Jkt,
DUNIA WANITA
  Kesehatan
 
  HOME | Biografi | Perjalanan | Karier | Foto |
Dunia Wanita
You are here : Dunia Wanita >> Kesehatan >> Hormon pada Wanita

ke 1   2

Hormon yang mengendalikan MOOD & LIBIDO

7 dari 100 wanita di dunia diperkirakan mengalami premature menopause, atau berhenti haid
di usia muda. Ini berarti produksi hormon kewanitaannya berkurang, bahkan terhenti. Padahal, hormon itulah yang membuat wanita awet muda, mood stabil dan bergairah.

Bila kaum wanita mengalami haid tidak teratur, kadang-kadang datang kadang-kadang tidak segeralah memeriksakan ke dokter. Kejadian seperti ini disebabkan karena ada sedikit gangguan pada sistem hormon tubuh. Premature menopouse adalah suatu keadaan di mana ovarium gagal menghasilkan telur, sehingga produksi hormon estrogen dan progesteron pun terhenti pada usia muda (sebelum usia 40). Beberapa faktor diduga berkaitan erat dengan kejadian itu. Diantaranya adalah adanya gangguan sistem pertahanan tubuh (yg menyebabkan terganggunya fungsi ovarium), faktor genetis dan ke-lainan kromoson.

Kasusu diatas dapat dijadikan bukti bahwa gangguan hormon bukan melulu urusan para wanita usia lanjut. Wanita berusia dewasa pun patut siaga akan segala gejala yang menyangkut gangguan hormonal yang menimpa dirinya. Karena ketiadaan salah satu hormon saja, kondisi tubuh dapat menurun bahkan berbagai penyakit infeksi dan degeneratif dapat menyerang.


ESTROGEN, pemeran utama
Hormon adalah zat kimia pembawa pesan yang bekerja di dalam tubuh. Puluhan hormon yang terdiri dari struktur zat kimia itu saling bekerja sama mengatur fungsi tubuh. Ada dua sumbu utama penghasil hormon di tubuh. Pertama adalah HPG (hipotalamus pituitary gonad) dan yang kedua adalah HPA (hipotalamus pituitary adrenal).
Hormon pertama berasal dari hipotalamus, turun ke hipofisis dan berakhir di gonad (ovarium pada wanita dan testis pada pria). Hormon yang dihasilkan di antaranya adalah estrogen, progesteron dan testosteron. Sedangkan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar anak ginjal (HPA) di antaranya adalah hormon insulin dan kortisol.
Ketika lahir, setiap manusia sudah dibekali oleh berbagai macam hormon dengan masing-masing fungsinya. Ketika mulai meningkat dewasa, hormon-hormon itu semakin lengkap, yaitu ketika hadirnya hormon estrogen, progesteron dan testosteron yang dihasilkan oleh ergan seks yang sudah cukup matang (gonad). Hormon-hormon seks tersebut pada dasarnya dipunyai baik oleh pria maupun wanita.
Yang berbeda adalah kadarnya. Pada wanita, estrogen dan progesteron memegang peranan penting. Sedangkan pada pria adalah androgen. "Pada tahap inilah perubahan fisik pada tubuh mulai terlihat. Misalnya, payudara yang membesar pada wanita dan suara yang berubah pada pria".
Seperti sekuntum bunga yang baru akan mekar, pada masa pubertas, kerja hormon-hormon tersebut belumlah stabil. Koordinasi kerja otak dengan ovarium sebagai salah satu penghasil hormon utama, baru akan sempurna pada usia 17 tahun. Dan mulai tidak seimbang lagi ketika wanita memasuki usia 40 tahun. Disaat itu, ovarium sudah 'tua' dan tidak dapat bekerja sebaik dulu, sehingga estrogen yang dihasilkan pun menjadi berkurang. Karena itulah, kemudian muncul gejala yang dinamakan sebagai pra-menopause (sebelum menopause).

Sepanjang usia, hormon dalam tubuh wanita mengalami kenaikan dan penurunan secara berkala. Pada saat menjelang ovulasi, produksi hormon-hormon dalam tubuh wanita akan meningkat jumlahnya, terutama FSH (follicle stimulating hormoneluteinizing hormone) dan estrogen. Dua atau tiga hari setelah ovulasi, hormon-hormon tersebut akan kembali menurun dan digantikan oleh meningkatnya produksi hormon progesteron, sampai menjelang akan haid kembali. Demikian seterusnya.
Sebagai hormon wanita utama, estrogen dan progesteron berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Oleh karenanya, ketika produksi hormon itu berkurang, dengan sendirinya kerja hormon-hormon lain dalam tubuh pun akan terpengaruh. Akibatnya, tubuh pun renta terhadap penyakit karena daya tahannya ikut menurun.
Kenali seluk beluk hormon 'kewanitaan' ini, dan manfaatkan penemuan-penemuan baru dibidang kedokteran.

Hormon dan Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan kesatuan kerja dari otak, kelenjar hipofisis, ovarium dan uterus. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi tak hanya satu atau dua, melainkan lebih dari itu. Hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, LH dan FSH bekerja menyampaikan pesan dari satu organ ke organ yang lain untuk mengubah kadar hormon tertentu. Dengan demikian, terjadilah proses seperti pematangan telur, pelepasan telur, penebalan endometrium untuk menerima hasil konsepsi (jika terjadi pembuahan), dan peluruhan dinding rahim yang berwujud sebagai haid. Hormon-hormon tersebut bekerja pada satu siklus penuh, sejak hari pertama haid, ovulasi hingga menjelang haid berikutnya.

Hormon dan Libido
Yang berperan terhadap tinggi rendahnya libido wanita adalah hormon androgen dan estrogen. Namun, tinggi rendahnya libido pada wanita tak dapat diseragamkan satu sama lain. Pada segelintir wanita, libido akan meningkat pada saat terjadinya evolusi, sedangkan pada wanita lain, libido meningkat pada saat menjelang haid, atau bahkan pada saat haid berlangsung (dimana kebanyakan wanita justru kehilangan libido).

Produksi hormon androgen dipengaruhi oleh adanya hormon estrogen. Pada keadaan stres berat, dimana estrogen menjadi berkurang jumlahnya, maka androgen pun menurun. Di situlah libido ikut 'loyo'. Beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi turunnya libido adalah pemberian suntik KB yang mengandung hormon progesteron. Pemberian progesteron secara berkala (3 bulan sekali) itu diduga dapat menyebabkan tertekannya produksi estrogen.

Hormon dan Kecantikan
Keindahan kulit sangat bergantung dari baik buruknya pembentukan kolagen, salah satu jenis protein yang berbentuk jaringan pengikat. Kolagen dapat mengikat kuat apa saja, sehingga jaringan menjadi kencang, tidak bergoyang-goyang. Kulit yang mengandung cukup kolagen akan terlihat kencang, tidak keriput dan tidak kendur. Koragen juga berperan dalam mempertahankan kekuatan tulang, gigi dan rambut. Jika kolagennya kurang, gigi dapat patah, tulang menjadi keropos dan rambut menjadi rontok.

Belakangan ini banyak ditawarkan sejenis kolagen yang sudah dikemas dalam bentuk pil atau suntikan, yang berkhasiat mengencangkan kembali kulit yang kendur dan keriput. Kedua cara itu, menurut beberapa Dokter tidak efektif. Pil kolagen yang dimakan akan terurai di lambung sedangkan kolagen yang disuntikkan di bawah kulit akan tersebar dan menyelinap diantara sel-sel kulit.

Kekurangan kolagen erat kaitannya dengan estrogen. Estrogen berfungsi mengubah fibroblas (sel-sel di awah kulit) menjadi kolagen. Jadi yang harus diperbaiki adalah kadar estrogennya, agar kembali dapat memicu pembentukan kolagen. Krim atau plester (patch) yang mengandung hormon estrogen dinilai lebih efektif untuk memperbaiki kekenyalan kulit. Hormon yang terkandung dalam krim dan patch itu akan meresap dan ikut bersama aliran darah.

Hormon dan Suasana hati
Benarkah wanita lebih moody ketimbang pria? Beberapa penelitian menyetujui hal itu. Suasana hati wanita lebih tidak stabil dibandingkan pria. Penyebabnya? Pertama, karena wanita lebih banyak mengurusi hal-hal yang menyangkut hubungan dekat (pribadi) dengan orang lain. Kedua, karena pengaruh faktor-faktor eksternal (kelelahan, sibuk bekerja, dan lain-lain) Dan ketiga, karena pengaruh hormon.

Hormon yang bekerja pada wanita sering mengalami masa-masa tidak stabil (misalnya sedang haid). Perubahan suasana hati yang terjadi pada saat menjelang haid biasa biasa dikenal dengan sebutan sindroma pra-haid. Selain itu, ketika hamil dan melahirkan, suasana hati seorang wanita juga sangat tidak stabil. Ketika mulai hamil, dalam tubuh terjadi peningkatan hormon-hormon tertentu secara drastis. Dan ketika melahirkan, peningkatan itu berubah menjadi penurunan yang juga drastis. Di saat-saat itulah suasana hati seorang wanita menjadi tak menentu, lebih sensitif serta lebih cepat marah dan kecewa.

</BODY></HTML>