Beralih Ke Nutrisi

Di awal peperangan saya terhadap kanker, saya telah membaca hubungan antara kanker dan diet. Sebenarnya, saya sudah mengunjungi seorang ahli nutrisi di kota tempat tinggal saya tidak lama setelah pengobatan kemo saya dimulai untuk melihat apa yang bisa dia tawarkan. Saya memperingatkannya pada permulaan pertemuan kami bahwa saya tidak ingin mendengar sesuatu yang negatif tentang kemo, saya mempertahankan keyakinan saya bahwa memiliki sikap yang positif terhadap kemo akan membuatnya lebih efektif. Apa yang saya inginkan darinya adalah ide-ide tentang praktek nutrisional yang dapat saya integrasikan ke dalam keseluruhan program pengobatan. Ketika dia mulai berbicara tentang perlunya berhenti memakan produk-produk susu dan daging serta sejumlah makanan lainnya saya keberatan.

"Tidak makan keju?! saya tinggal di Wisconsin selama sembilan tahun. Keju sudah ada di dalam darah saya!" keluh saya. Saya sungguh tidak ingat apa lagi yang kami bicarakan hari itu. Saya kira pikiran saya telah menutup sendiri terhadap apa yang dia pikir penting untuk diberitahukan pada saya.

Tidak memakan jenis-jenis makanan yang saya sangat sukai sepertinya, pada saat itu, terlalu besar untuk membayar harganya.

Tapi sekarang, pulang ke rumah dari program pengobatan pertolongan terakhir, saya tidak punya pilihan lain. Kanker dengan cepat tumbuh lagi di dalam sistem tubuh saya. Tulang-tulang panggul saya mulai terasa sakit lagi, dan saya kembali pincang. Saya sudah melalui setiap jalan yang ditawarkan yang di beberapa hal bertentangan dengan pengobatan kanker konvensional. Resume bacaan terapi saya seperti sebuah buku teks medis. Sekarang saya ada di halaman terakhir, bersama hidup saya yang sepertinya sedang menuju ke suatu akhir. Saya memberi kesempatan lagi pada pendekatan nutrisional.

Saya memulai regimen detoksifikasi yang ketat, diet, dan suplemen di bawah bimbingan seorang konselor nutrisi. Lima minggu kemudian tes yang dilakukan onkologis saya mengungkap tidak ada jejak kanker! Dia tercengang-cengang!

"Ketika anda kembali dari transplantasi dengan kanker masih di sumsum anda," katanya, "Sejujurnya saya kira anda tamat!"

Sebuah Visi Lahir
Ketika kisah saya beredar di antara pejuang kanker sekeliling negeri, semakin banyak orang menelpon untuk memperoleh detil apa yang telah terjadi pada saya. Beberapa dokter lokal telah memberikan nomor telpon saya dengan harapan bahwa pengalaman saya bisa memberi pertolongan praktis dan membesarkan hati pasien-pasien mereka yang mengidap kanker. Hasilnya, karena ada suatu rasa panggilan pribadi untuk mempengaruhi dunia kami, saya dan suami saya memulai organisasi non profit kami sendiri yang dinamakan Health Quarters. Harapan kami adalah memberi informasi, edukasi, dan kebutuhan akan semangat dari teman-teman "saudara sepupu kanker." Kepada mereka saya bagikan pelajaran-pelajaran yang saya dapat tentang memerangi kanker yang mengisi halaman-halaman buku ini, yaitu: