Sheol - apakah hanya sekedar kuburan?
Berikut ini ada penelitian kecil tentang arti sheol dalam Alkitab
Perjanjian Lama. Ada penganut Kristen yang menyatakan bahwa
sheol berarti kuburan biasa bagi manusia, dan bahwa keberadaan manusia
berhenti pada waktu kematiannya. Mereka juga menolak adanya hukuman
yang disadari terhadap orang-orang yang jahat setelah kematian.
Menurut keyakinan penulis, pengertian tentang sheol bukanlah sekedar
kuburan biasa. Penulis percaya bahwa melalui penelitian arti kata Sheol
dalam Alkitab akan didapatkan bahwa sheol merupakan tempat keberadaan
yang disadari oleh jiwa setelah mati. Tanpa panjang lebar, ini ada
beberapa alasan yang dapat dikemukakan:
-
Dalam bahasa Ibrani ada kata khusus untuk
"kuburan", yakni kever. Ketika para pengarang Alkitab
hendak berbicara tentang kuburan, mereka menggunakan kata kever.
Bahwa mereka tidak melihat kever dan sheol sebagai hal yang sama
dari cara penggunaaan kata-kata ini dalam Perjanjian Lama. Misalnya,
dalam Yesaya 14:19 "Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh
dari kuburmu (kever)..." Di sini raja dilempar keluar dari
kever supaya masuk ke dalam "dunia orang mati" (sheol)
dimana "dijagakannya arwah-arwah bagimu" (ayat 9,10).
Dalam ayat ini, sheol dan kever merupakan hal yang berbeda, bukan
sinonim.
-
Perbedaan ini dipertahankan dalam
Septuagint (yakni Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani pada masa Pasca Kristus). Sheol tak pernah
diterjemahkan sebagai mneema, bahasa Yunani yang berarti kuburan.
Namun selalu diterjemahkan sebagai hades, yang berarti dunia bawah.
-
Banyak perbedaan yang terlihat antara kever
dan sheol. Ketika tubuh berada dalam keadaan tak sadar di dalam
kubur, mereka yang di dalam sheol dinyatakan dalam keadaan sadar.
Yes.14:4-7 "...maka engkau akan menperdengarkan ejekan ini
tentang raja Babel, dan berkata: 'Wah, sudah berakhir si penindas,
sudah berakhir orang lalim. TUHAN telah mematahkan tongkat
orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, yang memukul
bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak
putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka
dengan tiada henti-hentinya. Segenap bumi sudah aman dan tenteram;
orang bergembira dengan sorak-sorai..."
Yesaya 44:23 Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah
bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan
sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala pohon di
dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah
memperlihatkan keagungan-Nya dalam hal Israel.
Yehezkiel 31:16;32:21
Sementara menyentuh kuburan (kever) dinyatakan najis (Bilangan
19:16) Alkitab tak pernah berbicaara orang yang dinyatakan najis
karena sheol. Kita dapat datang dan meninggalkan nisan atau kuburan
(2 Raja-raja 23:16), tapi tak pernah disebut ada orang yang masuk ke
dalam sheol dan keluar lagi. Banyak perbedaan lain yang dapat
ditemukan dalam tulisan-tulisan Ibrani ini.
-
Wahyu Allah dalam Perjanjian Lama kepada
orang-orang kudus tentang kehidupan setelah kematian tidak lengkap.
Begitu juga bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sheol sangat
figuratif, tidak lengkap dan tidak deskriptif. Meskipun begitu, ini
jelas, bahwa para orang-orang kudus ini memahami bahwa sheol
merupakan tempat yang disadari setelah kematian, dan bukan sebagai
kuburan biasa. Ini dipandang sebagai tempat dimana orang dapat
berkumpul kembali dengan para leluhurnya, orang-orang sesuku, atau
orang lain. (Kej. 15:15; 25:28; 35:29; 37:35; 49:33; Bil. 20:24, 28;
31:2; Ul. 32:20; 35:5; 2 Sam. 12:23). Ini tak dapat dikaitkan
sebagai kuburan masal dimana semua orang dikuburkan. Tak ada kuburan
semacam itu dalam sejarah. Sheol merupakan tempat di mana jiwa-jiwa
semua manusia pergi setelah mati. Itu sebabnya Yakub menantikan
untuk berkumpul dengan Yusuf di sheol (Kej. 37:35)
-
Alkitab menyokong bahwa sheol mempunyai
bagian-bagian. Ada "bagian paling bawah" dan "bagian
paling atas" (Ul. 32:22). Gambaran ini menunjukkan bahwa ada
pembagian di dalam sheol. Sementara ini tidak begitu dijelaskan
dalam Perjanjian Lama, namun tampaknya ada perbedaan dalam sheol.
Para guru-guru penulis kemudian menjelaskan bahwa sheol mempunyai
dua bagian. Orang-orang benar berada pada suatu sisi sedangkan
orang-orang jahat berada di sisi lain dengan disiksa.
-
Kondisi di dalam sheol diuraikan menurut
cara berikut ini: pada waktu mati orang menjadi rephaim, yakni
"roh", "bayangan" atau "roh yang tak
bertubuh" menurut Ayub 26:5; Maz. 88:10, Amsal 2:18; 9:18;
21:16; Yes. 14:9, 26:14,19. Bukan dengan menjelaskan manusia
melampaui ketidakberadaan, Perjanjian Lama mengatakan bahwa manusia
menjadi roh tanpa tubuh. Penggunaan kata rephaim menerangkan
kebenaran ini. Dalam kamus Ibrani-Inggris karangan Langenscheidts
tentang Perjanjian Lama (halaman 324) menjelaskan rephaim sebagai
"roh yang lepas, hades. Brown, Driver dan Briggs menjelaskan
rephaim sebagai "hades, roh... nama orang mati di dalam
sheol". Keil dan Delitzsch menjelaskan rephaim sebagai
"mereka yang tak bertubuh setelah kematian". Konsep ini
terbawa di dalam Perjanjian Baru di dalam Alkitab seperti dalam
Lukas 24:37-39. Keyakinan adanya "roh" adalah bahwa orang
tetap hidup setelah kematian tubuhnya. Mereka yang berada di dalam
sheol digambarkan saling bercakap-cakap dan bahkan membuat
pertimbangan moral tentang gaya hidup mereka yang baru datang. (Yes.
14:9-20; 44:23; Yeh. 32:21). Karena itu mereka sebenarnya sadar
sewaktu berada di dalam Sheol.
-
Penghakiman Allah kepada mereka yang
berdosa tidak berhenti sewaktu manusia mati di dalam dosanya. Jadi
mereka menjadi roh di dalam Sheol yang mengalami hal-hal sebagai
berikut:
- Kemarahan Allah (Ula. 32:22): Menburut Musa, orang berdosa
mendapatkan api kemarahan YHWH di "bagian Sheol paling
bawah". Ayat ini tak akan ada artinya jika orang berdosa
tidak menyadari apa-apa dan Sheol hanya berupa kuburan.
- Penderitaan (Maz. 116:3): Kata Ibrani matzar berarti stress yang
dirasakan pada waktu orang dalam kesulitan. Hal ini tercantum
dalam Maz. 118:5. Juga, kata chevel, yang merupakan kata puitis
yang sejalan dengan matzar, berarti "rangkaian stress"
(2 Sam. 22:6; Maz. 18:6).
- Menderita kesakitan (Ayb 26:5): Kata Ibrani chool berarti
"terpelintir kesakitan" seperti wanita yang melahirkan.
Jelaslah bahwa apabila kematian manusia tidak disadari tak akan
mampu mengalami kemarahan, stress atau semacamnya.
Artikel sebelumnya Artikel
selanjutnya
|