata berhasil sesuai dengan yang saya rencanakan. Namun belum sampai 3 minggu beroperasi, timbul masalah yang serius, yaitu speaker sebelah tidak mengeluarkan suara. Setelah diperiksa, ternyata gulungan primer OPT yang lama sudah putus di tengah (tidak ada hambatannya ketika diukur dengan ohm meter).

Tahap Akhir.
Saya kemudian menghubungi e-mail Bapak Setiawan Widjaja yang telah saya kenal melalui site www.sap.or.id dan menanyakan perihal menggulung ulang OPT yang putus. Bapak Setiawan kemudian menyetujuinya dan meminta saya untuk mengirimkan OPT yang putus tersebut. Kemudian saya mengirimkan kedua OPT (yang baik dan yang putus) kepada Bapak Setiawan untuk digulung ulang saja keduanya supaya tidak timbul kembali masalah yang sama di kemudian hari. Setelah Bapak Setiawan melihat OPT tua tersebut, beliau menyarankan kepada saya bahwa akan lebih baik saya menggulung ulang kesemuanya karena kern OPT yang lama ternyata memiliki induktansi primer ke sekunder yang lemah (kern-nya memang berukuran kecil, di samping memang suaranya yang agak menonjol di trebel dan mid dengan bass yang cut-off di frekuensi 80Hz ke bawah). Dengan sedikit penasaran, dan rasa ingin tahu, saya men-oke-kan saja. Kemudian sekitar akhir bulan 4 tahun 2001, OPT Bapak Setiawan selesai digulung dan dikirim kembali ke Medan. Setelah saya terima, saya merasa OPT yang baru jauh lebih berat dari OPT terdahulu. Dengan tidak sabaran, saya buka kardus pembungkus, dan menyembullah 2 OPT. Ternyata hasil gulungannya sangat padat dan pinggirannya rapih (tidak menggembung). Puas dengan bentuk fisik OPT tersebut, saya langsung saja meng-install-nya ke power-amp saya. Setelah selesai mengerjakan sedikit pembungkusan kabel dengan heat shrink dan penyolderan di beberapa titik, power amp tersebut saya nyalakan. Dengan konfigurasi yang sama seperti terdahulu, saya amat takjub dengan perubahan suara yang terjadi. Bass-nya menjadi lebih dalam dan berat, vokalnya eksis di tengah apitan speaker serta treble yang lebih renyah. Detail suara lebih nyata, mid bass tidak lagi berbuntut dan mendengung seperti dulu, tetapi hangat. Serta saya merasa ada peningkatan level suara menjadi lebih bertenaga dan nuansa stereo yang melebar. Hal ini saya informasikan kepada Bapak Setiawan Widjaja, serta saya terus melakukan penyempurnaan di grid EL 84, power supply tegangan tinggi untuk anoda, sehingga diperoleh rancangan akhir yang saya gambar ulang pada tanggal 25 Januari 2002. Fotonya juga dapat anda lihat.
Kini power-amp tersebut saya kawinkan dengan pre-amp ECC88 satu tingkat dan kabel interconnect QED balanced pure copper dan kabel speaker silver QED 25th Universary yang saya letakkan di samping tempat tidur saya sebagai audio sistem yang terkadang dapat dipakai untuk menikmati musik secara hikmad (layaknya high-end), serta pengantar tidur malam karena karakternya yang lembut dan sweet serta bebas noise. Sehingga saya tidak perlu mendengar musik dengan volume yang lumayan untuk mengatasi hum pada jam 01.30 malam......
Bagi anda yang ingin mencobanya dipersilahkan mempelajari skema terlampir serta mencoba merakitnya. Sedangkan mengenai OPT-nya anda dapat menghubungi Bapak Setiawan Widjaja untuk mengetahui spesifikasi dan nilai elektrisnya. Pokoknya saya sulit melukiskan dengan kata-kata di sini, selain " Trying is more believable ".
 

Kembali ke halaman utama