KOMPAS, Kamis, 31 Januari 2002
Penyelesaian Konflik Ambon Peroleh Titik Temu
Makassar, Kompas
Titik terang untuk menyelesaikan konflik di Ambon mulai terlihat dengan kesediaan
dua pihak-yang terlibat dalam konflik-hadir mengikuti pertemuan pendahuluan di
Makassar, Rabu (30/1). Rencananya, hasil pertemuan ini akan diteruskan dalam
perundingan di Malino, Kabupaten Gowa, yang dijadwalkan berlangsung 5-7 Februari
2002.
Pertemuan tertutup dengan 15 orang perwakilan kelompok Nasrani dilakukan di
Tanaberu Room, Hotel Losari Beach, Jalan Penghibur, dari pukul 16.20 sampai pukul
19.00. Sementara, pertemuan dengan kelompok Muslim dilakukan di Hotel Kenari
mulai pukul 19.30. Hadir sebagai fasilitator pertemuan tersebut Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HM Jusuf Kalla, Gubernur Maluku Saleh
Latuconsina, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HZB Palaguna, dan Kepala Badan
Intelijen Polri Inspektur Jenderal W Simatupang.
Jusuf Kalla menyatakan, bahwa dalam pertemuan tersebut sudah terlihat adanya
kemajuan jika dibandingkan dengan hasil pertemuan informal sebelumnya yang
dilakukannya bersama Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko
Polkam) Susilo Bambang Yudhoyono di Ambon akhir pekan lalu. Hal senada
dinyatakan oleh Saleh Latuconsina, meski ia mengaku bahwa dalam pertemuan
tertutup ini belum dibahas materi perundingan secara mendetail. Karena itu,
keduanya mengaku optimis dengan penyelesaian konflik di Ambon ini.
Sumber Kompas dalam pertemuan tersebut menyatakan, kehadiran perwakilan
kelompok tersebut ke Makassar untuk kemudian diteruskan ke meja perundingan di
Malino awal Februari mendatang menunjukkan keinginan kedua belah pihak untuk
menghentikan konflik. Diakuinya, sejauh ini, model pertemuan seperti yang dilakukan
saat ini belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga diharapkan pertemuan ini
akan menghasilkan perdamaian nyata di Ambon. Ia melukiskan pergulatan yang
terjadi di Ambon, terutama dengan kesediaan para pemimpin dua kelompok yang
bertikai itu untuk menyelesaikan konfliknya justru di luar Ambon.
Selain akan ditindaklanjuti dengan penyiapan agenda terperinci untuk dimajukan
dalam perundingan nantinya, dalam pertemuan tersebut juga tertangkap keinginan
untuk memperbesar titik temu dengan memperkecil peluang terjadinya konflik. Dalam
pertemuan tertutup itu, empat agenda yang disepakati untuk dibahas meliputi
masalah keamanan, sosial politik, sosial ekonomi, dan hukum. Karena itu,
diharapkan selepas pertemuan pendahuluan itu akan muncul konsolidasi untuk
kemudian mengarahkan perdamaian nyata di Ambon.
Penyelesaian konflik di Ambon nantinya juga diharapkan diletakkan dalam kerangka
penyelesaian konflik sosial yang mencakup lebih banyak dimensi ketimbang sekadar
persoalan agama. Pertikaian horizontal yang terjadi bukan sekadar dilatarbelakangi
nilai-nilai dan muatan lokal, namun juga melibatkan muatan vertikal dari tingkat pusat
yang mendorong pecahnya konflik. Dalam kondisi tersebut, sentimen agama pun
menjadikan persoalan semakin membesar.
Siap amankan
Sementara, Kepala Polda Sulsel Inspektur Jenderal Firman Gani menyatakan polisi
siap mengamankan pertemuan Malino untuk Ambon itu. Untuk pengamanan di Malino
nanti, Firman menyatakan akan menugaskan tiga satuan setingkat kompi (SSK) dari
Polda Sulsel.
Menurut Firman kepada wartawan seusai acara latihan penjinakan bahan peledak di
Markas Satuan Brimob Polda Sulsel di Makassar, Rabu (30/1) siang, pemahaman
akan kompleksitas persoalan konflik Ambon menjadikan polisi di Sulsel juga lebih
mewaspadai kemungkinan adanya kelompok-kelompok yang tidak menginginkan
kesuksesan pertemuan tersebut. "Bisa saja mereka berasal dari kelompok yang
merupakan korban kerusuhan yang saat ini berada di Ambon ataupun di daerah lain,"
kata Firman, sambil menekankan kemungkinan adanya kelompok dari luar yang
selama ini secara sosial, politik, ataupun ekonomi mendapatkan keuntungan dari
konflik di Ambon.
Oleh karenanya, pengamanan nantinya akan diarahkan sejak awal dengan
mengantisipasi kemungkinan penyusupan orang yang ingin mengacaukan pertemuan
tersebut lewat kegiatan intelejen. Polisi secara ketat akan memeriksa orang-orang
yang keluar-masuk lokasi pertemuan tersebut. (p01)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|