Pendahuluan
Ketika menerima berita menggetarkan, bahwa saya mengidap kanker, rasa haus saya akan harapan adalah seperti seseorang yang mengalami karam kapal di sebuah pulau pada pasir tanpa air. Saya harus mengidapnya! Saya baru saja tahu bahwa seseorang di luar sana yang selamat dari kanker mengalami hal yang sama buruknya dengan yang saya alami. Hidup tanpa pengharapan adalah mengkerut dan mati.
Hal pertama yang saya lakukan ketika boleh meninggalkan rumah sakit adalah pergi ke perpustakaan setempat dan berkenalan dengan musuh saya. Saya menjumpai ada 497 buku! Di mana harus memulainya.
Saya mulai dengan judul umum -- kanker payudara. Saat saya mempelajari setiap buku, mudah untuk mengatakan buku mana yang tidak layak untuk saya baca. Buku-buku yang berisikan statistik yang membunyikan lonceng kematian dengan cepat saya kembalikan ke rak buku agar lebih berdebu lagi.
Sebaliknya, saya menemukan potongan-potongan dan sebagian informasi yang lebih membantu. Saya belajar, bahwa untuk setiap macam kanker, ada seseorang yang telah menaklukkannya. Ini adalah harapan yang saya butuhkan. Sejak saat itu saya memutuskan untuk menabuh genderang perang. Meskipun prediksi medis terhadap penyakit saya buruk, ini akan menjadi "Ibu dari Segala Peperangan"! Menang atau mati! Saya akan menggunakan setiap sumber daya yang ada untuk mengalahkan kanker ini.
Selama satu setengah tahun saya berlomba dengan waktu membaca setiap buku dan menjalani setiap terapi konvensional -- pembedahan, kemoterapi, radiasi, dan terapi hormon. Akhirnya, sebagai pilihan akhir, saya menjalani transplantasi sumsum tulang otolog. Ketika cara ini juga gagal meremisikan kanker saya, dunia medis mengumumkan saya "tidak ada harapan."
Tidak siap untuk berbaring dan mati, saya memandang dari sudut pandang berbeda. Strategi perang saya ubah. Dalam lima minggu setelah memulai program detoksifikasi dan diet yang ketat di bawah pengawasan seorang konselor nutrisi, kanker saya telah lenyap.
Buku ini adalah hasil dari semua materi yang telah saya pelajari tentang kanker bahkan di saat harapan medis sepudar nyala lilin. Andaikata saja saya menemukan buku ini di perpustakaan hari itu di saat saya mencari pertolongan dan harapan. Dengan rendah hati, saya mengakui bahwa tidak ada sesuatupun dalam buku ini yang dapat dipakai sebagai klaim terhadap kuasa kesembuhan. Meski demikian, saya harap informasi di dalam buku ini membantu anda bertanggungjawab mengontrol kesehatan anda
dengan cara paling efektif yaitu menyediakan apa yang dubutuhkan tubuh anda untuk melenyapkan kanker. Tubuh anda adalah kuncinya. Nutrisi adalah pencetaknya, namun anda lah yang harus memutarnya. Sebagaimana yang telah saya lakukan, dan orang-orang yang sembuh melalui buku ini. Kini giliran anda untuk membukakan pintu menuju kesembuhan dan kesehatan anda dan sesama.
Kisah Peperangan
|