SALIB (=Stauros)
PENDAHULUAN Meskipun Alkitab tidak secara khusus menguraikan alat kematian Yesus, tradisi menunjukkan bahwa Ia mati di kayu salib; terdiri dari sebuah tiang dan sebuah palang. Kata Yunani stauros kadang-kadang diartikan sebagai tiang pancang biasa saja, dan kadang-kadang diartikan sebagai bentuk yang lebih kompleks seperti salib. Untuk menentukan bagaimana stauros yang sebenarnya yang dipakai dalam kematian Yesus kita perlu mempertimbangkan apa arti bahasa Yunani itu sebenarnya, bagaimana penemuan sejarahnya, dan yang terpenting, apa yang dikatakan oleh Alkitab. Selanjutnya, kita harus mempertimbangkan arti stauros bagi orang Kristen: apakah merupakan persoalan yang memalukan atau membahagiakan. ARTI DALAM BAHASA YUNANI Dalam buku New International Dictionary of New Testament Theology dikatakan arti stauros dalam bahasa Yunani:
PENEMUAN SEJARAH Penemuan-penemuan sejarah membuktikan salib tradisional. Salah satu adalah penemuan graffito yang berasal dari tahun 200 lebih sedikit, yang diambil dari dinding Palatine Roma. Di sana dilukiskan keledai yang disalib, yakni ejekan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang dipenjara, yang menyembah Kristus. Bangsa Roma diduga keras merasa heran mengapa orang-orang Kristen menyembah Yesus yang telah mereka salib. Pada bulan Juni 1968, sebuah buldoser yang sedang meratakan tanah di Yerusalem bagian Utara secara kebetulan terbentur sebuah kuburan yang ternyata berasal dari abad pertama, lalu arkeolog Yunani, spesialis abad pertama, Vasilius Tzaferis diperintahkan oleh Departemen Antik Israel untuk melakukan penggalian secara hati-hati terhadap kuburan-kuburan itu. Salah satu temuannya yang menarik adalah sisa-sisa sebuah kerangka orang yang mati disalib. Faktor terpenting adalah bahwa tengkorak itu berasal dari masa Kristus. Tengkorak itu adalah tengkorak seorang laki-laki bernama Yehohanan anak Chaggol, yang disalib sewaktu berusia 24 - 28. Mr. Tzaferis menulis artikel tentang hal ini pada majalah sekuler Biblical Archeology Review edisi Jan/Feb tahun 1985, dan ini beberapa komentarnya sehubungan dengan penyaliban dalam masa Yesus:
Berikut ini adalah artikel tentang penemuan atkeologis di atas pada bulan Nov/Des, Biblical Archeology Review :
Keterangan rinci serupa disebut pula di bawah judul "salib" dalam International Dictionary of New Testamen Theology:
PENEMUAN ARKEOLOGIS LAINNYA Di samping penemuan-penemuan terbaru, ada lagi beberapa temuan yang menarik. Ini ada sebuah temuan tahun 1873:
Pada tahun 1939 penggalian di Herculancum, kota di Pompeii (yang musnah tahun 78 oleh gunung berapi) mempunyai rumah di mana sebuah salib kayu dipaku di dinding ruangan. Menurut Buried History, (Vol 10 No 1, Maret 1974. Hal 15):
Tahun 1945 sebuah kuburan keluarga di Yerusalem ditemukan oleh Prof. E.L. Sukenik dari Musium Yahudi, Hebrew University. Prof. Sukenik adalah tokoh utama di bidang kuburan Yahudi. Inilah catatannya:
PENEMUAN TERBARU TENTANG PENYALIBAN KRISTUS Dari Bible Review edisi April 1989 ada artikel berjudul:
Di dalam tulisan itu pengarangnya hendak menyanggah teori penyaliban yang ada sebelumnya, dari A.A. LeBec tahun 1925 dan dipublikasikan secara luas oleh Dr. Pierre Barbet sejak tahun 1953 yang mengatakan bahwa:
Sebuah riset dilakukan oleh Frederick T. Zugibe, seorang profesor yang membantu bagian patologi Universitas Columbia, jurusan kedokteran dan bedah, juga seorang penulis The Cross and Shroud- Medical Examiner Investigates the Crucifixion. Zugibe mengajukan kesimpulan luar biasa, bahwa:
Beberapa tahun yang lalu, LeBec dan Barbet menyimpulkan bahwa orang yang tergantung dengan tangan di atas akan mengalami sesak nafas dalam beberapa menit, karena dalam posisi itu paru-paru tidak dapat mengembang. Tambahan pula, seorang radiolog Austria, Hermann Moedder, melakukan eksperimen dengan mahasiswa kedokteran pada tahun 1940, dengan menggantung mereka pada pergelangan tangan di atas kepala. Dalam beberapa menit, murid-murid itu semakin pucat, kapasitas paru-paru mereka turun dari 5,2 liter menjadi 1,5 liter, tekana darah menurun dan detak jantung meningkat. Moedder menyimpulkan bahwa ketidakmampuan bernafas timbul setelah 6 menit jika mereka tidak dibiarkan berdiri dan istirahat. Hal yang sama juga berlaku bagi Yesus, jika Ia dipantek pada sebuah tiang seperti yang digambarkan Saksi Yehuwa, digantung dengan tangan tepat berada di atas kepalanya, maka Yesus akan sesak nafas dalam beberapa menit. Namun Zugibe menemukan bahwa jika mahasiswanya digantung dengan tangan merentang 60-70o, mereka tidak mengalami kesulitan untuk bernafas hingga berjam-jam. Karena Lukas 23:44 dan Matius 27:45,46 menggambarkan bahwa Kristus berada di salib selama sekitar tiga jam, maka bukti ini menunjukkan kematian Yesus adalah dengan cara tradisional, disalib. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa paku di tangan dapat menyangga berat badan hingga beberapa ratus kilogram, dalam eksperimen lainnya, Zugibe memakai tangan-tangan orang yang baru mati, lalu memakunya di dua lokasi: di tangan dan pergelangan tangan, lalu menggantung tangan itu dengan beban (eksperimen yang menakutkan, bukan?). Terbukti bahwa paku di tangan dapat menahan beban tubuh.
Jika Yesus tidak mati karena asphyxiation, maka apa penyebab kematiannya? Mari kita tinjau hari kematian Yesus dalam Alkitab: Yesus mengalami kekurangan darah karena keringat dan keringat darah, yang disebabkan tekanan mental. Setelah ditangkap, ia dicambuk dengan cambuk kulit yang memiliki besi atau tulang diujungnya. Begitu ujung cambuk menyentuh kulit, maka syaraf, otot dan kulit akan mengalami trauma/kejutan. Yesus mengalami kelelahan luar biasa dengan demam/kedinginan, banyak berkeringat dan tekanan yang mengikutinya. Ia kekurangan banyak cairan tubuh. Bahkan sebelum digantung di kayu salib, Yesus mungkin mengalami keadaan shock karena dicambuk, iritasi syaraf kepala karena mahkota dari duri, dan berkali-kali dipukul. Akhirnya, ia digantung di kayu salib dan dipaku dengan paku-paku besar menembus kedua tangannya, begitu juga kakinya. Kerusakan syaraf ini memberikan rasa sakit yang luar biasa, ditambah dengan shock dan kekurangan cairan. Dalam periode 3 jam, setiap gerakan kecil saja akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Kematiannya adalah diakibatkan oleh shock yang luar biasa karena gabungan kelelahan, sakit dan kekurangan cairan. KESAKSIAN ALKITAB TENTANG SALIB Orang tak dapat tidak dapat membaca rangkaian peristiwa yang tertulis dalam Matius 27:26,31-37, Markus 15:14-26, Lukas 23:26-28, dan Yohanes 19:1-2 (tentang kematian Yesus) dan kecocokan cara penyalibanNya seperti dalam artikel Biblical Acheology Review dan sumber-sumber lain. Tampaknya Yesus membawa salib palang atau patibulum ke Golgota. Di sana patibulum di tempelkan ke salib yang tegak, mungkin mendapat tempat duduk atau tempat menyangga kaki, lalu Yesus dipaku ke salib itu. Di atas kepalanya ditempatkan judul "YESUS ORANG NAZARET, RAJA YAHUDI" SIMBOL KEMENANGAN Sementara orang yahudi menganggap salib sebagai hal yang memalukan, rasul Paulus justru bermegah di dalam salib Kristus. Dalam Galatia 6:14 dikatakan:
Kata Yunani bermegah adalah kauchomai, yang dapat diartikan sebagai memegahkan atau memuliakan terhadap sesuatu. Paulus dengan gamblang memuliakan simbol salib; yang merupakan simbol kemenangan, bukan kekalahan. Dalam 1 Kor. 1:17,18 ia mengatakan bahwa Kristus mengirim dia untuk mengabarkan pesan salib sehingga orang akan tetap tegak atau jatuh tergantung kepada reaksinya kepada pesan yang sederhana itu! Ia bahkan terus mengatakan bahwa ada orang (orang Yahudi dan kini Saksi Yehuwa) akan tersandung terhadap salib (karena memalukan dan hal tak berarti bagi pikiran mereka), sedangkan orang lain akan menganggapnya sebagai kebodohan (ayat 21-23). Namun bagi orang Kristen salib berarti kekuatan dan kebijaksanaan Allah! Karena Allah dengan sengaja memilih yang lemah, bodoh dan hina dari dunia ini untuk menunjukkan maksudnya agar anak-anakNya dapat menjadi mulia dari apa yang dianggap hina oleh orang lain! Paulus mengatakan kepada orang-orang Korintus bahwa ia memutuskan untuk memakai pesan salib Kristus sebagai hal yang utama/penting (1 Kor 2:2); bahkan dalam menghindari perbincangan dengan gaya terpelajar. Mengapa? Karena Allah mampu menyingkirkan orang-orang dengan motif keliru, dengan menggunakan pesan yang hina! Allah tidak ingin memikat orang ke dalam Kekristenan dengan memberikan mereka harapan materi atau intelektual, namun Allkah ingin menjangkau orang-orang yang menyadari bahwa dunia ini berdosa dan orang-orang yang mau menghargai Yesus yang mati karena dosa-dosa mereka. Inilah pesan gereja sepanjang jaman: bahwa Yesus telah mati di salib karena dosa-dosa kita, dan Ia bangkit dan hidup di dalam diri kita (1 Kor 15:13, Lukas 24:45-47). Pesan ini hanya memikat orang-orang tertentu, yang kebanyakan orang-orang hina dan sederhana (1 Kor 1:26-29). Paulus juga memakai salib sebagai penyebab kekristenan, juga kematian dari sifat lama. Ia membicarakan salib dalam berbagai konteks. Ia mengatakan bahwa ada orang yang menjadi "musuh salib" (Fil 3:18). Ia berbicara tentang sifat lama dan Hukum taurat yang "dipaku di atas salib" (Kol 2:14). Ia mengambil kisah Yesus sehubungan dengan Salib (Mat. 10:38: 16:24 Lukas 9:23 14:27) dan berbicara tentang "menyalibkan sifat-sifat lama" (Gal. 2:20, 5-24). Berulang-ulang Paulus mengatakan salib sebagai lambang kemenangan, bukan kekalahan! Ia bermegah di dalam salib! Orang Kristen tidak takut kepada salib ataupun menyembahnya. Ini merupakan simbol, lambang dari tindakan kasih yang terbesar!
Audie Tangkere |